Doa bagi negara-negara di seluruh Benua Afrika
Doa bagi Misi Penginjilan di Negara Afrika Barat
Seorang yang baru percaya kepada Kristus di Afrika Barat telah disiksa karena menolak untuk mengingkari Yesus sebagai Tuhan dan JuruSelamatnya. Sesudah dia dibebaskan, dia berkata, "Saat saya sedang dipukuli, dalam hati aku merenung, Yesus juga mengalami perlakuan serupa. Mengapa aku tidak? Darah kita merupakan pupuk bagi Injil." Seorang misionaris mengajak orang Kristen untuk mendukung petobat baru tersebut dan teman-temannya:"Doakan mereka, meskipun kamu tidak tahu nama mereka, namun Allah Maha Tahu." Terpujilah Allah atas iman yang telah dimiliki oleh orang tersebut. Doakan agar kesaksiannya dapat menyentuh banyak hati dan dapat membawa ribuan jiwa kepada Kristus. Berdoa juga supaya anda tetap setia saat anda menghadapi penganiayaan.
Sumber: FRIDAYFax Januari, 2000
Doa bagi negara Afrika Selatan
Afrika Selatan ada di persimpangan baik secara budaya, spiritual,
dan secara fisik. Skala kemiskinan dan penderitaan di benua Afrika
sungguh menakutkan. Di negara seperti Afrika Selatan, banyak tragedi
yang dialami termasuk adanya wabah AIDS. Salah seorang perwakilan
dari "Walk through the Bible" menceritakan secara terperinci tentang
bagaimana organisasi tersebut memberikan respon terhadap krisis yang
terjadi di Afrika Selatan. Tahun yang lalu organisasi ini
menyelenggarakan kursus 'Hope for Africa' yang merupakan jawaban
Allah terhadap masalah AIDS dan kursus ini mendapat sambutan yang
positif di seluruh Afrika. Sebuah konferensi telah diselenggarakan
pada minggu pertama di bulan Mei untuk memperlengkapi para pemimpin
gereja dengan pelayanan outreach dan penginjilan bagi penduduk
Afrika Selatan.
Sumber: Mission Network News, May
Sebuah pelayanan radio membantu para pendengarnya untuk menjadi
seorang yang "lebih dari para pemenang" di Afrika Selatan. Pelayanan
radio tersebut telah membuktikannya saat menghadapi tantangan di
masa-masa krisis yang melanda negara ini. Problema AIDS yang menjadi
pokok permasalahan. Di suatu tempat dimana stasiun-stasiun radio
Kristen tidak diijinkan masuk, Trans World Radio (TWR) menemukan
cara untuk menembus tempat-tempat tersebut. Perwakilan dari TWR
mengatakan bahwa stasiun-stasiun radio komunitas diperlukan untuk
memenuhi kuota materi keagamaan. "Saat ini kami sedang berusaha
menyediakan program-program di wilayah-wilayah strategis yang
berlandaskan pada ajaran Alkitabiah. Saat ini TWR merasa perlu untuk
memenuhi kebutuhan komunitas-komunitas ini dimana televisi tidak
bisa diakses dan dimana tingkat kemiskinan sangat tinggi."
Perwakilan dari TWR mengatakan bahwa salah satu proyek TWR yaitu
"Project Mofenyi" (moh-FAY-nee) telah meningkatkan kesadaran
terhadap AIDS. Program ini menyediakan beberapa cara untuk menolong
orang-orang memikirkan tentang perawatan di rumah, bagaimana
mengatasi kemiskinan, membawa perspektif Alkitabiah untuk
menunjukkan kepada mereka bagaimana mencegah mereka dari terinfeksi
HIV/AIDS, sekaligus memberitakan Injil dan mensharingkan tentang
Kabar Baik.
Sumber: Mission Network News, October 24th, 2003
Seorang Kristen menyelenggarakan konferensi pelatihan bisnis di kota
Durban, Afrika Selatan, dan kesaksiannya didengarkan oleh lebih dari
1000 mahasiswa dan para profesional yang mengikuti konferensi. Saat
konferensi berakhir, ada sebanyak 373 kartu respon dari peserta
konferensi yang telah berdoa untuk menerima Yesus sebagai
Juruselamat mereka secara pribadi dan 615 orang telah mendaftarkan
diri untuk mengikuti kelas-kelas follow-up yang ditawarkan di
seluruh kota.
Sumber: Advance, June 1, 2003
"Kami memulai hari ini di Afrika Sub-Sahara dimana sekitar 13 juta
anak menjadi yatim piatu karena HIV/AIDS." demikian laporan
perwakilan dari "AIDS, Orphans and Street Children" (AOSC) yang
bermitra dengan "Teen Mission International". Perwakilan tersebut
mengatakan bahwa AOSC membantu "Teen Mission" dalam menjangkau
anak-anak miskin dengan mencukupi kebutuhan fisik mereka.
"Kami sudah membangun 5 unit penyelamatan anak yatim. Kami
mempunyai 10 anggota staf nasional yang sudah selesai dari
Sekolah Alkitab dan Pelatihan dimana mereka bertugas untuk
menjangkau anak-anak tersebut. Dengan demikian, anak-anak itu
mempunyai tempat untuk bernaung dan mendapatkan pengobatan dasar
jika sakit. Kami juga mengajar mereka berkebun dan menanam
makanan untuk keperluan mereka. Selain itu, mereka juga
memberitakan Injil kepada orang-orang Afrika muda ini. Kami
mendirikan dan mengadakan Sekolah Minggu. Kami menyelenggarakan
Kamp Kristen sebulan sekali. Anak-anak akan datang dan mereka
mengikuti sekolah Injil Liburan."
Banyak anak Afrika Selatan yang datang kepada Kristus.
Sumber: Mission Network News, Feb 14, 2003
Di Sub-Sahara Afrika ada lebih dari 13 juta anak-anak menjadi yatim
piatu karena HIV/AIDS. Jacqui Bond melayani bersama dengan "AIDS,
Orphans and Street Children" (AOSC), partner dari Teen Missions
International. Bond mengatakan bahwa AOSC sedang menolong Teen
Missions untuk mencukupi kebutuhan fisik dari anak-anak itu.
"Kami telah membangun lima tempat yang kami sebut sebagai unit
penyelamatan anak-anak yatim piatu. Kami telah memiliki 10 staf
nasional yang sudah menyelesaikan Teen Missions Bible School dan
pelatihannya. Sekarang mereka sedang menjangkau dan melayani
anak-anak yatim piatu ini. Dengan demikian anak-anak itu punya
tempat tujuan ketika membutuhkan bantuan kesehatan. Kami juga
mengajarkan bagaimana berkebun dan menanam pohon untuk mencukupi
kebutuhan pangan mereka sendiri."
Selain itu, mereka juga menceritakan tentang Injil kepada para anak
dan remaja di sana. Mereka juga mengadakan Sekolah Minggu. Selain
itu, juga diadakan acara kemah Kristen sekali sebulan.
Sumber: Mission Network News, February 14th, 2003
Akhirnya, kerinduan umat Kristen di Afrika Selatan untuk menjangkau
bangsa mereka telah tercapai, dimana ada sekitar 180.000 orang yang
mendengar berita mengenai Yesus Kristus. Dengan membawa sebuah
proyektor tua dan generator portable, Jan melakukan perjalanan di
wilayah Afrika Selatan dan memutar film YESUS. Sebelum memutar film
tersebut di suatu wilayah, Jan menghubungi para pendeta lokal di
wilayah tersebut dan meminta mereka untuk melakukan pelayanan
follow-up bagi setiap orang yang memberikan respon, setelah
menyaksikan penayangan film YESUS. Jan bahkan tidak segan untuk
mengeluarkan uang dari dompetnya sendiri untuk melakukan
pelayanannya tersebut.
Sumber: Mission Network News, October 14th, 2004
"Dia adalah seorang wanita sederhana yang melakukan sesuatu yang
masuk akal dan realistik. Namun, justru dialah yang dipakai Yesus
untuk mendirikan sebuah gereja di perkampungan gelandangan yang
penduduknya berjumlah 450 orang.", seperti yang telah dilaporkan
oleh Danie Vermeulen, koordinator DAWN di Afrika Selatan. "Kerry
merupakan jemaat biasa dari gereja di Richards Bay, Afrika Selatan.
Dia menjadi tenaga sukarelawan untuk mengatur air dan makanan bagi
para wanita dengan bayi mereka yang sedang menunggu dokter di
Kwambonami. Suatu hari, ada banyak makanan yang tersisa dan dia
merasa bahwa Tuhan menghendaki ia supaya pergi ke daerah di Kamp
Slovo, untuk mencari apakah ada orang yang kelaparan di sana. Di
Slovo, dia menemukan ada 450 orang yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Oleh kerena tersentuh dengan keadaan tersebut, maka dia
memutuskan untuk membawa makanan ke daerah tersebut setiap hari.
Pada hari yang ketiga, ada tiga orang yang mendekati dia. Ternyata
mereka adalah para pemimpin dari komunitas tersebut. "Kami ingin
berbicara dengan Anda. Mengapa Anda melakukan hal ini? Mengapa Anda
memberikan makanan kepada orang-orang ini?", tanya mereka. "Yesus
menghendaki agar saya melakukan hal ini.", jawab Kerry. "Jadi, di
perusahaan manakah Yesus bekerja?", tanya salah seorang dari mereka.
"Dia tidak bekerja untuk sebuah perusahaan." jawabnya. "Dia adalah
Tuhan." "Dapatkah kami bertemu Yesus, Tuhanmu itu? Jika dia mau
melihat 450 orang penghuni kampung gelandangan ini, maka Dia
pastilah Tuhan yang sebenarnya. Jika kami dapat bertemu Dia, maka
seluruh komunitas yang berada di sini akan melayani Dia.", kata
salah satu mereka. Kerry memberi tahu mereka bahwa dia akan
memperkenalkan Yesus pada hari Sabtu. Setelah itu, dia kembali ke
gerejanya. Dia meminta film mengenai Yesus dan 1000 bungkus makanan
untuk hari Sabtu, sehingga tiap orang akan cukup mendapat makanan
dan melihat bahwa pemeliharaan Tuhan tidak pernah berhenti, bahkan
dia memiliki lebih dari cukup untuk semua.
Pada hari Sabtu, setiap orang dapat makan sepuas mereka. Ini
merupakan makanan terbaik yang pernah mereka makan. Pada hari itu,
ada beberapa anak yang baru pertama kali makan daging selama hidup
mereka. Pada sore harinya, mereka menonton film mengenai Yesus.
Akhirnya, mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Sebuah
gereja didirikan di sana dan dikenal sebagai gereja Kamp Slovo --
melalui seorang wanita yang mau dipakai Yesus.", kata Vermeulen.
Sumber: Mission Network News, July 16, 2004
AFRIKA SELATAN
Di Afrika Selatan, jutaan orang sedang menderita kelaparan karena
mereka kekurangan makanan dan air. Perwakilan dari Trans World Radio
menggambarkan situasi itu sebagai berikut. "Kami menyaksikan situasi
dimana makanan mulai habis di banyak wilayah. Zimbabwe kemungkinan
wilayah yang terburuk saat ini, diikuti Swaziland dan Botswana dan
wilayah Northern Cape di Afrika Selatan. Jika hujan tidak segera
turun maka Afrika akan berada dalam situasi yang sulit. Perwakilan
ini juga mengatakan bahwa TWR merupakan organisasi vital karena
mereka mensharingkan informasi penting melalui siaran radio. Dengan
demikian, kami dapat menceritakan kepada orang banyak tentang hal-
hal yang benar terjadi. Siaran radio ini bisa digunakan untuk
meminta dukungan doa dari banyak orang di berbagai belahan dunia
agar terjadi perubahan di Afrika, sekaligus sebagai media untuk
mengirimkan informasi.
[Sumber: NEWSBRIEF--2003-12-23]
Pokok Doa:
- Berdoa agar banyak orang yang bertelut untuk mendoakan Afrika
Selatan sehingga bencana kelaparan yang dihadapi bisa segera
diatasi.
- Doakan supaya kesempatan ini bisa dipakai oleh organisasi Kristen
yang saat ini aktif melayani di Afrika Selatan untuk mensharingkan
tentang Kabar Baik kepada para penduduk.
ACSI (Association of Christian Schools International) meluncurkan
program ´School In A Bag´ bagi anak-anak para penderita AIDS di
Afrika Selatan. Satu dari sembilan orang Afrika Selatan terinfeksi
virus yang disebabkan oleh AIDS. Kebanyakan yang meninggal ini
adalah para orangtua, dan dampaknya ratusan anak menjadi yatim piatu
dan menjadi kepala keluarga. Perwakilan dari ASCI menjelaskan
tentang proyek pendidikan nontradisional ini. Biasanya program
pemberantasan buta huruf menggunakan alat-alat peraga bergambar
beruang Teddy dan es krim. Namun peraga tersebut sudah tidak cocok
lagi jika digunakan untuk mengajar anak-anak yang berusia 9-11 tahun
yang hidup di jalanan. Mereka telah dapat melihat kenyataan hidup.
Karena itu, ASCI akan menerapkan kurikulum yang mereka miliki."
Program dengan kurikulum baru tersebut akan diujicobakan bulan depan
bersama dengan pusat-pusat sumber baru. Diharapkan, proyek
pendidikan tersebut akan diluncurkan secara resmi pada Juni nanti.
"Kami sedang melatih para relawan untuk membagikan ´School in A Bag´
kepada anak-anak. Kami melatih mereka supaya bisa memberikan kursus
pendidikan dasar kepada anak-anak sesuai dengan kurikulum yang ada."
Kurikulum yang dibuat ASCI mencakup realita hidup di dunia yang
rusak ini dan mengarahkan anak-anak jalanan kepada pengharapan yang
bisa mereka miliki di dalam Yesus -- Allah yang mengasihi mereka dan
menginginkan mereka menjadi milik-Nya.
Sumber: Mission Network News, January 28th 2005
Kejahatan yang merajalela di Afrika Selatan menghantam dengan keras komunitas misi beberapa waktu yang lalu. Misionaris dari Trans World Radio (TWR), Doug dan Madeleen, ditodong dengan pistol dan diculik setelah mobil mereka dibajak dengan keji di Johannesburg. Para penculik itu mengancam akan membunuh mereka berdua. Ray dari TWR mendapat e-mail dan mengatakan bahwa telah terjadi suatu mukjizat. "Orang yang menodongkan senjata kepada mereka mengatakan, `Sebenarnya saya akan membunuhmu, namun ada banyak orang yang mendoakanmu, saya tidak jadi membunuhmu.`" Meski mereka selamat dan tidak terluka. Penculikan itu membuat para misionaris lain ketakutan. "Ketika penculikan itu terjadi, semua misionaris yang bekerja di sana dan mendengar peristiwa ini menjadi ketakutan. Selama bulan-bulan berikutnya, para misionaris khawatir kalau mereka juga diculik." Tak urung lagi, kekhawatiran dan ketidakstabilan kondisi itu menghambat kinerja mereka.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Oktober 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10502 |
Pokok Doa
Dengan runtuhnya sistem masyarakat Zimbabwe, orang-orang Kristen terlatih dari Bible League (Persekutuan Alkitab) di gereja-gereja Sidang Jemaat Allah di Republik Afrika Selatan menyadari bahwa mereka berada di garis depan pelayanan. Diperkirakan ada tiga juta orang Zimbabwe yang mengungsi ke Afrika Selatan karena kekacauan sosial di tanah air mereka, dan orang-orang percaya Afrika Selatan menginjili dan memuridkan para pengungsi itu. Yang membuat pelayanan sulit dilakukan di Afrika Selatan adalah gelombang kekerasan "antiorang asing" terhadap para imigran dan pengungsi dari Zimbabwe. Orang-orang Kristen terlatih dari Bible League begitu bersemangat melayani di gereja, penjara, sekolah tinggi Alkitab, dan di jalanan Johannesburg di mana para pengungsi Zimbabwe tinggal. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2008, Volume 26, No. 10 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | South Africa: RSA Churches Reach Out to Zimbabwe Refugees |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Seorang mantan perwira polisi pada era apartheid Afrika Selatan datang dan membasuh kaki orang-orang yang dulu pernah ia perlakukan tidak baik saat ia masih memimpin salah satu pasukan yang paling ditakuti.
Pembasuhan kaki tersebut terjadi selama "persekutuan pria" yang diadakan untuk menindaklanjuti persekutuan "pria perkasa" yang dipimpin oleh Pendeta Angus Buchan pada bulan Mei, yang dihadiri oleh sekitar 140.000 orang. Adriaan Vlok bertanya kepada sekitar 500 orang pada persekutuan itu jika saja ada mantan polisi atau tentara di antara mereka yang berjuang untuk rezim apartheid dan bisa dia mintai maaf.
"Saat itu sangat emosional. Mereka menangis dan orang terakhir benar-benar tersentuh. Mereka memaafkan saya," kata Vlok kemudian di rumahnya di Pretoria. "Kebijakan apartheid sama sekali tidak berdasarkan kasih. Kebijakan tersebut menyakiti banyak orang." (t/Dian)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | South Africa: Ex-Apartheid Policeman Washes Feet of Former Subordinates |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok Doa:
Mengucap syukur untuk para petobat baru di Afrika Selatan. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan dan memampukan mereka untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi, serta membagikan kesaksian hidup mereka kepada orang-orang di sekitar mereka.
Berdoa agar orang-orang percaya yang pernah menjadi korban kekerasan pada era apartheid di Afrika Selatan dapat dipulihkan kehidupannya oleh Tuhan.
Karena terbiasa dibesarkan di ladang misi seorang Opthalmologist (dokter spesialis mata) berkebangsaan Amerika, Dr. Devin Harrison, pergi melayani ke Afrika dan memberi bantuan medis kepada orang- orang buta. Dr. Devin Harrison dari "Christian Blind Mission International" ini mengatakan, "Di Afrika, kemungkinan hanya ada seorang Opthalmologist untuk satu juta populasi. Saat saya tinggal di Seattle, seorang Opthalmologist untuk 15.000 orang. Jadi, ada sangat banyak pasien buta yang tidak mendapat akses perawatan sama sekali, terutama di Afrika." Menurut Harrison, menolong orang-orang buta ini agar dapat melihat kembali secara fisik merupakan sarana yang bagus bagi penginjilan. "Saya dapat menyediakan perawatan berkualitas bagus bagi banyak orang, terutama di wilayah-wilayah Muslim yang tidak terbuka bagi Injil. Ketika Anda merawat kebutuhan fisik dari para pasien, ada kemungkinan mereka menjadi lebih terbuka untuk belajar lebih banyak tentang kekristenan."
Sumber: Mission Network News, October 24th 2002
Para staf dan mahasiswa perwakilan dari semua gerakan IFES (International Fellowship of Evangelical Students) di Afrika telah berkumpul di Bamako, Mali untuk mengadakan konferensi pada tanggal 18-30 Agustus 2002. Tema konferensi ini adalah: "Yesus Kristus: Harapan bagi Afrika di Milenium Ketiga" (Jesus Christ: The Hope for Africa for the Third Millennium). Selain mengucap syukur untuk segala yang Allah kerjakan di Afrika, para peserta konferensi mengevaluasi pelayanan penginjilan yang telah mereka lakukan, dan pendidikan bagi para mahasiswa Kristen. Para peserta juga bertukar pikiran tentang cara-cara bagaimana menjadi saksi-saksi Kristus yang lebih efektif. Afrika menghadapi rintangan-rintangan yang sangat besar di bidang ekonomi, kerusuhan, dan penyebaran penyakit AIDS. Femi Adeleye (Sekretaris Regional) menuliskan: "Resolusi-resolusi dari konferensi ini diharapkan dapat memberikan semangat baru untuk mewujudkan transformasi masyarakat." Beberapa pemimpin yang mengikuti konferensi di Bamako ini memiliki beban berat dalam pelayanan. Mereka butuh penyegaran rohani bagi kehidupan mereka secara pribadi, dan bagi pelayanan yang mereka lakukan.
Sumber: IFES Prayerline: Africa, 22 Aug 2002
Segera sesudah Gene dan Jean Phillips ditangkap di rumah kediaman mereka di Afrika, orang-orang Kristen di seluruh dunia mulai mendoakan pasangan pensiunan misionaris dari Southern Baptist ini, yang tinggal di Lesotho, sebuah negara kecil di Afrika. Dengan cepat pokok doa untuk mereka tersebar di internet dan mencapai puncaknya saat para penculik membuat keputusan untuk melepaskan mereka di sebuah daerah terpencil di Afrika. Beberapa jam sesudah pasangan misionaris itu mengetahui tentang jaringan doa yang terbentuk di seluruh dunia untuk mendoakan mereka, pasangan Phillips diwawancarai oleh petugas penegak hukum setempat yang menuliskan laporan kepada polisi setempat: "They were not killed because of prayer" (Mereka tidak dibunuh berkat doa-doa yang dinaikkan).
Pasangan Phillips telah melayani di Afrika hampir selama 50 tahun. Seseorang bertanya kepada pasangan tersebut, "Setelah pengalaman yang kalian alami tersebut, apakah kalian masih ingin pergi ke Lesotho? Dan apakah kalian akan tinggal di sana setelah peristiwa penculikan yang kalian alami?" Setelah berpikir sejenak, Jean menjawab, "Ya, untuk kedua pertanyaan tersebut. Seperti yang dapat dilihat, banyak jiwa diselamatkan dan banyak benih ditaburkan melalui penderitaan yang kami alami. Kami percaya bahwa Allah akan terus menuai panenan di Lesotho." Pasangan Phillips telah melewati waktu-waktu yang paling menakutkan di sepanjang sejarah Afrika. Ketika terjadi peperangan sipil di Rhodesia (sekarang bernama Zimbabwe), mereka tinggal di wilayah yang di kelilingi hutan, ditambah dengan penculikan di Lesotho yang hampir merenggut nyawa mereka. Namun hal ini justru membuat pasangan tersebut senantiasa bergantung pada Allah yang menjaga keselamatan mereka. Jean Phillips ditugaskan sebagai misionaris dari Southern Baptist pada tahun 1956 dan melayani di Rhodesia selama 40 tahun. Sesudah pensiun, Jean dan suaminya, Gene, melayani di Lesotho kemudian ke Bostnawa sebagai misionaris sukarelawan. Awal tahun 2002, mereka kembali ke Amerika Serikat.
Sumber: March 21, Baptist Press News
Informasi berikut ini merupakan jawaban doa dari informasi tentang Afrika yang dimuat dalam e-JEMMi Edisi 06/24/2003. Secara ringkas informasinya menjelaskan tentang World Bible Translation Center (WBTC) yang sedang mencari dana untuk mencetak dan mendistribusikan 100.000 Alkitab (dalam bahasa Inggris yang mudah dibaca) di Afrika. (Mission Network News, May 15th, 2003).
Mission Network News Edisi October 20th, 2003 menjelaskan bahwa Alkitab-alkitab tersebut saat ini telah sampai di Afrika. World Bible Translation Center telah mengirimkan 100.000 Alkitab (dalam bahasa Inggris yang mudah dibaca) ke Afrika dengan menggunakan kapal. Kiriman ini telah sampai dengan sukses di 4 pelabuhan yang ada di Afrika. Alkitab-alkitab ini akan didistribusikan oleh gereja- gereja lokal yang ada di Uganda, Afrika Selatan, Ghana, dan Kenya. Saat ini baru 1 diantara 30 penduduk Kristen Afrika yang telah memiliki Alkitab sendiri. Dengan adanya pengiriman Alkitab ini diharapkan semakin banyak orang percaya di Afrika yang bisa memiliki Alkitab dan mereka bisa semakin dekat kepada Allah karena semakin mengenal Firman-Nya.
World Bible Translation Center (WBTC) sedang mencari dana untuk mencetak dan mendistribusikan 100.000 Alkitab (dalam bahasa Inggris yang mudah dibaca) di Afrika. Alkitab-alkitab ini akan dicetak di Beijing dan dikirim melalui kapal dari Cina ke dua pelabuhan di Afrika. Alkitab-alkitab ini akan dibagikan kepada gereja-gereja dan pelayanan-pelayanan guna mendukung program penginjilan yang mereka lakukan.
Sumber: Mission Network News, May 15th, 2003
Orang-orang Afrika menghadapi ketakutan yang sangat besar. Kelaparan, perang, pemusnahan suku yang dilakukan secara terus menerus, dan wabah AIDS yang melanda ke seluruh negeri benua ini. Banyak orang menawarkan pemecahan masalah yang dihadapi oleh Afrika ini, tetapi seperti yang dikatakan oleh Bob Hoskins dari Book of Hope, intinya "Jika tidak ada suatu perubahan budaya, maka tidak akan ada harapan. Kita tahu bahwa satu-satunya yang benar-benar dapat memberi transformasi dan membawa perubahan tersebut adalah hati dan hidup yang mau diubah. Yang mampu mengubah hati dan hidup adalah Firman Tuhan. Itulah sebabnya, ´Book of Hope´ menjadi salah satu sarana penting untuk memberitakan keselamatan di Afrika." Kebenaran dari Firman Allah mengakibatkan perubahan dan orang-orang memberikan respon terhadap pengharapan Injil. Hoskin menambahkan, "Puji Tuhan, karena banyak pintu terbuka di seluruh Afrika bagi pelayanan kita. Pemerintah Afrika meminta kita untuk datang karena mereka tahu bahwa penyelesaian permasalahan di Afrika bisa diwujudkan hanya melalui transformasi hidup. Dan Firman Tuhan yang akan melakukannya! Kita sungguh terpana melihat apa yang terjadi di Afrika melalui pendistribusian Book of Hope."
Sumber: Mission Network News, November 15th, 2004
Salah seorang siswa dari organisasi misi Operation Mobilisation merintis sebuah gereja di tempat kelahirannya -- sebuah negara Muslim di Afrika. Setelah beberapa waktu gereja ini berjalan, siswa ini memutuskan untuk mencari tempat ibadah yang lebih besar bagi jemaat barunya dan akhirnya dia bisa menemukan tempat itu.
Krisis air bersih mulai bermunculan di Afrika. Masalah ini menjadi perhatian bagi pelayanan di Afrika. Perwakilan dari Living Water International, Jerry Willes, mengatakan bahwa mereka memulai pekerjaannya di Republik Afrika Tengah dan Liberia, sambil melihat kemungkinan untuk mengembangkan proyek-proyek lain di bagian Afrika yang lain. "Saat ini, kami tidak bisa secara terbuka menjelaskan secara rinci tentang pelayanan yang kami lakukan. Namun, negara- negara yang menjadi sasaran pelayanan kami adalah negara-negara di mana kami tidak pernah melakukan pelayanan di sana sebelumnya. Tuhan telah menyediakan dana bagi kita untuk memulai beberapa inisiatif pelayanan di sana, yaitu dengan membuat sumur dan memperbaiki pompa air dan juga pelatihan kesehatan dan kebersihan." Willes mengatakan bahwa populasi yang tidak memiliki akses ke air bersih adalah sama dengan populasi yang paling jarang mengenal Injil. Willes menyebut ini sebagai suatu kesempatan pelayanan yang sangat indah. "Kami adalah salah satu organisasi yang menyediakan air minum yang bersih dan aman, dan kami juga sekaligus menyatakan tentang Air Hidup yang ada dalam Alkitab, yaitu Yesus Kristus. Saat ini, sekitar dua juta orang akan minum air yang bersih dan aman sebagai hasil dari salah satu pelayanan Living Water International di seluruh dunia. Namun, itu baru sebagian kecil dari total populasi yang tidak memiliki akses ke sumber air bersih."
Sumber: Mission Network News, August 10th, 2004
Suatu hari, istri seorang tuan tanah di wilayah itu menderita sakit parah; jemaat gereja mendoakan dia, dan Yesus menyembuhkannya. Tersentuh dengan peristiwa tersebut, seluruh keluarga dari tuan tanah ini melihat bahwa Yesus adalah Juruselamat, dan bersedia menerima-Nya di hati mereka. Para pemimpin Muslim mendengar berita tentang aktivitas gereja tersebut dan mereka mengeluh kepada penguasa-penguasa setempat. Namun usaha mereka sia-sia. Pemerintah mengatakan bahwa berdirinya gereja di wilayah itu tidak menjadi masalah. Orang-orang diijinkan untuk memeluk agama Kristen dan mengikuti ibadahnya. Mendengar keputusan tersebut, seorang imam sangat terganggu. Dia mulai memberi peringatan kepada penduduk di wilayah itu tentang adanya orang-orang Kristen tersebut melalui loudspeaker. Penduduk di wilayah itu sekarang mengetahui informasi tentang keberadaan orang Kristen dan dimana mereka beribadah. Karena itu penduduk mendatangi gereja tempat orang-orang Kristen beribadah untuk mengetahui apa sebabnya mereka menerima peringatan seperti itu. Berkat peringatan tersebut ada 40 penduduk yang ikut menghadiri ibadah di gereja. Sekali lagi, imam memberi peringatan keras kepada para penduduk; dan kali ini jemaat gereja bertambah menjadi 400%.
[Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-458, 31 October 2003]
Pokok Doa:
Umat Kristen sangat dibutuhkan untuk membantu penginjilan Gereja- gereja di Afrika (MNN). Sementara itu, pelatihan misi untuk Afrika Timur pada dasarnya sangatlah sederhana, yaitu meliputi: mengatur jalannya pelatihan penginjilan serta penyebaran bahan EvangeCubes. Wakil dari Global Missions Fellowship, Nathan Sheets mengatakan bahwa mereka membantu gereja di Afrika mempersiapkan diri untuk mampu secara pribadi memberitakan Injil kepada 4 juta orang yang belum percaya di Afrika Timur. Sheets mengatakan bahwa mereka akan sangat sibuk di musim panas ini. "Kita telah memobilisasi kira-kira 600 orang dari Amerika Utara untuk terlibat dalam membantu kerjasama dengan gereja-gereja yang ada dalam hal membantu penginjilan, pemuridan, dan membangun gereja-gereja baru." Sheets mengemukakan bahwa sejak bulan Maret, respon gereja-gereja di Afrika tersebut sangatlah hebat. Setelah mendapatkan peralatan dan pelatihan, mereka mengembangkannya sendiri. "Kita telah melihat 27 ribu lebih orang Afrika dilatih dan melatih bersama Evangecubes, sedangkan kami hanya punya bahan Evangecubes lengkap untuk melatih 7 ribu orang saja. Tapi dari 7 ribu orang itu, mereka keluar dan mengabarkan Injil dengan 30 ribu orang lainnya. Hasilnya 11 ribu orang datang pada Kristus dan 63 gereja baru dimulai."
[Sumber: Mission Network News, August 23th 2005]
Menurut perwakilan dari Bible Pathways, sepertiga populasi penduduk dunia berusia di bawah 15 tahun. Lebih dari 65% di antaranya sudah percaya kepada Kristus sebelum mereka mencapai usia dewasa. Namun, di wilayah dimana wabah AIDS merebak dan membunuh orang-orang dewasa, urusan menjangkau anak-anak menjadi sangat terabaikan. "Sebagian besar anak itu tidak lagi hidup bersama keluarga mereka. Jadi, kami bekerjasama dengan pelayanan-pelayanan anak yatim piatu yang ada di Afrika dan India agar bisa menjangkau anak-anak itu. Kami telah mengirimkan materi-materi pemahaman Alkitab, Bible Pathway, dan juga Alkitab bagi orang-orang dewasa yang melayani anak- anak itu." Bagian dari tujuan pelayanan Bible Pathway adalah memberitakan pengharapan kepada anak-anak terabaikan di Afrika. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membantu banyak orang untuk mengenal Allah sebagai pencipta mereka. Allah memiliki rencana indah bagi kehidupan anak-anak terabaikan di Afrika. Mereka ada di dunia ini bukan karena kebetulan dan Allah ingin agar mereka mengenal-Nya dan menjadi Juruselamat bagi mereka.
[Sumber: Mission Network News, April 26th 2005]Penyakit malaria merupakan suatu tantangan bagi para misionaris yang sedang melayani di Afrika. Perwakilan dari Teen Missions International, Steve Peterson, mengatakan bahwa mereka telah mengadakan tempat-tempat latihan di Madagaskar, Malawi, Mozambik, Afrika Selatan, Zambia and Zimbabwe. "Beberapa kombinasi dari obat- obatan menurut dokter efeknya hanya untuk mengurangi ketegangan dan harganya sangat mahal, serta tempat untuk membelinya jauh dari tempat pelayanan kami." Jadi, walaupun obat-obatan tersedia bagi para misionaris, mereka tetap kuatir. "Teen Missions sangat memperhatikan pegawai, pelajar sekolah Alkitab, dan anak yatim yang kami layani." Doakan orang-orang di Zambia yang terserang penyakit ini, karena tempat latihan itu memiliki 2000 anak yatim yang juga harus mereka perhatikan.
Sumber: Mission Network News, February 28th 2005
Konflik dan wabah penyakit menjadi fokus pembicaraan dalam African Summit. Para pemimpin Uni Afrika selama dua hari membahas isu konflik dan kemiskinan. Untuk membangun kembali negara ini rasanya sangat sulit. Namun, perwakilan dari Worldwide Christian Schools mengatakan bahwa organisasinya akan mencoba untuk membantu daerah- daerah yang terkoyak oleh perang seperti Sudan, Liberia, dan Nigeria; ataupun daerah-daerah yang terkena tsunami. Kedua bencana tersebut mengakibatkan dampak bagi infrastruktur yang bisa dipulihkan dalam waktu jangka panjang. Berbicara mengenai infrastruktur, berarti sekolah juga termasuk di dalamnya. Perwakilan tersebut menjelaskan bahwa mereka bekerjasama dengan kelompok- kelompok penduduk asli yang bermukim di wilayah tertentu dimana mereka dapat memberikan dampak kepada komunitas setempat -- salah satunya dengan membuat proyek sekolah kecil. "Apa yang kami lakukan adalah bekerjasama dengan penduduk setempat. Memulai dengan proyek kecil, antara lain memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak akibat perang atau bencana yang banyak dijumpai di Sudan."
Sumber: Mission Network News, February 1st, 2005
Afrika--Ron Washer dari Association of Baptists for World Evangelism (ABWE) mengatakan bahwa tim dari program Community Health Evangelism (CHE) baru saja mulai dikirimkan ke Afrika Barat. Proyek-proyek CHE meliputi pengajaran akan kebersihan, pendidikan kesehatan dan gizi, termasuk pertanian dan sanitasi yang baik. Program ini juga membantu ABWE menjangkau daerah-daerah di mana mereka tidak dapat mengabarkan Injil secara tradisional. "Kami mengantisipasi jika daerah-daerah tersebut memberikan penolakan dalam beberapa bentuk. Namun, sekarang ini kami ada di daerah selatan yang lebih animistik dengan kebiasaan penyembahan roh-roh. Di sini orang Kristen atau muslim lebih sedikit daripada di daerah utara." Washer mengatakan mereka sangat membutuhkan guru-guru untuk melatih tim CHE. Menarik untuk melihat kemungkinan yang akan terjadi. "Ini sedang terjadi, namun kami dapat melakukan lebih banyak lagi jika saja kami sudah memiliki personel yang rela melakukannya." ... dan orang-orang di sana? "Mereka memberi respons yang sangat bagus--kami percaya Tuhan menggunakan ini untuk benar-benar menjangkau komunitas-komunitas kecil ini di mana gereja-gereja lebih sulit didirikan."
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
Pokok Doa:
Afrika -- Duta kesehatan, Terry Dalrimple mengatakan bahwa struktur Community Health Evangelism (CHE) mereka yang ada di desa wilayah Mbale, Uganda, mungkin akan dijadikan percontohan. Sasaran mereka adalah unit-unit keluarga. "Para pekerja yang akan menetap ini akan bekerja dengan sejumlah keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka. Dalam proses tersebut, banyak dari orang-orang ini yang datang kepada Kristus. Mereka dibawa ke gereja. Sedangkan untuk anak-anak yatim piatu yang mengidap AIDS, telah diambil langkah ekstra dengan menempatkan program khusus bagi anak-anak tersebut." Karena keluarga WHOLE ikut dalam bagian pelayanan outreach ini, anak-anak tersebut juga ikut berpengharapan dalam Kristus. Dalrimple menyampaikan bahwa mereka sedang menghadapi masalah 12 juta anak- anak yatim piatu penderita AIDS di Sub-Sahara Afrika, dilayani per keluarga. "Jalan keluarnya adalah dengan cara agar komunitas orang- orang Kristen bisa mengorganisasi komunitasnya untuk datang kemari dan menunjukkan kepedulian pada anak-anak yatim piatu mereka sendiri."
[Sumber: Mission Network News, Juli 2006]
Pokok Doa:
Dengan berjalan melintasi jalan setapak yang berdebu, saya sengaja menghindari tatapan marah mata seorang wanita gemuk yang sedang menumbuk padi. Sementara ia menumbuk padi itu dengan tenaga besar, bahunya yang kuat berkilauan tertimpa panas matahari Afrika. Matanya memancarkan ketidakramahan.
"I be taxa minto? (mau pergi ke mana kau?)" bentaknya. Saya menjawab dengan suara gemetar "M be taxamala (cuma mau jalan-jalan)" Saya bergegas pergi sebelum ia mengatakan hal lainnya.
Gundo M`Balo mengintimidasi semua misionaris wanita. Dia sangat tinggi dan kuat serta mudah marah. Ia membenci semua "perkataan Tuhan" meski suaminya, si kepala daerah, adalah orang Kristen yang taat.
Gundo sering mengancam akan mengguna-gunai para misionaris. Ia mencoba menggagalkan pertemuan-pertemuan pengajaran Alkitab sedapat ia mampu. Ia akan menumbuk-numbuk padi sepanjang pertemuan atau menyuruh anak-anak berlari ke arah tempat pertemuan untuk berteriak- teriak atau menangis.
Namun, meski ada gangguan tumbukan padi atau yang lainnya, pengajaran tetap berjalan. Dan Gundo, mau tak mau, juga ikut mendengar firman Tuhan yang perlahan mulai melunakkan kekerasan hati dan amarahnya.
Dia mulai mengambil tempat duduk di pertemuan dan akan mengupas kacang untuk menyibukkan dirinya.
Satu hari ketika saya berjalan melewati rumahnya lagi, saya sadar bahwa Gundo tidak lagi membentak saya. Dia juga tidak tersenyum atau menyapa saya, tapi juga tidak meneriaki saya lagi.
Saya mulai memerhatikan beberapa hal lain. Suara-suara yang muncul dari tumbukannya sudah berkurang. Gundo tidak lagi berteriak dan bertengkar dengan wanita-wanita lain. Di pertemuan Gundo juga sudah tidak mengupasi kacang. Ia kini duduk tenang, matanya terbelalak menunjukkan minat.
Akhirnya, firman Tuhan masuk dalam hatinya dan melunakkannya. Kini ia memercayai Kristus dan Gundo yang baru kini muncul. Air mukanya cerah dan ia tersenyum.
Sekarang ia mendengarkan dengan saksama pengajaran-pengajaran yang diberikan. Ia mulai membangun hubungan dengan orang Kristen lain serta para misionaris.
Kini para wanita senang melihat Gundo datang. Ia mulai mendorong mereka kepada Tuhan. Saat saya kembali ke Amerika untuk operasi, Gundo mengirimi saya surat:
"Aku sungguh mengucapkan selamat padamu. Aku tak akan melupakan kasih kami padamu. Atas segala yang kau lakukan untuk kami, kami tak akan melupakanmu. Kelahiran baruku, kau telah mengatakan banyak hal tentangnya, jadi aku pun tak akan melupakannya. Semoga Tuhan mengambil sakit penyakitmu."
Saat saya kembali ke desa, saya sangat terkejut ketika ada seorang wanita tinggi yang tersenyum dan memeluk saya erat-erat. Mengingat orang Malinke biasanya tidak terbuka menunjukkan perasaannya, saya tahu bahwa sambutan itu adalah dari seorang saudari ke saudarinya yang lain.
Saya sangat mengucap syukur pada Tuhan yang telah memakai Gundo untuk menunjukkan pada saya kuasa-Nya untuk mengubah hidup.
[Sumber: New Tribes Mission, Juli 2006]
Pokok Doa:
Trans World Radio mengabarkan bahwa satu tim produser radio merasa sangat bersukacita dengan adanya pendekatan penginjilan bernama OneStory. OneStory adalah metode pengajaran cerita Alkitab untuk para pelajar yang belajar melalui penuturan (secara lisan), dalam hal ini adalah para pengguna bahasa Fulfude dan Kanuri yang tuna aksara di Afrika Barat. Setelah diadakan pelatihan khusus selama setahun, para produser tersebut meluncurkan rekaman-rekaman baru. Rencana ke depan, tim ini akan merekam 21 kisah Alkitab baru untuk masyarakat di sana. Doakanlah agar Injil tertanam dalam hati mereka.
Sumber: Mission News, April 2007
Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9855
Pokok Doa
Air kehidupan mengalir melalui pelayanan yang menyediakan sistem penyediaan air bersih di Afrika. Sebanyak 30 ribu orang yang mendapatkan air bersih sangat berterima kasih kepada proyek En-Gedi Resource Center. Bruce Okkema bersama En-Gedi Resource Center yang baru saja kembali dari Afrika berkata, "Di setiap tempat yang kami kunjungi, saya berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan orang-orang di desa itu. Para pemimpinnya mengatakan proyek ini adalah bukti nyata bahwa ada Allah di Surga yang mengetahui keadaan mereka dan mengasihi mereka." Ketika orang-orang yang kami layani bertanya mengapa kami mau membantu mereka, hal ini menciptakan kesempatan yang sempurna untuk menyebarkan Injil. Okkema mengatakan banyak orang yang benar-benar tersentuh dengan proyek ini, "Salah satu kepala desa mengatakan kalau ia merasa seperti orang lumpuh yang duduk di tepi kolam Bethesda selama 38 tahun dan kami datang mengangkat dan memasukkan dia ke dalam air."
[Sumber: Mission Network News, Maret 2007]
Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9702
Pokok Doa:
Negara-negara Tanduk Afrika (the Horn of Africa) berada dalam kondisi yang membahayakan. Eritrea, Etiopia, dan Somalia saat ini sedang menghadapi ketidakstabilan yang terancam menyebar. Todd dari Voice of the Martyrs (VOM) mengatakan bahwa wilayah itu mengakui kebebasan untuk memeluk agama Kristen. Meskipun demikian, pada praktiknya daerah ini terkenal sebagai daerah penganiaya gereja yang sangat kejam. "Ketika Anda membicarakan ketidaktenteraman di sana dan beberapa kasus lain, kekerasan terbuka yang terjadi di negara-negara itu jelas membuat orang-orang Kristen di sana semakin terancam keselamatannya dan pertumbuhan gereja di sana." Ini merupakan suatu tantangan untuk orang-orang Kristen di luar daerah tersebut untuk memberikan dukungan pada penginjilan di wilayah Tanduk Afrika tersebut, sebagaimana disebutkan Nettlet. "Kadang-kadang e-mail diawasi, telepon disadap, perjalanan benar-benar dilarang sehingga sangat berbahaya dan sangat menantang kelompok-kelompok seperti Voice of the Martyrs untuk memberikan bantuan dalam bentuk apa pun atau termasuk dukungan atau pertolongan bagi orang-orang Kristen di sana.
[Sumber: Mission Network News, Januari 2007]
Pokok Doa:
Epidemi HIV/AIDS yang tersebar ke seluruh dunia tampaknya tidak akan melambat. Sebaliknya, epidemi tersebut merusak negara-negara termiskin di daerah Sub-Sahara Afrika. EV dari Global Action mengatakan, "Saya pikir banyak orang mengira bahwa AIDS akan punah dan keadaan akan semakin membaik. Akan tetapi, sebenarnya terdapat 5 juta kasus-kasus AIDS baru setiap tahunnya." EV mengatakan bahwa banyak negara miskin Afrika yang sangat menderita. Pada akhir tahun 90-an, gejala tersebut terlihat pada korban AIDS di Sub-Sahara Afrika. "AIDS menjadi penyakit yang menjalar dengan cepat di antara wanita dan gadis-gadis," ujar EV. Alhasil, banyak wanita kehilangan pekerjaan dan martabatnya. Untuk menanggulanginya, Global Action meluncurkan program-program usaha mikro untuk wanita di empat negara Afrika. Program-program tersebut memberikan keterampilan merintis bisnis bagi para wanita. Program-program itu juga memberikan pinjaman bagi mereka yang membutuhkan. Demikian juga dengan doa dan pedalaman Alkitab. "Saya rasa mereka sangat terbuka untuk Injil, untuk mendapatkan kasih dan pengharapan," ujar EV. "Banyak dari mereka yang terjepit dalam situasi yang tanpa pengharapan di bumi." (t/Uly)
Sumber: Mission News, April 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14087]
Pokok doa:
Doakan untuk masyarakat negara-negara Afrika yang menjadi tempat epidemi HIV/AIDS, terkhusus para wanita, agar segera mendapat pertolongan sehingga tidak mematahkan semangat dan harapan.
Berdoa agar ketika Injil diberitakan di antara masyarakat Afrika, Roh Kudus bekerja dan memampukan mereka mendapatkan harapan untuk hidup kekal di dalam Tuhan.
Doa Bagi Negara Afrika Timur
Sebuah pesawat yang berkapasitas 14 penumpang sedang dalam perjalanan menuju Afrika Timur. Pesawat ini akan memainkan peran penting dalam memberitakan Injil ke suku-suku yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil dan melayani para misionaris yang saat ini melakukan pelayanan di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Pesawat Cessna Grand Caravan bermesin tunggal akan bergabung bersama dalam misi penerbangan yang telah dilakukan oleh International Mission Board dan AIM AIR -- organisasi misi yang pesialisasinya adalah memberikan dukungan transportasi dan logistik bagi para misionari di Afrika Timur dan Afrika Tengah. Pesawat ini akan mendukung pelayanan dari 60 organisasi misi di Afrika Tengah dengan terbang ke tempat-tempat yang paling sulit dijangkau oleh pesawat. Berbicara tentang dedikasi dari pesawat tersebut, presiden IMB mengatakan, "Pesawat ini melambangkan kerjasama dari pelayanan yang kami lakukan bersama dengan organisasi-organisasi misi lainnya untuk mensharingkan Injil dan menggenapi Amanat Agung." "Pesawat ini menyatakan visi dari sinergi untuk menjangkau dunia yang terabaikan jauh melebihi apa yang dapat kita lakukan dengan menggunakan kekuatan sendiri."
[Sumber: CMDNet Weekly Update, December 13, 2003]
Pokok Doa:
"Pada musim semi tahun 2003, tidak seorang pun tahu bahwa penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Nyungwe, bahasa orang Afrika Timur, kemungkinan tidak akan bisa diselesaikan, karena Pendeta Semo, salah seorang penerjemah yang berperan besar, menderita stroke berat yang menyebabkannya tidak dapat berbicara. Sementara itu tidak ada seorang pun yang dipersiapkan ataupun memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin dari tim penerjemah tersebut." Demikian laporan Judy Boothe dari organisasi penerjemah Alkitab, Wycliffe. "Namun ternyata Tuhan memiliki rencana yang indah. Pendeta Semo disembuhkan di depan mata sanak keluarganya yang tinggal di desa kelahirannya -- dimana mereka telah sekian lama membenci Injil. Kebencian, pada akhirnya terkalahkan. Hal itu terjadi saat Pendeta Semo sedang mengunjungi rumahnya di desa kelahirannya tersebut. Ada dua orang saudara perempuannya yang bermimpi bahwa Pendeta Semo akan dapat berbicara kembali. Pada hari yang sama dengan kedatangan Pendeta Semo, seorang pengkhotbah keliling datang berkunjung ke desa tersebut. Ketika ia melihat Pendeta Semo, ia berkata, 'Hari ini, Anda akan dapat berbicara kembali.' Pengkhotbah itu lalu meletakkan tangannya di atas Pendeta Semo dan berdoa. Seketika itu juga Pendeta Semo kembali dapat berbicara. Seisi desa pun gempar, dan banyak penduduk berlarian untuk melihat keajaiban itu dengan mata mereka sendiri. Pendeta Semo tidak membuang-buang waktu, bersama dengan empat orang penduduk asli Nyungwe, dengan segera meneruskan pekerjaan penerjemahan Alkitab."
Menurut laporan Wycliffe, sekarang Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam 2.377 bahasa, dan sekarang ini masih ada 1.678 proyek penerjemahan Alkitab yang sedang dikerjakan. Staf Wycliffe terlibat dalam 1.376 proyek penerjemahan Alkitab. Pada tahun 2004, 82 proyek
baru sudah dimulai. Masih dibutuhkan penerjemahan Alkitab dalam 3.000 bahasa. Ada 6.912 bahasa yang sudah dikenal, dan pada tahun 2025 Wycliffe mentargetkan untuk mulai menerjemahkan Alkitab ke 6.912 bahasa tersebut.
[Sumber:Sumber FridayFax June 3, 2005]
Pokok Doa:
Afrika Timur -- Jeritan tangis para ibu dan bapak yang kehilangan satu lagi anak mereka akan menjadi pemandangan umum di Afrika Timur jika tidak ada sesuatu yang dilakukan untuk menanggulangi bencana kelaparan hebat di sana. Anggota World Vision, Nigel Marsh mengatakan, "Ada sekitar 38 juta orang yang jika tidak segera mendapatkan bahan makanan akan benar-benar terancam kematian. Jika kita tidak segera menanggapinya, kita akan segera melihat sekali lagi apa yang pernah terjadi di tahun 1980-an. Dan jika hujan tidak jadi turun di bulan Maret atau April -- kemungkinan besar inilah yang akan terjadi -- keadaan akan memburuk dengan cepat." Kenya, Somalia, Tanzania, Etiopia, dan Burundi adalah daerah-daerah yang terkena bencana paling parah. Sebagai orang Kristen, lanjut Marsh, kita diperintahkan untuk membantu. "Ini adalah kesempatan besar untuk menjangkau dan membagikan rasa kemanusiaan kita serta untuk berbicara mengenai apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita dan hidup mereka semua."
[Sumber diedit dari: Mission Network News, Maret 2006]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Afrika Utara
Jumlah orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus korespondensi Alkitab semakin meningkat di Afrika Utara.
International Needs Network bekerja sama dengan organisasi lain dalam menjalin persahabatan dan pemuridan bagi para peserta yang mengikuti kursus Alkitab ini. Baru-baru ini sudah ada sekitar 4.400 orang yang mendaftar. Organisasi ini merencanakan untuk mengembangkan kursus ini baik dari segi jumlah peserta maupun tempat penyelenggaraannya, khususnya di negara-negara Arab. Sebagai hasilnya, banyak dari peserta yang mempunyai kerinduan untuk terlibat dalam perintisan-perintisan gereja dan memberikan dukungan bagi para petobat baru lainnya melalui retreat-retreat yang diselenggarakan.
Sumber: Mission Network News, October 6th, 2003
Di Phoenix, Afrika Utara, pengenalan Injil sedini mungkin kepada anak-anak sangatlah penting. Di sana mereka sudah dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan dan alkohol, seks bebas, dan kehamilan di usia remaja. Di negara ini 5,4 juta warganya mengidap HIV positif yang mematikan. The Fellowship of Phoenix, yang didukung oleh The Association of Baptists for World Evangelism, tahun ini sudah mulai membentuk dua tim pelayanan yang menyatukan pemuda dan anak-anak yang berisiko (kecanduan obat-obatan dan alkohol, seks bebas, kehamilan) agar terlibat dalam gereja. The Leaders Ministry Team sudah mulai bertumbuh. Untuk tahun ini, tim pelayanan anak telah menyusun rencana kreatif dan hebat. Lebih jauh lagi, kelompok yang sudah berkomitmen ini sedang mengerjakan program penjangkauan (outreach) yang mereka harapkan akan menghasilkan buah di sekitar komunitas itu. Penginjilan pada anak sering kali melibatkan kegiatan seni, olahraga, dan musik. Keterampilan dan hubungan dengan para mentor yang didapatkan para pemuda tersebut melalui pelayanan ini mungkin tidak mereka peroleh di tempat lain.
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa:
"Apa yang beda dengan Anda?" tanya A. "Mengapa saya merasa Anda memiliki hati yang putih bersih?"
C (pekerja IMB) merasa A berubah; A mengakui kecewa dengan agamanya. C menjawab dengan menjelaskan bahwa Yesuslah yang membersihkan hatinya, dan Dia dapat membersihkan hati A juga.
"Pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan membuat saya terpukau karena selama ini ketika berbicara mengenai Kristus saya tidak pernah tidak harus berdebat dengan orang agama lain," ujar C.
Mata A tampak berlinang-linang saat dia mendengarkan kesaksian C. "Saya telah menghancurkan hidup saya, dan saya tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya lagi," aku A. "Saya menceraikan istri saya tiga tahun lalu. Sejak itu, saya tidak pernah bertemu dengan anak-anak saya. Mereka masih muda dan mereka tidak tahu siapa saya. Saya minum-minum agar bisa melupakan mereka. Sungguh menyakitkan, saya tidak ingin melakukannya lagi! Tunjukkanlah apa yang harus saya lakukan untuk memunyai hati yang bersih."
"Yang perlu kamu lakukan adalah meminta Allah mengubah hatimu," ujar C. "Katakanlah pada-Nya bahwa kamu rindu memiliki hati yang baru."
A lantas mengulurkan tangannya dalam posisi berdoa dan ia mulai berdoa seperti yang biasa dia lakukan sebelumnya. Namun, kali ini dia berbicara kepada Allah yang bisa mendengar dan menanggapinya.
Sejak hari itu C mengatakan bahwa A adalah orang baru. Dia berhenti minum-minum dan mendapatkan pekerjaan. Istri A bersedia kembali bersama kedua anak lelaki mereka. Mereka pun kembali menjadi satu keluarga.
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Januari 2010, Volume 28, No. 1 |
Judul asli artikel | : | North Africa: [A Man] Gets a New Heart |
Penerbit | : | 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Mengucap syukur untuk pelayanan C. Doakan agar Tuhan menggerakkan lebih banyak orang yang memiliki hati bersih dan rindu serta terbeban untuk menceritakan Kabar Baik kepada orang lain.
Berdoa agar Tuhan memberkati keluarga A dan memampukan mereka untuk menjadi keluarga yang bisa mencerminkan kasih Kristus melalui kehidupan mereka dan melayani keluarga-keluarga lain.
Doa Bagi Negara Aljazair
Doa Bagi Misi Penginjilan di Negara Algeria
"Orang-orang non-Kristen yang telah mengenal kasih Kristus selalu mendapatkan ancaman dari kelompok-kelompok non-Kristen fundamentalis," demikian laporan sebuah pelayanan misi di Algeria. Para petobat baru ini dilarang untuk beribadah di gereja. Namun gereja-gereja telah didirikan di berbagai tempat di seluruh Algeria dan telah mengalami pertumbuhan yang mengagumkan. Dua mahasiswa, yang termotivasi oleh pelatihan perintisan gereja, telah merintis sebuah gereja dengan jemaat sebanyak 12 orang. Setahun kemudian, gereja ini telah berkembang pesat dengan jumlah jemaat sebanyak 200 orang. Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya melalui berbagai mujizat yang dilakukan sehingga mengubah kehidupan banyak orang dan wilayah di sekitarnya. Beberapa orang non-Kristen baru-baru ini mengeluhkan tentang orang-orang Kristen itu kepada Polisi.
Namun Polisi malah mengatakan bahwa semenjak gereja itu didirikan, konsumsi obat-obat terlarang, alkohol, dan jumlah pencuri mengalami penurunan. Polisi memperingatkan kelompok non-Kristen ini untuk tidak mengganggu gereja karena gereja telah memberikan pengaruh yang baik kepada masyarakat.
[Sumber: FRIDAY FAX: February 20, 2004]
Pokok Doa:
Doakan gereja dan jemaat di Algeria ini agar mereka terus menjadi saksi-saksi Kristus yang hidup bagi lingkungannya melalui segala segi pelayanan yang mereka lakukan.
Berdoa supaya melalui setiap pelayanan yang dilakukan, jemaat bisa mengajak dan membawa masyarakat non-Kristen di lingkungannya tersebut kepada Kristus.
Tuhan dan warga Kabyle, seperti yang terjadi di Kisah Para Rasul "Orang-orang mengadakan persekutuan di rumah-rumah mereka untuk berdoa. Mereka membagikan mimpi dan visi-visinya, dan merasakan kesembuhan serta kemerdekaan. Mantan teroris dan dukun-dukun menerima Yesus sebagai Tuhan mereka.
Gereja didirikan. Ini bukan kutipan dari Kisah Para Rasul tapi hal ini benar terjadi saat ini diantara orang Kabyle di wilayah timur laut Aljazair." tulis anggota Operation Mobilization, Debbie Meroff. "Negara Aljazair mempunyai populasi sekitar 35 juta, secara umum terbagi dalam dua kelompok besar: orang Berber dan Muslim Arab, yang kemudian akan menguasai daerah itu. Setelah Perancis keluar pada tahun 1962, pemerintah yang baru mencoba menyatukan Aljazair ke dalam satu bahasa, agama dan budaya. Tentunya ini sulit dilakukan, terutama bagi orang Kabyle di Berber: mereka mempunyai akar kekristenan, dan protes mereka seringkali ditanggapi dengan kekuatan militer. Penindasan ini membawa dampak baru: kemarahan mereka terhadap segala sesuatu yang berbau Arab telah menyiapkan jalan mereka kepada Yesus Kristus. Gereja-gereja Kristen baru telah dibangun di banyak daerah Kabyle. Sejauh ini, mereka masih mampu menolak pengaruh satu denominasi dan kepemimpinan orang asing. Banyak orang mendengarkan Injil lewat radio Kristen dan program-program televisi, sementara lebih dari 274 orang melakukan kontak dengan pekerja Kristen tiap bulannya. Orang-orang Kristen berharap dapat bergabung dengan orang-orang percaya yang masih terpecah-pecah ini dalam satu gereja baru, dan mereka bermaksud untuk mendirikan gereja-gereja di 48 kota besar di Aljazair.
[Sumber: FridayFax, October 7, 2005]
Pada 29 Oktober, tiga pemimpin gereja Algeria di Ain Turk, Oran, yang naik banding atas vonis tanggal 25 Februari, dinyatakan tidak bersalah dan kasus mereka ditutup.
Vonis yang dikeluarkan adalah 3 tahun penjara dan denda 50.000 dinar (kira-kira $800). Awalnya, mereka dituduh telah "menghina agama lain dan nabinya, dan mengancam mantan orang Kristen yang menentangnya".
Akhirnya, mereka diberitahu bahwa mereka memiliki hak untuk menuntut orang yang telah menuduh mereka tanpa bukti. Namun, mereka telah memutuskan untuk memaafkan orang itu dan membalasnya dengan kebaikan. Diharapkan, akhir seperti itu akan menetapkan sebuah standar bagi orang-orang Kristen lain yang difitnah, yang masih menunggu hasil akhir banding mereka. (t/Novi)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Desember 2008, Volume 26, No. 12 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Algeria: Acquitte Christians Forgive Accuser |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 -- 4 |
Pokok doa:
Mengucap syukur atas telah dibebaskannya tiga pemimpin gereja di Algeria. Kita percaya bahwa Allah yang kita sembah tidak akan pernah membiarkan anak-anak-Nya dipermalukan.
Mengucap syukur juga karena ketiga pemimpin tersebut tidak menyimpan sakit hati kepada mereka yang telah berupaya menjebloskan mereka ke penjara, melainkan dapat mengampuni dan tetap mengasihi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Berdoa untuk setiap orang percaya di sana yang saat ini masih menunggu naik banding atas kasus mereka, agar mereka tetap berpengharapan kepada Tuhan. Berdoa juga agar mereka dapat mengampuni pihak-pihak yang berusaha menghancurkan hidup mereka dan tetap menjadikan Yesus sebagai teladan dalam kehidupan mereka.
Walaupun ada larangan bagi orang lokal untuk masuk agama Kristen, banyak dari mereka yang berpaling kepada Kristus saat Roh Kudus melawat mereka dengan dahsyat di Aljazair Utara. Pendeta YJ bersama Operation Mobilization melaporkan bahwa mereka mengalami pertumbuhan secara fenomenal. "Kita memunyai gereja-gereja yang bertumbuh sebanyak 820% dalam setahun. Banyak orang lokal yang bertobat, walaupun mereka bukan berasal dari keluarga Kristen, atau berlatar belakang Kristen; mereka juga tidak memunyai bahan rohani serta pelatihan apa pun, namun mereka percaya pada Allah." YJ mengatakan bahwa di wilayah K terdapat gereja di setiap desa dan kota. Satu desa memunyai gereja yang lebih banyak dari tempat ibadah lain. Dengan banyaknya orang yang bertobat menjadi Kristen, banyak pelatihan dibutuhkan. YJ mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan dana. "Jika kita gagal melatih, memuridkan, dan menguatkan gereja di Aljazair sekarang, saya rasa ini akan menjadi satu kesalahan besar dalam sejarah pelayanan Kristen di dunia." Doakanlah agar tersedia dana untuk pelatihan dan agar Injil dapat didengar di seluruh Afrika Utara dan Eropa. (t/Uly)
Diterjemahkan dari: Mission News, January 2010
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13606
Pokok doa:
Berdoa bagi para petobat baru di Aljazair. Doakan agar Tuhan memampukan mereka untuk dapat tetap setia mengikut-Nya, serta mengenal Dia secara pribadi dan bertumbuh.
Berdoa juga untuk program pemuridan para petobat baru di Aljazair, agar Tuhan mencukupkan setiap keperluan yang mereka butuhkan.
Doa Bagi Negara Angola
Lebih dari 500.000 orang di Angola Afrika memberikan respon kepada
Injil. Para pekerja EHC (Every Home for Christ) di Malawi masih
terpana. Setelah menjangkau 98.000 keluarga dengan Injil, mereka
melihat lebih dari 90.000 orang memberikan respon kepada Injil. Umat
percaya di Kenya juga diberkati secara melimpah. Lebih dari 108.000
orang dari berbagai kelompok suku, termasuk suku legendaris Masai,
menyerahkan hati mereka kepada Allah. Respon terhadap usaha-usaha
penginjilan yang dilakukan EHC telah mengakibatkan terbentuknya 1400
lebih kelompok persekutuan Kristen, perintisan gereja di desa-desa
terpencil dan di kelompok suku-suku dimana sebelumnya tidak ada
gereja di wilayah tersebut.
Sumber: Fax of The Apostles, November 2002
Doa Bagi Negara Benin
Para kepala suku, raja dan ratu di Afrika Barat membagikan Alkitab
kepada para penduduknya. Rochunga Pudaite dari 'Bibles for the
World' baru-baru ini mengumpulkan keluarga kerajaan di negara Benin.
"Saya diminta untuk menyampaikan tentang 'Kesatuan dan Kedamaian di
antara Bangsa-bangsa' (Unity and Peace Among the Nations)." Saya
seringkali mengambil kutipan-kutipan ayat Alkitab sehingga di akhir
konferensi mereka semua meminta kepada saya apakah bisa mendapatkan
Alkitab. Saat itu kami menyediakan sebanyak 7.000 Alkitab, dan semua
Alkitab itu diambil oleh mereka semua. Konferensi itu diikuti oleh
perwakilan dari 12 negara. Pudaite mengatakan bahwa banyak dari
peserta konferensi yang mengajukan permintaan-permintaan tambahan.
"Dan banyak di antara mereka yang meminta Alkitab lebih banyak lagi.
Mereka bertanya, 'Jika kami membutuhkan lebih banyak Alkitab lagi di
wilayah kami, ... apakah kami dapat mengirimkan permintaan itu
kepada Anda dan kami mendapat kiriman tambahan lagi?" Saya menjawab
bahwa jika mereka bersedia untuk mendistribusikannya maka saya mau
mencoba untuk memenuhi permintaan mereka.
Sumber: What In the World, September 30, 2002
Direktur EHC Edoh Fiozandji telah mengidentifikasi kelompok-kelompok
suku terabaikan di Benin dan merekrut 12 misionaris pionir untuk
melakukan perintisan Injil di 12 kelompok suku terabaikan. Komitmen
mereka adalah melayani dengan segenap hati dan jiwa raga mereka.
Para misionaris yang telah menikah mengajak istri dan anak-anaknya
untuk tinggal bersama kelompok suku yang dipilihnya. Misionaris
pionir SY, bersama istri dan keempat anaknya, memberitakan Injil
kepada 1515 keluarga yang tinggal di N'ganganba. Dari respon yang
diterimanya, SY telah merintis 3 kelompok persekutuan yang
beranggotakan 140 orang. Sementara itu, misionaris pionir LK baru
saja memulai pelayanannya di wilayah suku Aizo. Sesudah mengunjungi
310 keluarga, LK telah memenangkan 30 orang suku Aizo dan merintis
kelompok-kelompok persekutuan Kristen di tiga desa. Pekerja EHC
lainnya, HN, tinggal dan memberitakan Injil kepada suku Berba. Semua
penduduk menyambut kedatangannya. Seorang penduduknya berkata,
"Tidak ada seorang pun pendeta yang pernah menjejakkan kakinya di
desa ini sebelumnya." Sekarang penduduk Berba yang sudah percaya
kepada Kristus tergabung dalam tiga kelompok persekutuan dimana
mereka bisa bersama-sama menyembah Allah.
Sumber: (F)ACTS of the Apostle, February 2003
Sekelompok suku terabaikan yang sama sekali belum pernah mendengar
Injil telah berhasil dilayani. Mereka ´diadopsi´ oleh para
misionaris pionir yang telah tinggal dan hidup bersama suku tersebut
untuk mensharingkan Injil dan merintis gereja-gereja di desa-desa
yang belum pernah dijamah saksi-saksi Kristen. Halangan terbesar
untuk memberitakan Injil kepada suku-suku terabaikan adalah tradisi
fetisisme (pemujaan terhadap benda-benda mati yang dianggap
keramat). Misionari Idani Moise memberitakan Injil kepada Suku
Mberme. Dia berhadapan langsung dengan kuasa kegelapan yang
mematikan. Roh fetisisme yang dikenal sebagai Houpeloihou telah
membunuh ratusan orang dari tahun ke tahun. Roh tersebut sangat
mengerikan, bahkan dukunnya pun tidak berani mendekatinya karena
takut terbunuh. Yang menakjubkan, saat Idani mulai memberitakan
Injil, dukun fetisisme itu datang menemuinya dan meminta
pertolongan. Dukun itu mengatakan, "Kabarkanlah berita pembebasan
itu kepada penduduk desa. Dengan demikian, kami dapat terbebas dari
serangan-serangan roh fetisisme." Idani memenuhi permintaan
tersebut. Saat ini ada sekelompok persekutuan Kristen di tengah-
tengah Suku Mberme.
Sumber: E-vangelism Update, September 2004
"Banyak orang di Cotonou, Benin (Afrika Barat), terikat pada
´Voodoo´. Banyak berhala didirikan di setiap ujung jalan dan kota
ini mempunyai museum yang bahan bangunannya terbuat dari campuran
batuan, semen, dan darah manusia untuk menghormati para dewa."
demikian laporan dari seorang misionaris. Sekitar 500 pendeta dan
pemimpin Kristen, baru-baru ini mengadakan pertemuan strategis di
kota Cotonou. Mereka sepakat dalam satu visi untuk merintis
berdirinya 22.000 gereja baru sampai tahun 2020 nanti. "Melalui
gereja-gereja rintisan baru ini, diharapkan semakin banyak orang
akan mengenal Yesus dan mau meninggalkan praktek okultismenya."
Pada suatu hari Minggu, lebih dari 60 orang memutuskan untuk
melepaskan kuasa okultisme yang dimilikinya dan mau mengikut Yesus
dan bersekutu bersama dalam gereja yang baru dirintis. Salah seorang
diantaranya menyaksikan bagaimana kuasa ´Voodoo´ melumpuhkannya
sehingga dia hanya bisa tergolek di tempat tidur. Para perintis
gereja mengunjungi dan mendoakannya. Sekarang ia telah dibebaskan.
Di sisi lain, ada seorang kepala desa meminta seorang perintis
gereja untuk memindahkan gerejanya ke luar wilayah desa. Hal ini
disebabkan karena para pemuka ´Voodoo´ mengeluh kuasa ´Voodoo-nya´
tidak bisa bekerja semenjak ada gereja yang didirikan di desa itu.
Gereja-gereja Benin mobilisasinya tinggi: ada dua gereja yang
disebut ´gereja pohon´ karena para jemaat beribadah di bawah pohon
besar. Kami sangat bersukacita dan bersemangat saat melihat
antusiasme para pemimpin Kristen yang siap menghadapi tantangan dan
menanggung segala resiko demi pelebaran kerajaan Allah di wilayah
ini.
Sumber: Dawn around the World May/June 2004
Setelah tiga puluh tahun masa penerjemahan, pada akhir April 2007, delapan ratus orang suku Monkole merayakan selesainya kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Monkole yang pertama. Terima kasih atas kerja sama penduduk lokal yang menjadi anggota SIM International sehingga dua ribu kopi kitab Perjanjian Baru itu dapat dicetak di Benin sebagai percobaan. Lima puluh kopi Kitab Perjanjian Baru terjual pada hari pertama peluncurannya. Raja Monkole percaya bahwa sekarang bahasa mereka akan dapat abadi karena sudah diwujudkan dalam bentuk tulisan. Doakan agar tersedianya firman Tuhan dalam bahasa mereka dapat memperbarui semangat dan visi di gereja Monkole.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Maret 2007 | Berita selengkapnya | : |
Pokok Doa
Bersyukur untuk anugerah Tuhan bagi rakyat suku Monkole sehingga sekarang mereka bisa menikmati firman Tuhan dalam bahasa ibu mereka. Biarlah kebenaran Tuhan memancar di tengah-tengah masyarakat Monkole.
Berdoalah agar pendistribusian Alkitab dapat berjalan dengan baik dan banyak orang boleh memilikinya. Berdoalah agar Roh Kudus mengobarkan semangat mereka untuk mempelajari firman Tuhan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Doa Bagi Negara Burkina Faso
Burkina Faso, terletak di Afrika Barat, populasi 11.946.000 jiwa;
mayoritas muslim. Merupakan salah satu negara termiskin di dunia dan
okultisme cukup kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat di sana.
Sekitar 81% penduduk berusia dibawah 35 tahun.
Di samping pertumbuhan gereja, bertambahnya misionaris dan banyaknya
orang yang merespon terhadap Injil, namun masih ada 24 suku
terabaikan di Burkina Faso. Gereja-gereja dan pelayanan misi di
wilayah suku-suku terabaikan seringkali mengutamakan suku-suku yang
lebih responsif atau yang adatnya punya kesamaan.
Sumber: P.D. Timotius edisi Desember 2002, dan Operation World.
Anak-anak kelas lima yang diajar oleh ibu Hagenlocher di St. Luke
Evangelical Lutheran menangkap visi dari EHC dan menjadi tuan rumah
untuk kebaktian setiap minggu. Melalui kebaktian tersebut, semua
murid bisa mengenal EHC dan mengetahui visinya untuk memberitakan
Injil ke seluruh penjuru bumi.
Mereka mengadakan pencarian dana secara khusus di luar sekolah. Satu
bulan kemudian, semua murid menuliskan nama mereka di sebuah surat
dan mengirimkannya bersama dengan persembahan sebesar $900 ke EHC
agar disalurkan kepada "Feed 5000" di Burkina Faso! Seorang murid,
Akash memberikan semua uang hadiah ulang tahunnya sebesar $69.
Allison dan Shelby membagikan visi EHC kepada tetangga mereka.
Murid-murid yang lain memberikan uang jajan mereka dan dikumpulkan
setiap mengadakan persekutuan mingguan. Persembahan itu menjadi
berkat yang mempengaruhi hidup dari separuh kehidupan di dunia.
Sebelum mereka mengirimkan persembahan itu, para murid bersehati
mendoakan persembahan itu agar bisa menjadi berkat. Para murid
menerima sebuah bendera Burkina Faso, literatur Injil yang dibagikan
di Burkina Faso, permohonan doa, dan update dari kemajuan pelayanan
EHC di Burkina Faso, dimana lebih dari 35.000 orang telah memberikan
respon kepada Injil.
Program kerja sama "Feed 5000" dari EHC ditujukan untuk kelas-kelas
Sekolah Minggu, kelompok pemahaman Alkitab, kelompok pendoa,
sekolah-sekolah Kristen, atau para individu yang ingin agar Injil
diberitakan di berbagai negara. Jika Anda ingin mendapatkan
informasi tentang "Feed 5000" dan menjalin kerja sama, silakan
berkunjung ke Situs EHC di alamat:
==> http://www.ehc.org/
Sumber: P.D. Timotius edisi Desember 2002, dan Operation World.
Di Burkina Faso, tingkat kemiskinan sangat tinggi dan sangat
dibutuhkan adanya pelayanan kesehatan. Puji Tuhan! Ada orang-orang
Kristen yang tergerak untuk mencukupi kebutuhan lebih dari 1.000
orang yang tidak mampu membayar perawatan kesehatan setiap bulannya.
Greg Yoder dengan pelayanan Christian World Outreach mengatakan
bahwa klinik mata dan kesehatan yang didirikan telah membuka pintu
untuk pekabaran Injil: "Ada seorang konselor Kristen di klinik
tersebut yang menceritakan tentang Kristus dan sharing kepada setiap
pengunjung klinik. Alasan mengapa klinik ini didirikan di Burkina
Faso adalah untuk membantu memulihkan kesehatan para pasien baik
secara jasmani maupun rohani." Pusat pelatihan ketrampilan juga
sedang dibangun. Pusat ini akan membuka lebih banyak kesempatan lagi
untuk melakukan pelayanan. "Sangatlah menyenangkan melihat semangat
para pekerja misi ketika mengetahui bahwa mereka bisa berbuat lebih
banyak lagi untuk memberitakan Injil, khususnya kepada para pemuda.
Para pekerja ini bersukacita karena mempunyai dan memanfaatkan
kesempatan untuk mensharingkan tentang Kristus kepada banyak orang
dan melihat respon-respon yang diterimanya."
Sumber:Mission Network News, July 26th 2005
Burkina Faso--Di tengah ketamakan dan korupsi yang sering ditemukan
di negara-negara berkembang, Global Advance bermaksud untuk
menjangkau para pengusaha melalui Konferensi Marketplace Mission.
Dalam program pembuka beberapa tahun lalu di Burkina Faso, tujuh
pengusaha yang belum percaya membuka hatinya untuk Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat mereka. David Shibley, wakil dari Global
Advance, berkata, "Jelas sekali bahwa Tuhan sedang melakukan sesuatu
yang besar di dunia usaha. Dan kini, dengan melihatnya terjadi di
dunia internasional, di banyak negara, saya percaya ini adalah
bagian dari rencana Tuhan untuk memenuhi Amanat Agung." Konferensi
Burkina Faso bulan ini diharapkan akan menjadi yang terbesar dan
Shibley pun sangat bersemangat. "Kami percaya Tuhan akan ditinggikan
melalui konferensi-konferensi ini, di mana para pengusaha dan wanita
karir di negara-negara berkembang memiliki hati untuk menjalankan
Amanat Agung. Mereka akan mengembangkan bisnisnya sebagai
perusahaan-perusahaan Amanat Agung yang tidak hanya membiayai
pengabaran Injil, tapi juga menjadi garam dan terang bagi dunia
usaha di tempat masing-masing.
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
Pokok Doa:
OUAGADOUGOU, Burkina Faso: Misionaris Paul dan Marina Briggs telah
menemukan cara untuk melayani orang Kristen Loron di Pantai Gading,
meski mereka kemudian harus meninggalkan negara itu karena
kerusuhan. Di negara tetangga, Burkina Faso, mereka telah bekerja
dengan Bidore, seorang Kristen Loron, untuk menerjemahkan Alkitab.
Terakhir ia telah mengirimkan empat pasal kitab Kisah Para Rasul ke
Pantai Gading sehingga pengajar Alkitab bangsa Loron dapat
memeriksanya dan memberikan ide-ide serta anjuran untuk
pengembangan. Demikian tulis Paul. Baru-baru ini Paul dan Marina
juga mengunjungi Pantai Gading untuk membantu membaptis beberapa
orang Loron yang baru percaya. "Situasi di Pantai Gading cukup
tenang saat ini," tulis Paul.
[Sumber: New Tribes Mission, April 2006]
Pokok Doa:
Doa bagi Burundi
Festival rohani selama lima hari yang diadakan di negara Burundi, Afrika Timur, yang dilayani oleh penginjil dan Eternity Minded Ministries (EMM), dipadati oleh lebih dari 75.000 orang. Lebih dari lima ribu jiwa berdoa untuk menerima Kristus. "Ada yang mengatakan bahwa Gitega adalah kota yang dingin, tidak mau menerima Injil dan kami hanya akan membuang-buang waktu saja di sana," ujar Carl, ketua pelayanan EMM. Akan tetapi, malam pertama ternyata dibanjiri oleh 15.000 orang, dan orang-orang itu sampai berkerumun di bawah pohon. Hal ini mengejutkan para pendeta lokal. Para pendoa syafaat merasa cemas dan mereka berdoa agar Tuhan tidak menurunkan hujan. Meski hujan lebat sering turun selama festival, namun cuaca selalu cerah pada saat pemberitaan Injil. Selama hari itu, para anggota pelayanan juga mengunjungi banyak sekolah, penjara, rumah sakit, panti asuhan, dan barak militer untuk melakukan pelayanan.
Sumber: Christian Newswire, Maret 2007
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Chad
Di tengah situasi yang tidak stabil, pelayanan di Chad tetap berjalan. Kelompok pemberontak minggu ini menyerang Chad. Situasi menjadi memanas, namun wakil Africa Inland Mission, Peter Maclure, mengatakan bahwa aksi pemberontak itu tidak dapat menghalangi pekerjaan mereka. "Kami memantau situasi keamanan dengan hati-hati, dan sejauh ini, kejadian itu tidak benar-benar menghentikan kegiatan para misionaris kami di manapun mereka berada. Kami sekarang hanya lebih waspada dalam melakukan perjalanan. Kami juga selalu menjalin komunikasi satu sama lain. Ada begitu banyak isu yang menyebar seputar keamanan di negara ini dan kami sendiri hanya terus berdoa supaya kedamaian dapat segera tercapai. Maclure mengatakan bahwa dalam tugas penerjemahan Alkitab yang sedang dilakukan, tim mereka telah dapat melakukannya dengan bebas. Namun, jika kondisi yang tidak stabil ini terus berlanjut, penerjemahan ini akan dilanjutkan oleh tim penduduk asli. "Ini adalah kondisi yang sangat, sangat berat dan transportasi juga menjadi sangat, sangat sulit. Kami terus berjuang, dan kami masih harus mengurus banyak hal untuk mendukung pelayanan kami. Namun di saat bersamaan banyak pekerja dari Chad yang sangat tabah dalam melayani. Mereka adalah penduduk asli Chad dan mereka dapat pergi ke desa-desa di wilayah Chad yang tidak bisa kami jangkau."
Sumber: Mission Network News, November 18th 2005
Doa Bagi Negara Eritrea
Perhatian dan kepedulian Internasional adalah kebutuhan mendesak bagi orang-orang Kristen yang berada di penjara, Eritrea. Eritrea-AS (MNN) -- Sementara itu, sekitar 900 orang Kristen telah dihukum penjara di Eritrea, Afrika. Apakah kesalahan mereka? Mempraktikkan iman mereka dalam Yesus Kristus. Sebagai respon atas hal itu, "Open Doors" mengundang orang-orang Kristen untuk mendukung orang-orang percaya di Eritrea.
Melalui pelayanan pemuda mereka yang bernama "Underground", wakil dari "Open Doors", Jeff Shreve berkata bahwa mereka memfasilitasi para pemuda untuk dapat turut membantu: "Kita ingin supaya gereja dan para pemuda Kristen di Amerika memberi perhatian atas kenyataan akan adanya hukuman yang diterapkan bagi pengikut Kristen. Fokus kita adalah di Eritrea, namun ini hanyalah sebuah cerminan dari apa yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya, jadi kita ingin supaya mereka mempelajari apa yang terjadi dan ikut terlibat di dalamnya." Ini adalah situasi yang mendesak, itulah mengapa perhatian dan keterlibatan sangat dibutuhkan. Shreve berkata bahwa mereka berharap dapat mengumpulkan dana sebesar 56 ribu dollar. "Pemenjaraan itu tidak berhenti, tidak berkurang. Namun justru meningkat akhir-akhir ini, sehingga apa yang akan kita lakukan adalah yakin dan menguatkan gereja-gereja yang tersisa, menguatkan para pendeta, para keluarga. Jadi, dana sebanyak itu akan disalurkan untuk membantu orang-orang Kristen itu.
Sumber: Mission Network News, August 16th 2005
Ketegangan yang terus meninggi di antara Eritrea dan Ethiopia mulai terasa dampaknya bagi gereja. Carl Moeller dari Open Doors mengatakan bahwa hal ini memberikan dampak bagi para jemaat. "Konflik perbatasan antara Eritrea dan Ethiopia terus berlanjut dan semakin memanas. Pemerintah Eritrea melanjutkan dengan menggunakan dalih ketidakstabilan sebagai sarana untuk mempertahankan populasinya dan tidak memberikan hak kebebasan dasar, termasuk hak kebebasan dalam beragama." Sebagai hasilnya, hidup di Eritrea seperti hidup di suatu daerah yang sedang berperang. Kebebasan beragama telah dikekang dengan hebat namun sangat sulit untuk dilaporkan karena adanya penghentian surat kabar secara efektif. Namun, saat laporan-laporan tentang penganiayaan mulai bermunculan, maka menurut Moeller, kekuatan gereja mulai dibangun. "Saat ini merupakan salah satu paradoks terbesar bagi gereja di Eritrea. Sepanjang sejarah, dimana ada gereja yang paling banyak mengalami penganiayaan, maka gereja itu mengalami pertumbuhan yang paling pesat. Itulah alasannya mengapa para pekerja lapangan dari Open Doors dan jalinan hubungan nasional yang kami miliki di seluruh penjuru bumi mengatakan bahwa penganiayaan, di satu sisi juga mendatangkan kebaikan. Melalui penganiayaan itu, gereja bisa melihat kebutuhan sejatinya, yaitu untuk tetap percaya dan terus bersandar kepada Allah dalam menghadapinya."
Sumber: Mission Network News, July 14th 2005
Seorang Kristen di Eritrea mengatakan bahwa penganiayaan terhadap umat percaya di Eritrea semakin meningkat. Saat Injil diberitakan dan disebarkan secara efektif di seluruh penjuru dunia, maka ada harga yang harus dibayar. Harga yang harus dibayar itu sangat jelas dirasakan di Eritrea dan keadaannya menjadi semakin memburuk. Moses (bukan nama yang sebenarnya) adalah seorang warga Eritrea yang melayani di Strategic World Impact. Dia menceritakan tentang penganiayaan yang terjadi di negaranya. "Sembilan denominasi yang ada di Eritrea sudah ditutup oleh pemerintah. Tepat sesudah penutupan tersebut, gereja-gereja mulai melakukan ibadah `bawah tanah`. Namun, pemerintah mengetahuinya dan kemudian menangkap mereka. Saat ini ada 1.125 petobat baru di Eritrea yang berada di penjara." Meskipun demikian, kata Moses, kejadian tersebut tidak menyebabkan gereja mati. "Sekarang gereja yang ada di Eritrea adalah gereja-gereja yang militan. Gereja mengadakan ibadah dan seminar secara sembunyi-sembunyi. Meskipun gereja-gereja telah ditutup, jiwa-jiwa baru terus berdatangan untuk menerima keselamatan dari Yesus Kristus."
Sumber: Mission Network News, June 15th 2005
Laporan demi laporan menunjukkan menurunnya kebebasan beragama di Eritrea. Edisi terakhir Voice of the Martyrs Canada mengatakan bahwa seorang penginjil ditangkap di rumahnya di ibu kota Eritrea, kemudian dipenjarakan. Menurut Glen, pemerintah Eritrea mengatakan cerita yang berbeda. "Jika Anda bertanya kepada pemerintah Eritrea apakah ada orang Kristen yang dipenjara karena iman mereka, mereka akan menjawab, `Tidak, tidak ada orang Kristen yang dipenjara. Yang dipenjara hanyalah para kriminal.` Mereka menganggap aktivitas Kristen sebagai tindakan kriminal." Departemen Luar Negeri Amerika mendukung pernyataan World Watch List tahun 2007 -- daftar negara yang paling melarang kebebasan beragama -- yang mengatakan bahwa situasi di Eritrea semakin buruk. Eritrea naik satu peringkat dalam daftar tersebut. Glen mengatakan bahwa terbatasnya kebebasan beragama itu akan berdampak pada penginjilan. "Hal itu pasti akan terjadi karena sebenarnya, kemampuan untuk membagikan iman adalah sesuatu yang sangat alami dalam kekristenan. Jika ada larangan yang membatasi kemampuan tersebut, orang lain tidak akan dapat berkata bahwa Anda memiliki kebebasan beragama yang sejati," ujarnya lagi.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, September 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10406 |
Pokok Doa
Kisah Magos Solomon Semere (MAH-gohs solomon se-MEH - ray) akan segera berakhir. Bernie dari Voice of the Martyrs menjelaskan bahwa setelah empat setengah tahun dipenjara oleh rezim Eritrea karena mengadakan kebaktian di gereja Prostestan, Magos meninggal di dalam penjara. "Ia anak muda Kristen berumur tiga puluh tahun dari Eritrea dan menemui ajalnya karena pneumonia (radang paru-paru) di dalam penjara militer di Assab selatan. Selama itu, pihak militer di Eritrea selatan memperlakukannya dengan sangat brutal." Lebih dari dua ribu orang Eritrea dipenjarakan karena mempraktikkan iman mereka. Semere adalah orang Kristen ketiga yang meninggal karena mempertahankan imannya di Eritrea, terhitung sejak bulan Oktober lalu. "Saya merasa ragu untuk menyebutnya sebagai peningkatan karena peristiwa ini tidak terjadi dalam waktu yang berdekatan. Namun tetap saja, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah lokal mengizinkan dan membiarkan orang-orang Kristen diperlakukan secara brutal di dalam penjara militer. Kita harus terus berdoa untuk anak-anak Tuhan di Eritrea."
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa:
Umat Kristen terkoyak hatinya atas kematian seorang wanita muda di Eritrea yang diduga disiksa sampai mati di sebuah fasilitas militer karena menolak menyangkal imannya pada Yesus Kristus. Laporan ini disampaikan oleh departemen pengamat penganiayaan milik Open Doors.
Migsti Haile, 33 tahun, meninggal pada 5 September di Pusat Latihan Militer Weaa dan merupakan wanita Kristen Eritrea keempat yang terbunuh selama setahun terakhir. Open Doors berkata, Haile dianiaya terutama karena menolak "menandatangani surat penyangkalan iman". Diyakini dia berada di penjara selama delapan bulan dan "di bawah tekanan yang hebat" sejak ia dan beberapa perempuan Kristen yang belum menikah ditangkap pada sebuah persekutuan gereja di Keren.
Berita terakhir mengenai penganiayaan itu akan lebih meningkatkan tekanan internasional atas pemerintah Eritrea untuk memberikan jaminan kebebasan beragama. Menurut sejumlah organisasi hak manusia, sedikitnya dua ribu orang Kristen yang kebanyakan adalah penginjil, ditahan di penjara Eritrea, kantor polisi, kamp militer dan tempat lain, bahkan termasuk peti kemas. Namun, pemerintah Eritrea menyangkal terjadinya penganiayaan seperti itu. Pemimpin kantor kepresidenan Eritrea, Yamane Gebremeskel, baru-baru ini berkata bahwa laporan tentang penangkapan masal itu "disimpangkan dan dilebih-lebihkan". (t/Novita)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10 |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa
Menurut Open Doors AS, tentara keamanan Eritrea menyerang rumah Pendeta H, pendiri Full Gospel Church di Asmara. Sebanyak 3 orang ditahan dalam serangan itu. Pendeta H tidak ditahan karena kesehatannya yang melemah akibat bisul. Meskipun demikian, dia menjadi tahanan rumah dengan penjaga yang ditempatkan di luar rumahnya. Pada hari Jumat, lebih dari 7 jemaatnya ditangkap.
Mereka yang ditangkap saat serangan hari Rabu, 15 Oktober, itu adalah 2 orang laki-laki dan 1 orang wanita. Pada hari Jumatnya, seorang wanita ditahan bersama dengan enam pria lainnya yang sampai saat ini namanya belum diketahui. Open Doors sejauh ini belum dapat mengetahui di mana orang-orang Kristen ini disembunyikan.
Penangkapan dan penahanan yang dilakukan pemerintah tanpa mengadili warganya terus terjadi di tengah-tengah banyaknya laporan tentang kelaparan dan keputusasaan yang melanda negara ini. Namun, dalam suatu wawancara yang dilakukan bulan Mei lalu, Presiden Isaias Afwerki mengatakan kepada Reuters, "Kami bukan anak-anak. Kami tidak dilahirkan kemarin. Tak seorang pun bisa mendidik kami tentang apa arti kebebasan. Ini bukan pertanyaan tentang hak asasi manusia, hak beragama. Ini adalah bagian dari peperangan dengan pihak oposisi yang kuat, dan pihak oposisi itu tidak berhasil meraih apa pun."
Lebih dari 2.800 orang Kristen masih berada di balik jeruji penjara karena ketekunan mereka untuk melakukan penyembahan di luar aturan yang ditentukan. Setidaknya ada 10 orang percaya yang telah tewas karena perlakuan kejam dan kelalaian medis yang mereka terima ketika berada di penjara. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, October 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13411
Pokok doa:
Doakan setiap orang percaya di Eritrea, khususnya mereka yang ditahan karena iman mereka, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada mereka selama berada dalam tahanan.
Berdoa juga bagi mereka yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan kepada keluarga mereka.
Menurut cabang Open Doors di Belanda, tiga wanita Kristen telah dibebaskan dari kamp militer Eritrea pada 8 Mei 2009. Sebelumnya, ketiganya ditahan karena menjadi anggota pergerakan Kristen "terlarang" setelah secara terbuka menyatakan iman mereka di sebuah desa yang didominasi oleh kaum agama sepupu. Salah seorang teman pria dari wanita tersebut melaporkannya kepada yang berwenang setelah wanita itu bercerita kepadanya bahwa ia sudah menjadi Kristen. Dia lalu dibawa ke kamp militer di mana tangan dan pergelangan kakinya diikat, dan keyakinannya diolok-olok di depan para pemimpin kamp militer. Ketika diancam dengan senapan, dia menyebutkan nama wanita yang telah menceritakan kepadanya tentang Yesus. Wanita yang dimaksud itu sebelumnya juga berasal dari agama sepupu, dan kemudian ia juga dibawa ke kamp.
Enam bulan kemudian, para wanita itu dibawa menghadap pemimpin kamp dan diberitahu bahwa mereka akan dibebaskan jika mereka setuju berhenti memberitakan Injil dan berjanji tidak akan mengungkapkan detail-detail penahanan mereka. Para wanita itu mengatakan bahwa mereka "bukanlah musuh orang-orang Eritrea atau pemerintah" dan berhenti memberitakan firman Tuhan berarti melawan mandat yang Tuhan berikan kepada mereka. Pemimpin kamp akhirnya memutuskan untuk membebaskan mereka tanpa syarat.
Puji Tuhan untuk kebebasan orang-orang percaya itu. Mohon agar Tuhan terus memberi mereka kekuatan dan keberanian untuk menceritakan kepada yang lain tentang Yesus. Berdoa agar orang-orang Kristen lain yang ditahan di Eritrea dibebaskan. Lebih dari 2.800 orang Kristen yang tidak bersalah masih ditahan. (t\Novi)
Diterjemahkan dari: http://www.persecution.net/pnp.htm#1
Pokok doa:
Mengucap syukur untuk keberadaan orang percaya yang dengan setia mempertahankan iman mereka bagi Kristus, karena melalui kesaksian hidup mereka, kita diingatkan kembali bahwa keselamatan yang telah kita peroleh di dalam Krisus merupakan anugerah terbesar yang Ia berikan.
Doakan untuk orang percaya di Eritrea, agar Tuhan menguatkan iman mereka. Doakan juga bagi mereka yang anggota keluarganya masih ditahan pihak berwajib karena keyakinan yang mereka anut, agar Tuhan memberi penghiburan dan mereka tetap berpengharapan pada Kristus.
Seorang penginjil bernama T, yang dipenjara sejak tahun 2006 karena aktivitas penginjilannya, mendapat perlakuan yang amat kasar karena pelayanannya terhadap para narapidana.
Beberapa sumber menyatakan bahwa T sedang berada di ambang batas keputusasaan ketika dia merana di penjara Mai Sirwa Maximum Security Confinement.
"Sepertinya neraka telah memenjaraku," ucap T kepada Compass. "Tolong sampaikan kepada saudara-saudara lainnya untuk terus mendoakanku. Aku tidak yakin bisa melihat mereka lagi."
Otoritas penjara menganggap T berbahaya karena keberaniannya dalam menyaksikan imannya. Seorang penginjil dari sebuah gereja telah memberitakan Kristus kepada para narapidana lain, dan banyak di antara mereka yang bertobat.
"Hal itu membuat sipir penjara tidak menyukainya," ujar sebuah sumber.
Keluarga T khawatir akan kondisi kesehatannya setelah usaha-usaha mereka untuk mendapatkan izin untuk mengunjunginya tidak berhasil. (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, edisi November 2008 Volume 26, nomor 11. |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Eritrea: Evangelist Fears He'll Die in Confinement |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Mehari meninggal di pusat penahanan militer Mitire karena penyiksaan dan komplikasi akibat penyakit diabetesnya. Mehari adalah seorang jemaat dari Church of Living God di Mendefera.
Di penjara yang sama, Mogos, seorang jemaat Rhema Church yang berusia 37 tahun, dikatakan telah meninggal sebagai akibat penyiksaan yang ia alami karena menolak menyangkal imannya, tetapi tanggal tepat kematiannya masih belum diketahui. Mogos meninggalkan seorang istri, ibu, dan seorang anak.
Pada bulan Oktober 2009, Teklesenbet, 36 tahun, meninggal ketika dipenjarakan karena imannya di pusat penahanan militer Wi'a. Ia dilaporkan meninggal setelah komandan penjara menolak memberikan bantuan pengobatan akibat malaria.
Sumber: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Mei - Juni 2010
Pokok doa:
Terus doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada umat percaya di Eritrea supaya mereka tetap percaya dan tetap berpegang teguh pada iman kepada Yesus Kristus.
Berdoa bagi umat percaya di Eritrea yang harus kehilangan salah satu anggota keluarga mereka, agar Tuhan memberikan penghiburan dan kekuatan kepada anggota keluarga yang ditinggalkan.
Menurut International Christian Concern (ICC), tiga puluh perempuan Kristen ditangkap di Asmara, ibukota negara Eritrea. JR dari ICC mengatakan, "Saat itu, orang Kristen sedang berkumpul di sebuah rumah dan berdoa. Kemudian polisi Eritrea menyerbu perkumpulan doa itu. Menangkap mereka semua; dan membawa mereka ke kantor polisi."
Anak dan cucu mereka mengatakan kepada ICC bahwa mereka mencemaskan keamanan orang yang mereka cintai. JR juga merisaukannya, "karena kita tahu bahwa orang-orang Kristen yang dipenjara di Eritrea diperlakukan secara tidak baik, mereka menghadapi penyiksaan. Bahkan, pada beberapa kejadian orang Kristen disiksa sampai mati."
JR tercengang dengan penangkapan itu. "Mereka tidak merisaukan keamanan di negara ini. Bayangkan, mereka hanyalah pasangan tua! Mereka datang untuk berdoa. Menangkap ibu-ibu dan nenek-nenek karena berkumpul dan berdoa tidaklah masuk akal!"
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Januari 2010, Volume 28, No. 1 |
Judul asli artikel | : | Eritrea: 30 Women Arrested |
Penerbit | : | 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada umat percaya di Eritrea yang dipenjara karena iman mereka yang saat ini sedang menjalani masa-masa yang sulit.
Doakan juga agar Tuhan melindungi organisasi-organisasi Kristen yang melayani di Eritrea, mengingat daerah tempat mereka melayani bukan merupakan daerah yang aman.
International Christian Concern (ICC) membenarkan laporan kami kemarin tentang penangkapan 30 wanita Kristen di Eritrea. "Mereka sedang berdoa di dalam rumah ketika petugas menggerebek rumah mereka, menahan semua orang, dan membawa mereka ke kantor polisi," kata JR dari ICC yang juga tercengang atas penangkapan itu. " Orang-orang itu bukan merupakan ancaman keamanan bagi negara ini. Bayangkan, mereka hanyalah pasangan lanjut usia yang berkumpul untuk berdoa bersama. Penangkapan ibu-ibu dan nenek-nenek karena mereka berkumpul dan berdoa tidaklah masuk akal!" Banyak pengamat hak asasi manusia menyalahkan Eritrea karena telah melanggar hak asasi manusia. "Namun, pemerintah Eritrea terus mengelak bahwa mereka melanggar kebebasan beragama bangsa mereka," ungkap JR. "Mereka terus menyangkal pemenjaraan orang Kristen. Sulit dipercaya!" Namun, saat terjadi penindasan besar-besaran, JR mengatakan bahwa gereja bawah tanah akan terus bertumbuh. "Orang-orang akan datang kepada Kristus karena mereka putus asa, miskin, dan bencana kelaparan merajalela; orang-orang mencari pengharapan di dalam Yesus Kristus, dan mereka sadar bahwa hanya itulah pengharapan milik mereka." Saat ini, ICC membantu memberikan dukungan kepada keluarga orang-orang yang dipenjarakan. (t/Uly)
Diterjemahkan dari: Mission News, January 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13599
Pokok doa:
Berdoa bagi situasi keamanan di Eritrea, agar Tuhan menjaga umat-Nya dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh oknum tertentu yang tidak menyukai kekristenan.
Doakan juga agar orang-orang Kristen yang dipenjara karena iman mereka diberikan kekuatan, penghiburan, dan perlindungan oleh Tuhan.
Ada laporan yang belum pasti kebenarannya tentang suatu gelombang baru penahanan orang-orang Kristen di Eritrea selama akhir minggu. N dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa sekarang ini ada lebih dari tiga ribu orang Kristen yang ditahan di Eritrea. Peristiwa ini menjadi perhatian utama Dewan Hak Asasi Manusia (Human Rights Council) terhadap meluasnya kekerasan terhadap hak asasi manusia yang terjadi di negara ini. "Para wakil rakyat Eritrea yang berada di belakang PBB mengatakan, 'Kami memunyai kebebasan beragama, kami memiliki hak asasi'-- ini adalah omong kosong belaka."
Hal-hal kecil dapat dilakukan untuk membantu orang orang-orang Kristen yang dipenjara tersebut. "Tidak satu pun dari mereka telah dituntut. Tidak satu pun dari mereka diadili. Tidak satu pun dari mereka telah diberi kesempatan untuk didampingi oleh pengacara. Orang-orang Kristen pada umumnya menghilang karena sistem penjara Eritrea. N mengatakan ini tidak berarti tidak ada harapan. Orang-orang masih memberikan respon terhadap Injil. "Hal terpenting yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa untuk saudara-saudara kita yang ada di sana, karena setiap kali mereka berkumpul bersama dengan orang-orang Kristen lainnya, mereka berisiko hilang karena sistem penjara." (t\Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13591
Pokok doa:
Doakan agar pihak internasional dapat segera mengambil tindakan guna menyelesaikan persoalan kebebasan beragama dan jaminan perlindungan terhadap kaum minoritas di Eritrea, sehingga setiap masyarakat Eritrea dapat memiliki kehidupan yang lebih baik.
Mengucap syukur untuk orang Kristen di Eritrea yang tetap setia dalam mengikut Tuhan, meskipun mereka harus menanggung akibat yang tidak ringan terhadap keputusan mereka.
Doa Bagi Negara Ethiopia
[Saat membaca kisah nyata berikut ini, Anda pasti menyadari adanya
suatu kontras. Di satu sisi banyak orang saat ini sedang merayakan
"Thanksgiving" -- khususnya di Amerika -- sedangkan di sisi lain ada
jutaan penduduk Ethiopia yang menangis kelaparan. Namun, fakta yang
kontras ini akan selalu ada di sekitar kita (
seperti Yesus katakan: "ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan;
ketika Aku haus, kamu memberi Aku ..." (
kita yang saat ini hidup berkelimpahan, jangan pernah bosan untuk
mengucap syukur dan jangan lupa menolong mereka yang kekurangan.]
'Kelaparan sedang mengancam lagi Ethiopia. Hal ini sesuai laporan
dari "Food for the Hungry" yang mengatakan bahwa situasi tersebut
sama dengan situasi saat terjadi kekurangan makanan pada tahun 2000
yang lalu. "Curah hujan sangat kurang di sebagian besar wilayah di
negara tersebut. Saat ini pemerintah memperkirakan ada sekitar 6
juta orang yang tidak memiliki cukup makanan. Selama 2003,
pemerintah memperkirakan bahwa jumlah itu akan meningkat pesat
menjadi 10 - 14 juta orang yang kelaparan." Perwakilan dari "Food
for the Hungry" percaya bahwa banyak orang yang "bosan-Ethiopia",
dan karena itu situasi ini diabaikan. "Bagaimana jika Allah
memalingkan diri dari umat-Nya? Kita perlu mengikuti teladan Allah.
Kita perlu terus menjadi orang yang murah hati karena Allah juga
murah hati. Jika orang-orang Kristen sedang mencari saat yang tepat
untuk berkunjung ke Afrika maka saat ini adalah saat yang tepat.
Sistem sekular di Ethiopia tidak dapat mengatasi masalah kelaparan
tersebut saat ini." Selain itu, dengan mencukupi kebutuhan orang-
orang yang kelaparan dapat juga dipakai sebagai sarana untuk
mengenalkan mereka kepada Yesus sehingga banyak jiwa diselamatkan.'
Sumber: Mission Network News, October 25th, 2002
Gereja di Ethiopia terus bertumbuh dan penganiayaan pun turut
bertambah juga. Bulan Maret 2002, ada sekelompok orang yang
menyerang sebuah gereja di bagian timur kota Asaita. Pekerja dari
Open Doors melaporkan bahwa para pemimpin gerombolan itu telah
merencanakan untuk membakar habis gereja Protestan 'Mekane Yesu'.
Namun polisi tiba tepat pada waktunya sehingga dapat mencegah aksi
pembakaran tersebut. Karena bangunan gereja mengalami kerusakan,
ibadah dilakukan di bawah naungan tenda sampai kerusakan-kerusakan
utama dalam gereja selesai diperbaiki. Saat ini para jemaat tersebut
sudah dapat beribadah kembali dalam gereja. Menurut pengamat, tindak
kekerasan itu disebabkan oleh pelayanan sosial yang dilakukan oleh
orang-orang Kristen -- "sebagian besar gereja Kristen Protestan
memiliki program-program untuk menolong penduduk miskin. Hal ini
menimbulkan ketegangan di antara beberapa kelompok/kepercayan lain
yang ada di Ethiopia." Meskipun demikian, baru-baru ini diperkirakan
bahwa jumlah umat Protestan dan Injili di Ethiopia telah berkembang
dari 3,5 juta orang pada tahun 1985 menjadi 10+ juta orang saat ini!
Sumber: Mission Network News, May 31, 2002
Suku-suku yang ada di sekitarnya merasa takut dan memandang rendah
50.000 orang Suku Me'en karena mereka suka mabuk-mabukan dan
melakukan tindakan kekerasan. "Kekerasan dan pesta mabuk-mabukan
setiap hari adalah kebiasaan mereka," demikian laporan dari seorang
misionaris yang melayani di sebuah klinik pedesaan. Luka-luka karena
tombak adalah hal yang biasa ditangani di klinik ini. Juga pemujaan
roh dan kepercayaan okultisme menyebabkan suku ini tidak
berpengharapan, mengidap banyak penyakit, kekurangan gizi, dan
miskin. Suku Me'en pertama kali mendengar Injil yang diberitakan
oleh para misionaris pada tahun 1993. Pada mulanya, mereka bersikap
skeptis terhadap Injil yang diberitakan itu, kecuali Gebre, orang
Me'en pertama yang menjadi Kristen. Gebre kemudian bekerja di rumah
sakit sebagai penerjemah. Konflik pertama antara Injil dan kuasa
yang selama ini dipuja Suku Me'en dialami Esther, saudara tiri
Gebre, yang dirasuki setan. Semua orang yakin Esther pasti akan
meninggal. Seluruh penduduk suku ini merasa takut, namun Gebre tetap
memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan memerintahkan setan keluar
dari tubuh saudaranya itu. Sesuatu yang tidak mereka harapkan
terjadi -- Esther terbebas dari pengaruh kegelapan. Keesokan
harinya, Esther mengatakan bahwa sejak saat itu dia percaya bahwa
Yesus adalah Tuhannya. Berita tentang pertobatannya segera tersebar
dengan cepat, dan banyak orang yang mengikuti jejaknya. Sekarang
sudah lebih dari 40 gereja didirikan di wilayah Me'en dengan jumlah
jemaat mencapai 10.000 orang. Iman mereka kepada Yesus telah
mengubah hidup mereka: tombak-tombak tidak lagi mereka butuhkan
untuk berperang karena mereka sekarang telah mempercayakan hidup
mereka di tangan Tuhan. Kedamaian pun hadir di tengah-tengah Suku
Me'en.
Sumber: FridayFax, November 14, 2003
Ethiopia sekali lagi mengalami musibah kelaparan yang menghantam
kondisi negara ini. Perwakilan dari Open Doors mengatakan, "Ada
krisis kemanusiaan yang saat ini terjadi di Ethiopia. Hampir 20
tahun yang lalu 2 juta orang meninggal di Ethiopia karena kelaparan
dan kelaparan yang sama itu melanda lagi saat ini." Open Doors
berharap dapat membantu 20.000 orang Kristen dengan menyediakan
makanan dan persediaan kebutuhan-kebutuhan lain khususnya yang
tinggal di wilayah-wilayah yang mengalami kelaparan berat. Selain
makanan, Open Doors juga menyisipkan literatur Kristen dan Alkitab
yang sangat mereka butuhkan. "Kami menyediakan juga materi-materi
pelatihan yang dapat menolong mereka untuk bertumbuh dalam iman.
Beberapa pendeta membawa materi-materi tersebut ke gereja mereka dan
mengajarkannya kepada jemaat." Orang-orang Kristen di Ethiopia tidak
hanya menderita karena kelaparan yang saat ini melanda, tetapi juga
karena penganiayaan atas iman mereka. Sekitar 10% dari populasi,
memutuskan untuk tetap setia dengan iman mereka dalam Kristus.
Sumber: Mission Network News, August 28th, 2003
Krisis bahan pangan melanda lagi di Ethiopia, Afrika Timur.
Perwakilan dari World Concern mengatakan, mereka sedang
mengembangkan program-programnya di tengah-tengah bangsa yang
mengalami kekeringan ini. Dia mengatakan bahwa kekurangan bahan
pangan kali ini telah memaksa 15 juta penduduknya mengalami
kelaparan. "Apa yang Anda lihat adalah situasi yang melebihi dari
situasi yang pernah dialami sepanjang sejarah negeri ini. Apa yang
Anda lihat bukanlah suatu dinamika baru tetapi jauh melebihi dari
yang pernah terjadi." Perwakilan dari World Concern ini mengunjungi
Ethiopia pada bulan Januari untuk melihat perkembangan dari program-program mereka yaitu memperlengkapi gereja-gereja agar lebih
memiliki pemikiran misi. Dia mengatakan bahwa gereja-gereja di
wilayah ini mengucapkan terima kasih, "Terima kasih karena tim Anda
ada di sini. Terima kasih atas perhatiannya. Terima kasih karena
telah menunjukkan kasih. Kami ingin dapat melakukan lebih dari hal
itu." Berawal dari hal tersebut, ada keinginan mereka untuk merintis
berdirinya dua gereja lagi. Sungguh merupakan kenyataan untuk
mengatakan bahwa, "Kami ada di sini, kami rindu memperhatikan
keadaan Anda dan kami mengerjakan pelayanan ini hanya demi satu nama
-- Yesus Kristus."
Sumber: Mission Network News, January 24th, 2003.
Ethiopian Christians merencanakan pelayanan outreach internasional
di Ethiopia. Africa Quest, salah satu inisiatif dari Global
Missions, mulai melihat jawaban yang luar biasa dari doa-doa yang
dinaikkan. Ada rencana untuk mengadakan pelatihan kepemimpinan dan
pemuridan yang mengarah kepada satu tujuan untuk mengadakan
perintisan gereja di Kenya, Ethiopia, Uganda, Rwanda, Tanzania, dan
Sudan. Perwakilan dari Global Missions Fellowship mengatakan, "Allah
memberikan visi yang besar untuk gereja-gereja di Afrika. Baru-baru
ini di Ethiopia, kami bekerja dengan suatu denominasi yang ada di
sana. Denominasi ini memiliki 6000 gereja dan menantang setiap
gerejanya untuk merintis satu gereja baru dalam jangka waktu dua
tahun ke depan." GMF telah diundang untuk memperlengkapi 300
pemimpin regional. Nantinya, para pemimpin tersebut akan melatih
30.000 orang. "Besar harapan bahwa pelatihan tersebut akan
menghasilkan puluhan ribu petobat, sekaligus perintisan ribuan
gereja baru. Gereja di Etiopia mempunyai rencana untuk melakukan
pelayanan di luar perbatasan sekaligus memberitakan Injil.
Sumber: Mission Network News, February 1st, 2005
Etiopia -- Baru-baru ini, sekelompok orang non-Kristen yang berjumlah tiga ratus orang menewaskan enam orang Kristen di Provinsi Agaro, Etiopia. Glenn, wakil dari Voice of the Martyrs (VOM) di Canada, mengatakan bahwa peristiwa ini saling berkaitan. Situasi di Eropa Barat yang sangat berbahaya diperkuat dengan munculnya tindak kekerasan terhadap orang Kristen. "Saat ini, anak-anak muda Kristen diberitahu, `Anda harus berpindah agama atau mati.` Setahun sebelumnya, situasi seperti ini tidak akan kita temui di Etiopia. Kita akan melihat kekerasan, penganiayaan, pembakaran gereja-gereja, tapi kita tidak melihat ada begitu banyak orang yang dibunuh." Penner menjelaskan, bahwa tekanan ini semakin hebat ketika beberapa penginjil terjebak di antara orang-orang non-Kristen dan gereja Ortodoks. "Hal ini terjadi di daerah yang sangat terpencil di Etiopia. Terkadang kami memerlukan waktu beberapa minggu untuk mendapatkan laporan. Sangat sulit dan berbahaya untuk menyediakan bantuan bagi orang-orang Kristen ini. Syukurlah kami memiliki staf orang Etiopia asli, sehingga mereka bisa berbaur dengan masyarakat tersebut."
[Sumber: Mission Network News, Desember 2006]
Pokok Doa:
Ethiopia--Tidak seperti biasanya, hujan lebat telah menimbulkan
banjir serius yang melanda ujung benua Afrika. Akibat dari bencana
ini, Sungai Omo di dekat Ethiopia menghanyutkan seluruh desa dan
mengakibatkan ribuan korban jiwa. Jay Lees dari Compassion
International mengatakan, "Sebanyak 18 keluarga kehilangan rumah
mereka dan 18 lainnya kehilangan hampir atau seluruh harta benda
mereka. Jadi saat ini, kami sedang memberikan beberapa usaha untuk
meringankan mereka ..., misalnya membagikan selimut, pakaian, dan
lain-lain. Satu nyawa melayang selama proyek kepedulian untuk anak
ini." Pihak yang berwenang sedang berjuang mengatasi bencana ini.
Lees mohon dukungan doa untuk tim mereka. "Saat ini kami bekerja
dengan direktur proyek di gereja tempat proyek tersebut diadakan dan
kami sedang mencoba terus untuk masuk ke daerah-daerah yang rusak
parah dan melihat bagaimana kami dapat membantu masyarakat yang
tertimpa bencana ini membangun kembali hidup mereka. Kami sedang
mencoba mengentaskan mereka dari kemiskinan dan tentu saja mantra
kami adalah `Membebaskan anak-anak dari kemiskinan dalam nama Yesus`
seperti tujuan dari Compassion ini."
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
Pokok Doa:
Etiopia dan Sudan -- Pertumbuhan gereja dan penginjilan di Etiopia
dan Sudan yang demikian pesat membuat misionaris dari Nazarene,
Howie Shute, menyebutnya sebagai pergerakan Tuhan paling besar yang
pernah ia lihat seumur hidupnya. "Gereja-gereja telah memunculkan
gereja-gereja lain yang juga memunculkan sejumlah gereja lainnya
lagi." Organisasi Nazarene di distrik selatan pusat (termasuk di
dalamnya Etiopia dan Sudan) melaporkan munculnya dua ratus gereja
sepanjang satu setengah tahun terakhir. Sebagai tambahan, lebih dari
lima puluh kelompok PA juga sedang dalam proses mendirikan gereja.
"Ada begitu banyak penginjil di jalanan dan di berbagai pelosok
wilayah. Semuanya mengadakan pengajaran Alkitab dan pembangunan
gereja," katanya. "Mereka tetap berjalan meski dana kurang
mencukupi." Denominasi itu berharap dapat mendirikan lebih dari
empat ratus gereja baru untuk tahun ini, sementara para pemimpin
gereja Etiopia telah menyebut target seribu gereja baru. "Pendeta-
pendeta dan kongregasi-kongregasi telah mengalami penganiayaan,
namun mereka tetap beriman akan panggilan Tuhan untuk memberitakan
berita ini," kata Shute. "Mujizat Pentakosta mempertobatkan tiga
ribu orang dalam sehari, namun kita di sini mempunyai 20.000 orang
yang selama sehari berdoa agar dosa mereka diampuni."
[Sumber: PULPITHELPS, Vol.31 No.6, Juni 2006]
Pokok Doa:
International Christian Concern (ICC), sebuah lembaga hak asasi manusia yang berpusat di Wahington DC, baru saja mendapat kabar bahwa seorang penginjil berkebangsaan Etiopia, bernama Tedase, dipukuli sampai mati oleh kaum ekstremis pada hari Senin, 26 Maret, saat Tedase dan dua wanita muda menjalankan tugas penginjilan ke jalan-jalan di Jimma, Etiopia. Ini merupakan kejadian kedua dalam enam bulan, dimana orang-orang Kristen yang tinggal di Etiopia bagian Tenggara diserang dan dibunuh oleh golongan ekstremis.
Senin siang lalu, Tedase dan dua rekan wanitanya sedang menjalankan penginjilan di Jalan Merkato yang terletak di Jimma, Etiopia bagian Selatan, di mana tempat ibadah Wahabbi berada. Ketika mereka melewati tempat ibadah tersebut, segerombolan ektremis keluar dari tempat ibadah dan mulai mengejar untuk menghadang mereka. Kedua rekan wanita Tedase berhasil melarikan diri dari kepungan tersebut, namun Tedase tetap dikejar. Kaum ektremis itu berhasil menyusul Tedase, menariknya masuk ke dalam sebuah rumah ibadah, dan memukulinya dengan beringas sampai ia mati. Sumber-sumber dari Jimma melaporkan bahwa Tedase dipukuli dengan kekuatan yang sudah diperhitungkan untuk membunuhnya. Ini bukanlah kecelakaan atau kasus keberingasan massa yang lepas kendali. Mayatnya kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi dan ia dikuburkan pada hari Selasa, 27 Maret.
Sebuah sumber juga mengungkapkan bahwa orang-orang Kristen di Jimma mengadakan sebuah kampanye penginjilan, dan berita penjangkauan itu menyebar di antara penduduk Jimma, tak terkecuali golongan ekstremis yang tinggal di daerah tersebut. Orang-orang yang tergabung dalam sekte Wahabbi sengaja memukuli Tedase sampai mati, dengan maksud sebagai pesan untuk orang-orang Kristen bahwa mereka siap memberantas penginjilan.
Para pemimpin gereja injili takut jika polisi tidak mengindahkan kematian Tedase ini, peristiwa ini akan menjadi lampu hijau bagi golongan-golongan ekstremis di daerah tersebut untuk menyerang orang-orang Kristen di lingkungan mereka tanpa mau mempertanggungjawabkannya.
Sumber: International Christian Concern, Maret 2007
Pokok Doa:
FS adalah seorang ibu dari sembilan orang anak yang sedang jatuh sakit. Dua bulan kemudian, dia ditemukan sudah tak bernyawa oleh ibunya yang datang untuk menengoknya. Kesedihan yang mendalam dirasakan oleh seluruh warga desa Alelu setelah kematian FS diketahui oleh teman-teman dan kerabatnya.
Berita tentang FS tersebut didengar oleh seorang misionaris Kristen yang bernama WB yang tinggal di daerah tersebut. Dengan begitu meyakinkan, dia mengatakan Tuhan memberinya sebuah hari penyelamatan, yaitu bahwa Tuhan akan membangkitkan orang mati. WB akhirnya mencari jenazah wanita itu. Masyarakat non-Kristen pun berkerumun saat WB mendoakan jasad FS yang tertutup kain. Mereka bertanya, "Mengapa orang ini mendoakan mayat?"
WB kemudian menghubungkannya dengan kejadian selanjutnya. "Aku percaya Tuhan akan bekerja melaluiku. Aku berdoa seperti Petrus berdoa. 'FS, bangunlah. Aku memintamu dalam nama Tuhan. Hiduplah.' Saat saya mengucapkan 'FS, bangunlah dalam nama Yesus', lalu FS duduk di tempat tidurnya."
Kejadian itu terjadi dua belas jam setelah FS meninggal. "Tiba-tiba saya melihat diri saya sendiri ke dalam tubuh saya," jelas FS. "Saya duduk di kasur dan bertanya, 'Ada apa ini? Apa yang terjadi?'" Semua orang tercengang. Beberapa orang berkata, "Seorang Pantekosta dapat memanggil kembali roh orang yang sudah mati kembali ke tubuhnya? Jika hal ini benar, kita semua akan menjadi Kristen," seru mereka. Saat FS, seorang wanita yang telah bertobat, mengalami kematian, ia mendapatkan penglihatan yang begitu jelas tentang surga, demikianlah yang ia ceritakan dalam video rekaman CBN. Teman-teman dan kerabat FS berkata kepada FS dan WB, "Tuhanmu benar-benar berkuasa." (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi April 2008, Volume 26, No. 4 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Woman Raised from the Dead |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 dan 4 |
Pokok doa:
Baru-baru ini, Adana Children Center yang disponsori oleh Blessing the Children International telah dibuka dan akan menerima 600 yatim piatu selama 5 tahun. Setiap bulan, ada sepuluh yatim piatu yang mendapat bantuan. Ethiopia merupakan salah satu negara yang mendapat serangan wabah AIDS terparah. Adanya empat juta yatim piatu di Ethiopia (20% di antaranya adalah korban AIDS) menjadi masalah utama, dan pemerintah menggambarkannya sebagai "pemecahbelahan struktur sosial" bangsa Afrika Timur. Anak-anak di Adana Children Center pada awalnya akan dipelihara di panti asuhan sebelum menemukan keluarga angkat. Di rumah barunya ini, anak-anak disayangi dan dipelihara. Mereka pun menerima pembekalan dan bantuan, seperti pakaian, makanan bernutrisi, pelatihan keterampilan, dan kesempatan untuk bersekolah di sekolah yang ditunjuk oleh pihak sponsor. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Maret 2008, Volume 26, No. 3 |
Judul asli artikel | : | World Christian Report -- Ethiopia: Center for Orphaned Children |
Penerbit | : | 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Mengucap syukur atas dibukanya Adana Children Center yang dibentuk oleh orang-orang yang terbeban memberikan bantuan kepada anak yatim piatu di Ethiopia. Doakan agar Tuhan senantiasa mencukupkan setiap keperluan yang dibutuhkan dalam pelayanan mereka.
Doakan agar Tuhan mengetuk hati mereka-mereka yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak yatim piatu korban AIDS dan bersedia memberikan dukungan untuk mereka. Berdoa juga agar anak-anak ini menemukan keluarga angkat yang dapat memberikan kasih sayang dan pengenalan yang benar akan Tuhan.
Menurut Bethany Christian Services, Addis Ababa adalah kota yang jumlah anak-anak terlantarnya meningkat drastis akhir-akhir ini. Pengadilan setempat tidak lagi mau menerima kasus yang melibatkan anak-anak terlantar dari panti asuhan-panti asuhan di Addis Ababa.
Keputusan ini memengaruhi tiga panti asuhan di Addis Ababa: Panti Asuhan Kebebe Tsehay, Panti Asuhan Ketchene, dan Kolfe Youth Center.
Pengadilan melihat adanya peningkatan drastis dalam hal jumlah anak yang diadopsi dari panti asuhan Addis Ababa. Karena jumlah anak terlantar meningkat tajam pada bulan-bulan terakhir, pemerintah Ethiopia mencurigai adanya praktik ilegal pada sejumlah kasus.
Ethiopian First Instance Court dan Ministry of Women’s Affairs (MOWA) tidak menerima kasus-kasus tersebut hingga sejumlah pertanyaan terkait kasus-kasus yang mencurigakan, terjawab.
Meski penyelidikan terus berlangsung, sekitar sebulan kemudian, pada 23 Mei, pengadilan mulai menerima lagi kasus anak-anak terlantar dari Addis Ababa.
Bethany berkomitmen membantu anak-anak melalui adopsi dan panti asuhan. Misinya adalah "menyatakan cinta kasih Yesus Kristus dengan melindungi dan memajukan kehidupan anak-anak dan keluarga melalui pelayanan sosial yang berkualitas". (t/Dian)
Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12812
Pokok doa:
Doakan anak-anak yang terlantar di Ethiopia, agar Tuhan menjaga dan melindungi mereka dari tindakan orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari situasi yang sedang terjadi di Ethiopia saat ini.
Doakan juga pelayanan Bethany Christian Services yang berusaha untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak terlantar di Ethiopia, agar Tuhan memampukan mereka dalam pelayanan ini dan memberi kemudahan dalam mengurus hal-hal yang diperlukan.
"Seorang pendeta Etiopia yang sudah tua menunjuk saya," tulis JS, Wakil Presiden AIMS, "dan berseru kepada penerjemah kami bahwa Allah mengirimkannya untuk menyadarkan kita." Dia melanjutkan, "Aku hanya menatap penuh kagum atas perkataannya itu. Setelah dua hari pengajaran dan pelatihan intensif di Addis Ababa, pendeta yang telah menjalani masa pensiun ini menjadi berapi-api lagi dengan visi Allah untuk menjangkau bangsa-bangsa."
JS melanjutkan, "Pada awal bulan Juli kami berkumpul dengan 220 pemimpin Etiopia dari Kale Hewyet (Word of Life), denominasi terbesar di negara itu. Mereka rindu melipatgandakan jumlah utusan Injil mereka dari 1000 orang sampai 2000 dalam jangka waktu tiga tahun. Mereka meminta kami memperlengkapi mereka. Mereka telah memunyai utusan Injil di Etiopia, Sudan, pakistan, dan India, dan tahun ini mereka mengirim tim ke Iran untuk mempersiapkan hamba Tuhan pergi ke sana!"
"Kami berpisah dengan komitmen yang kuat dari kelompok kami untuk mengumpulkan kembali 220 pemimpin yang sama pada bulan Januari 2011 yang akan datang, sehingga kami dapat menindaklanjuti apa yang telah kami berikan pada bulan Juli yang lalu," demikian JS berharap. (t/Uly)
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2010, Volume 28, No. 10 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Etiopia: God Sent This One to Wake Us Up |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Berdoa untuk program pelatihan yang akan diadakan untuk memperlengkapi para utusan Injil di Etiopia, agar Tuhan memampukan tim yang akan memberikan pelatihan, sehingga pelatihan bisa berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Doakan juga untuk tim AIMS yang telah dan sedang berada di ladang misi, agar Tuhan memampukan mereka dalam melayani dengan kasih, sehingga setiap priadi atau kelompok yang mereka layani, merasakan kasih Krsitus yang besar.
Atas permintaan pemimpin gereja lokal di pedesaan Ethiopia, The Seed Company mulai menerjemahkan Perjanjian Baru dan sebagian dari isi kitab Kejadian untuk warga yang berbahasa Majang. Ini adalah proyek penerjemahan Alkitab The Seed Company yang ke-500. Y, seorang penutur asli bahasa Majang, menjadi penerjemah penuh waktu pertamanya. Mereka telah menyelesaikan draf keempat Injil dan sebagian Kisah Para Rasul. Gereja lokal akan memulai dengan proyek belajar membaca. Selain itu, ada juga rencana menerjemahkan bagian Alkitab dalam bentuk audio bagi mereka yang belum bisa membaca. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Maret 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/13957]
Pokok doa:
Mengucap syukur untuk Y yang terpanggil menjadi penerjemah Alkitab bahasa Majang di Ethiopia. Doakan agar proyek penerjemahan Alkitab ini berhasil dan memberkati pengguna bahasa Majang.
Doakan juga agar terjadi gerakan membaca Alkitab di pedesaan Ethiopia dan pembacaan bagian Alkitab dalam bentuk audio untuk mereka yang belum bisa membaca.
Orang-orang Bench di Ethiopia berbondong-bondong berkumpul untuk mendengarkan Injil dalam bentuk audio. GF bersama dengan Faith Comes by Hearing mengatakan bahwa penjangkauan mereka menyentuh orang-orang ini di suatu tempat yang istimewa. "Ketika mereka mendengar pesan itu, ada sesuatu dalam hati mereka yang mengatakan 'inilah pesan yang saya cari-cari,' dan mereka ingin tahu lebih dalam lagi." Mendengarkan firman Tuhan dalam bahasa asli mereka mengubah hati dan hidup orang-orang Bench. "Ini juga untuk menghormati bahasa mereka dan budaya mereka dengan cara yang tidak mereka ketahui bahwa Tuhan terlebih dahulu tertarik kepada mereka."
Karena tingkat buta huruf yang tinggi dan masalah-masalah lain, sebelumnya banyak orang yang tidak dapat memahami Injil. "Perjanjian Baru merupakan buku yang terkunci bagi mereka. Sekarang buku itu dibuka, dan mereka bisa dengan bebas menggunakan firman Tuhan." Program penjangkauan ini tergantung pada kemauan yang terus menerus dari pemimpin desa. "Orang-orang bisa melihat bukti perubahan positif yang terjadi karena firman Tuhan, dan mereka menyukainya." Doakan agar kemauan ini terus menyala. (t\Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13568
Pokok doa:
Mengucap syukur karena masyarakat Bench di Ethiopia saat ini sudah dapat mendengar Injil dalam bahasa mereka. Doakan agar benih firman yang telah mereka dengar dapat tertanam dan bertumbuh dalam hati mereka, dan mereka dapat menjadi pelaku-pelaku firman.
Doakan agar Tuhan memberikan kepada para pemimpin desa hati yang rindu untuk mengenal Dia lebih sungguh-sungguh dan hidup dalam kehendak-Nya.
Doa Bagi Negara Gambia
Lima tahun yang lalu, Ellen adalah seorang pembantu yang buta huruf.
Sekarang dia dapat membaca dan menulis. Dia juga bertumbuh secara
rohani dan menjadi anggota paduan suara gereja. Sebuah program
pemberantasan buta huruf bagi orang-orang dewasa yang telah dirintis
oleh sebuah organisasi misi pribumi (dengan bantuan dari Christian
Aid) merupakan kunci keberhasilan transformasi yang dialami oleh
wanita itu. Menjadi pembantu yang buta huruf membuat Ellen tidak
memiliki harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Meskipun
dia menjadi orang percaya, kemungkinan besar dia hanya dapat kembali
mengikuti budaya lama yang dianut lingkungannya. Tapi Ellen bersama
beberapa orang teman wanitanya mengikuti program pemberantasan buta
huruf yang diadakan di rumah seorang misionaris. Mereka datang
setelah menyelesaikan tugas-tugasnya sepanjang hari itu. Bersama
dengan pelatihan membaca/menulis itu, pemberitaan Injil dan
pemuridan juga disampaikan.
Pendidikan menjadi dasar bagi penginjilan yang efektif. Meskipun
penginjilan di wilayah itu tidak dilarang pemerintah, tingkat
kemiskinan yang tinggi, buta huruf dan pengangguran merupakan
penghalang terjalinnya komunikasi yang efektif. Salah satu
pendekatan yang dilakukan oleh lembaga misi tersebut adalah menolong
mengurangi permasalahan sosial melalui intervensi-intervensi di
bidang pendidikan. Setiap pelayanan itu sekaligus merupakan sarana
untuk memberitakan Injil.
Sumber: NEWSBRIEF--2002-02-21
Doa Bagi Negara Ghana
Fokus pelayanan The American Leprosy Mission (ALM) ditujukan pada
para penderita penyakit lepra/kusta yang tinggal di sepanjang Pantai
Gading (Ivory Coast) dan Ghana. Sehubungan dengan semakin
bertambahnya jumlah penderita dan juga sifat alami penyakit ini yang
merusak secara agresif, ALM mencoba menolong para penderita yang ada
di kedua wilayah tersebut. Seorang perwakilan dari ALM menjelaskan
bahwa dengan perawatan efektif yang mereka lakukan, jumlah penderita
kusta mengalami penurunan dan ALM bisa melihat bahwa penyakit kusta
ini dapat segera diatasi. Lalu, ALM minta pimpinan Allah untuk
menunjukkan beberapa penyakit yang jarang sekali mendapat perhatian
dari beberapa organisasi lain. Salah satu dari penyakit itu adalah
"Buruli Ulcer" yang menyerang penduduk di Afrika Barat. ALM mendapat
kesempatan untuk memberitakan tentang pengharapan Injil saat
melayani para pasien yang mengidap penyakit tersebut. Para pekerja
ALM, selain menolong perawatan para penderita penyakit itu di rumah
sakit, pada saat yang sama mereka juga membagikan Perjanjian Baru
dan traktat-traktat Injil kepada para pasien. Firman Tuhan mulai
diterima melalui diri para pasien. Karena sebagian besar dari pasien
itu dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama maka para
pekerja ALM mendapat banyak kesempatan untuk menjalin hubungan
dengan mereka secara pribadi. Dengan demikian terbuka banyak
kesempatan untuk mensharingkan Injil kepada para pasien.
Sumber: Mission Network News, April 5, 2002
Kebutuhan akan tersedianya air minum yang bersih terus membuka
peluang untuk memberitakan Injil. Perwakilan dari Living Water
International, mengatakan bahwa mereka memberikan respon terhadap
kebutuhan yang sangat besar tersebut di wilayah Afrika Barat.
"Kami tidak hanya bisa memberi air untuk minum tetapi kami juga
bisa memberikan Air Hidup yang terbaik dan dengan cara ini kami
dapat mensharingkan Injil. Hal ini seperti pintu terbuka ketika
kami mengatakan bahwa kami tidak hanya akan menggalikan sumur air
bagi mereka, tetapi kami juga akan menceritakan kepada Anda
sesuatu lebih memuaskan daripada segelas air."
Living Water menjangkau banyak komunitas di Ghana, tetapi ini saja
tidaklah cukup. Fulton menjelaskan bidang apa saja yang harus
dikerjakan.
"Di sini kami telah mengadakan 28 proyek dan kami hanya dapat
menjangkau kira-kira 14.000 orang. Saat ini kami mencari 7,2
juta orang yang tidak memiliki sumber air bersih dan mungkin
lebih dari 90% dari 7,2 juta orang tersebut belum mendengar
Injil."
Afrika Barat sekarang sedang musim hujan, jadi anggota tim harus
memperhitungkan waktu untuk menunggu kondisi yang lebih baik dan
tersedianya suplai sebelum mulai melakukan program ini.
Sumber: Mission Network News, June 26, 2003
Para penduduk di Ghana sedang mencari banyak dukungan meskipun
sebenarnya mereka mempunyai sumber-sumber kekayaan lokal yang
melimpah. Oasis International Training Centre sedang mengajar mereka
bagaimana caranya untuk memanfaatkan dengan baik setiap sarana yang
mereka miliki. Dengan demikian mereka bisa berjuang untuk
mendapatkan masa depan yang lebih cerah. Perwakilan dari Oasis
International mengatakan bahwa organisasi ini sedang berupaya untuk
terus memberikan seminar-seminar pendidikan bagi para pemimpin
gereja di Ghana. "Banyak gereja yang keterlibatannya sangat besar
dalam pelayanan penginjilan. Namun belum semua gereja memberikan
follow-up dalam mengajar dan memuridkan. Karena itu kami sungguh
merasa bersukacita karena ada banyak pendeta yang mengikuti seminar-
seminar yang kami adakan. Karena itu, kami dapat memberikan beberapa
pelatihan kepemimpinan. Oasis International berusaha memberikan
lebih dari sekedar pelatihan rohani. Teknologi pelatihan yang mereka
lakukan sangat membantu banyak dalam melakukan pelayanan outreach.
"Kami dapat mendistribusikan beberapa komputer kepada beberapa
pejabat pemerintah dan pendeta untuk membantu beberapa pekerjaan
administratif. Ini merupakan salah satu hal kecil yang bisa kami
lakukan, namun kami boleh melihat bahwa gerakan komputer secara
keseluruhan di wilayah-wilayah Ghana sangat membantu dalam
penyebaran Injil."
[Sumber: Mission Network News, February 26th, 2004]
Pokok Doa:
Berita bagus minggu ini terjadi di Ghana saat pengabaran Injil di
negara ini berjalan selangkah lebih mudah seiring dengan terjadinya
pengembangan infrastruktur. "Lebih mudah untuk menjangkau beberapa
kota dan desa kecil sehingga tim kami memiliki akses yang lebih
mudah untuk pergi desa dan kota yang berbeda-beda untuk memberitakan
Injil." Ambrose Brennan dari Oasis International baru-baru ini
menyediakan waktu untuk mengajar di pusat pelatihan yang mereka
miliki dan organisasi ini juga membeli tanah sehingga sekolah mereka
bisa diperlebar lagi. Brennan mengatakan bahwa organisasi
pelayanannya selalu mencari cara-cara baru yang dapat memberikan
pengaruh, baik secara rohani maupun ekonomi di Ghana. Satu problema
yang masih terus dihadapi sampai saat ini adalah masalah air dan
listrik. "Pemerintah Ghana sedang mencoba untuk menyalurkan tenaga
listrik tambahan ke desa-desa. Satu hal yang diminta oleh pemerintah
adalah jika kami bisa membantu mereka menyediakan tiang telepon atau
tiang listrik. Tentang masalah air, sering kali aliran air mati
selama dua atau tiga minggu sehingga perlu menemukan sumber dari
permasalahan tersebut." Diharapkan, bantuan dari Oasis International
bisa membuka jalan untuk semakin mempermudah pemberitaan Kabar Baik
di Ghana.
[Sumber: Mission Network News, January 6th, 2003]
Pokok Doa:
Bantuan Internasional membuka pintu untuk penjangkauan melalui
pelatihan kesehatan. Ghana -- Selanjutnya, trauma adalah masalah
kesehatan paling utama di Ghana, serta menjadi penyebab kematian
utama di Afrika Barat. Banyak dokter tidak mempunyai pengalaman
pelatihan untuk mendiagnosa atau menanggulangi trauma yang berkaitan
dengan cedera. Wakil "International Aid", Myles Fish mengatakan
bahwa mereka telah memberikan beberapa program pelatihan melalui
kerjasama-kerjasama internasional. "Kita akan mengembangkan program
pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang juga meliputi hal-hal
seperti penyediaan air bersih, obat-obatan, dan lainnya. Kita juga
bekerjasama dengan klinik-klinik lokal untuk penyakit tertentu,
namun kita juga memiliki kesempatan dengan rumah sakit utama untuk
menyediakan kegiatan seperti kursus pelatihan operasi dan penanganan
trauma." Fish berkata bahwa visi mereka adalah menjalankan peran
kunci bagi Amanat Agung supaya dapat bekerja dengan orang-orang
percaya di sana. Strategi kami adalah menyediakan semua pelayanan
dan aset bagi gereja lokal supaya mereka mempunyai kesempatan tidak
hanya untuk melayani komunitas mereka sendiri, namun juga dapat
membagikan iman mereka pada Kristus terhadap orang lain."
Sumber: Mission Network News, August 16th 2005
Saat ini di Ghana, Afrika Barat, Allah sedang bekerja. Art Speck
dari Oasis International Ministries (OIM) mengatakan bahwa melalui
pusat pelatihan kejuruan yang mereka adakan ada sesuatu hal yang
menggembirakan terjadi. "Apa yang saat ini kami lihat adalah
perubahan terus-menerus dalam kehidupan orang-orang yang kami
layani. Mereka berasal dari beragam tingkat masyarakat. Tidak hanya
itu, kami bersukacita saat melihat dampaknya bagi kota ini.
Pelayanan kami tidak hanya mempengaruhi orang-orang yang kami
layani. Mereka (yang kami layani) telah memberikan pengaruh kepada
orang-orang di sekitar mereka." Bukan hanya memberikan pelatihan
ketrampilan, Oasis juga mengajarkan kepada para peserta bahwa Allah
mengasihi mereka dan memberikan talenta dan kemampuan unik bagi
mereka. Menurut Speck, keunikan itulah yang membuat banyak perbedaan
di dunia. "Sekali mereka mempelajari bahwa mereka adalah seorang
pribadi yang berharga, maka mereka dapat belajar mandiri. Kami
melihat hal itu telah terjadi di Prampram secara luar biasa. Kami
berharap, pada akhirnya kami bisa melihat hal itu juga terjadi di
Ghana dan di seluruh kota di Afrika."
Sumber: Mission Network News, May 31st 2005
Perwakilan dari Every Child Ministries (ECM) di Ghana mengatakan
bahwa mereka sedang menyambut kedatangan sebuah tim yang terdiri
atas 20 orang. Tim ini akan melakukan pelayanan selama musim panas
di Ghana. "Beberapa orang dari tim tersebut akan mengajar di kelas-
kelas pemahaman Alkitab untuk anak-anak. Anggota tim lainnya akan
mengadakan pelatihan bagi para guru dan pemimpin. Selain itu, ada
juga anggota tim yang akan menyelenggarakan perkemahan sehari dan
anggota lainnya akan melayani secara intensif anak-anak dari latar
belakang yang terbuang." ECM mengatakan bahwa para pekerjanya telah
melihat banyak anak yang rindu dan mau mengenal Kristus. Lalu ECM
mengadakan pelayanan pemuridan bagi anak-anak itu melalui pelayanan
reguler yang mereka miliki. Namun, kehadiran tim di musim panas
tersebut telah memberikan terobosan baru. "Perhatian secara pribadi
yang diberikan oleh tim dari Amerika ini merupakan salah satu cara
bagi kami untuk menunjukkan secara individu yang diberikan oleh tim
dari Amerika adalah salah satu cara dimana kami dapat menunjukkan
kasih Kristus kepada anak-anak di Ghana. Selain itu, hal ini juga
menjadi cara dimana kami dapat menunjukkan kepada gereja-gereja
Afrika bahwa anak-anak itu juga berharga."
Sumber: Mission Network News, April 1st, 2005
Laporan terbaru mengidentifikasikan, ada 30.000 anak yang hidup di
jalanan kota Ghana. Mereka yang bertahan hidup, harus berhenti dari
pendidikan yang harusnya mereka jalani, pada akhirnya mereka akan
kembali pada kemiskinan. Perwakilan dari Every Child Ministries
mengatakan mereka baru membuka `Haven Academy,` sekolah khusus untuk
membantu anak-anak jalanan dan kebutuhan-kebutuhan mereka. "Kami
membuka Preschool sampai kelas dua, dan rencananya setiap tahun kami
akan menambah kelas-kelas. Hal tersebut merupakan tantangan terbesar
bagi kami, karena anak-anak tersebut harus mengejar ketinggalan
pendidikan mereka. Ada banyak kebutuhan yang mesti diberikan kepada
anak-anak tersebut agar mereka bisa seperti anak-anak lainnya."
Pendidikan adalah salah satu fokus komponen pelayanan. "Semua itu
dilakukan di Christ-centered education, namun kami berharap, mereka
dapat menjadi seperti anak-anak lain yang seumur dengan mereka yang
memiliki pendidikan dasar dan dapat menemukan talenta yang telah
Allah taruh di dalam diri mereka."
Sumber: Mission Network News, February 23rd 2005
Oasis International Ministries melihat pertumbuhan dan perkembangan
Injil yang sangat pesat di Ghana, Afrika Barat. Pelayanan Oasis
International Ministries telah berkembang dengan cepat dalam
beberapa tahun terakhir. Namun, satu hal yang paling menarik adalah
para siswa yang mengikuti pelatihan biblika menyatakan inisiatifnya
untuk melakukan pelayanan lebih lanjut lagi. Perwakilan dari Oasis
mengatakan, "Beberapa dari siswa itu datang kepada saya dan berkata,
´Orang-orang lain harus tahu apa yang sedang kami pelajari di sini.
Izinkan kami sebagai orang Afrika asli untuk membawa dan memberikan
materi-materi yang telah kami terima di sini kepada mereka. Kami
ingin menjadi misionaris bagi bangsa kami." Perwakilan itu sungguh
bersukacita karena terjadi estafet obor Injil dan terbukanya banyak
pintu untuk Injil. Hal itu sungguh menyenangkan karena ketika ada
satu generasi terhilang maka Anda dapat melihat ada generasi baru
yang muncul. Hal ini yang saya lihat telah terjadi di Ghana, Afrika
Selatan.
Sumber: Mission Network News, January 3rd, 2005
Ghana -- Sue dari Oasis International (OI) akan mengunjungi institut
pelatihan kejuruan di Prampram, Ghana dalam minggu ini. Di sana ia
tidak hanya membantu dalam administrasi, tapi juga mengajarkan
manajemen kantor dan kepegawaian. Sue berkata bahwa keterampilan
yang mereka ajarkan ini bukan hanya akan menolong masyarakat di
sana, tapi juga masa depan penginjilan. "Keterampilan itu akan
menolong para pendeta dalam mengembangkan diri. Karena beberapa dari
mereka masih muda, mereka perlu melatih diri sendiri agar memiliki
dasar yang kuat untuk dapat memberi kontribusi pada gereja dan
mengajar orang lain." Itulah yang mendorong visi dari pendiri OI,
Pendeta Elvina. Sue juga berkata bahwa misi mereka adalah untuk
memberikan pelatihan Alkitab dan pelatihan kejuruan, membantu para
pemimpin semampunya, walau ia sadar tidak akan bisa menjangkau dan
mengajar semua orang. Tapi jika dia mengajar para pemimpin, para
pemimpin itu pada gilirannya akan mengajar jemaat mereka. Banyak
pemimpin gereja yang membutuhkan bantuan finansial untuk
menyelesaikan pelatihan ini.
[Sumber: Mission Network News, November 2006]
Pokok Doa:
Art Speck dari Oasis International menyatakan bahwa kelas
kepemimpinan mereka mulai meruntuhkan dinding penghalang dan
membangun kesatuan. Hal ini menarik karena, sebagaimana dikatakan
Speck, "Apa yang kita lihat di Oasis Training Center ialah bahwa
gereja Anglikan, gereja Methodist, gereja Presbytarian, dan gereja
Baptis adalah empat denominasi utama yang menghadiri kelas
kepemimpinan ini. Mereka meninggalkan kelas sembari berkata, `Kami
perlu mengajarkan ini pada pemimpin-pemimpin kami`." Kelas
kepemimpinan mereka berkembang pesat. Ketika ada yang menanyakan
kurikulum yang digunakan untuk mencapai kesuksesan seperti itu,
Speck menjawab, "Kami tidak mengatakan bahwa ini adalah doktrin
gereja, atau mengajarkan doktrin gereja. Para pemimpin dari
denominasi ini tidak merasa terusik karena bagaimana kita bisa
terusik oleh firman Tuhan? Jika kita mengasihi Tuhan dan menyukai
firman-Nya, hal ini menjadi mudah. Jadi, mereka datang dan menerima
firman Tuhan lalu membawanya kembali ke gereja mereka."
[Sumber: Mission Network News, Oktober 2006]
Pokok Doa:
Ghana -- Beralih ke Ghana, di mana jumlah dokter mata masih jarang
dan hanya beberapa saja yang mampu melakukan perawatan tersebut.
Itulah sebabnya kenapa klinik mata menjadi bentuk pelayanan yang
nyata. Anggota International Aid, Myles Fish mengatakan "Kami
mengadakan operasi katarak untuk mereka yang tak mampu, gratis. Itu
adalah pelayanan yang cukup dramatis karena jenis operasi itu
menghadirkan situasi dimana ada orang yang datang dengan kondisi
benar-benar buta namun 24 jam kemudian mereka sudah mampu melihat
kembali." Pintu terbuka lebar -- Fish mengatakan bahwa semua yang
mereka lakukan sudah diatur dengan baik. "Kami sangat tertarik
dengan beberapa kesempatan baru yang datang. Untuk beberapa waktu
saat ini, kami telah mengadakan sejumlah klinik mata; kami telah
melakukan lebih dari 20.000 operasi katarak. Kami juga memiliki
sejumlah pelatihan di arena perawatan kesehatan, dan kami sedang
dalam proses memulai beberapa komunitas yang berdasarkan program
perawatan kesehatan." Fish menjelaskan alasan utama perluasan ini.
"Garis besarnya adalah untuk menjangkau lebih banyak orang lagi
kepada Kristus. Kami melakukannya lewat program kesehatan -- dan
kami ingin memperluas program itu sehingga kami dapat melayani
kebutuhan fisik dan membangun semacam hubungan yang perlu bagi kita
untuk membagikan kasih Kristus dengan mereka."
[Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
Pokok Doa:
Setelah delapan tahun menjalani penderitaan hidup sebagai budak di
tempat pemujaan berhala trokosi di Ghana, Afrika Barat, seorang
wanita muda bernama Esther akhirnya terlepas dari ikatannya.
Melalui pelayanan Every Child Ministries, Tuhan telah memberikan
pemulihan dan transformasi. Belakangan, Lorella Rouster, seorang
anggota ECM mengatakan bahwa mantan budak ini telah mengakibatkan
perubahan dalam hidup orang lain. "Saat orang-orang melihatnya,
mereka segera mengetahui bahwa dulunya dia adalah seorang budak di
tempat pemujaan. Namun, mereka juga akan mengetahui bahwa sekarang
dia telah menerima Kristus. Jadi, hal ini membawa dampak yang cukup
besar." Every Child membantu Esther untuk meneruskan pendidikannya
di sekolah menengah akhir dan mendapatkan pelatihan pengajaran
Alkitab nonformal. Rouster mengatakan bahwa ia mempraktikkan
pelajaran Alkitab yang ia dapat dengan cara yang baik. "Sekarang ia
menjadi seorang diaken di gereja lokalnya dan mengajar sekolah
Minggu. Selain itu, ia juga membawa orang tuanya yang dulunya
penyembah berhala kepada Kristus. Saat ini ia juga telah menjadi
staf Every Child Ministries dan melayani sebagai konselor dan
pengajar Alkitab bagi budak-budak lainnya."
[Sumber: Mission Network News, April 2006]
Pokok Doa:
Ada dua orang lulusan Oasis Training Center (OTC) yang dilatih untuk menolong pelayanan membawa jiwa bagi Kristus. Dalam merencanakan parade Natal tahunan kali ini, mereka ingin menggunakan keterampilan berkomunikasi mereka untuk bisa melayani lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan dari kegiatan ini akan menolong secara finansial untuk meluaskan pusat kesehatan yang diharapkan dapat berlanjut dengan membawa mereka kepada Kristus. Ambrose dari OTC menjelaskan, "Sementara orang melihat kami berhasil melakukan hal-hal praktis dan ada hasil-hasil nyata dalam komunitas tersebut, kami percaya hati mereka akan terbuka untuk menerima bantuan rohani dari Allah. Jadi pertama, kami akan melakukan hal-hal yang praktis, baru yang kedua kami akan melayani kerohaniannya." Ambrose juga memercayakan diri pada Tuhan untuk mengusir kuasa kegelapan supaya terang-Nya dapat masuk. "Berdoalah untuk hal ini sehingga kami yakin bahwa ketika kami menapakkan kaki di kota Prampram, kami akan mengklaim tanah ini bagi Tuhan. Ada banyak wilayah kuasa kegelapan yang perlu dipatahkan," tambahnya lagi.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, November 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10545 |
Pokok Doa
Para pelajar di sekolah pelatihan Oasis International diubahkan oleh Sabda Allah. Seorang pelajar yang menderita sakit kepala hebat menghubungi seorang pendeta yang lalu mendoakannya melalui telepon. Ambrose dari Oasis International mengatakan, "Pelajar itu menelepon lagi sepuluh menit kemudian dan memuji Tuhan dengan sukacita. Ia berkata, `Saya sembuh, saya sembuh! Tuhan telah menjamahku!` Dan kami percaya bahwa inilah hasil dari apa yang mereka pelajari di kelas -- beriman kepada Tuhan, percaya bahwa Dia adalah sang Penyembuh." Ambrose percaya bahwa fakta itu akan membuat mereka mengerti bahwa mereka berada di tempat yang tepat. "Fakta itu menyatakan bahwa sangat penting bagi kita untuk berada di Ghana dan membagikan Injil dengan para pendeta dan pelajar setempat sehingga mereka bisa menyebarkan Injil yang mereka dengar di tengah komunitas mereka -- gereja dan sekolah -- dan memunyai dampak yang sama." Meski kisah penyembuhan Tuhan itu menyebar, masalah buta huruf mengancam dan menghalangi mereka yang mau belajar dengan lebih dalam.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Juli 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10046 |
Pokok Doa
Semakin banyak anak muda yang harus berjalan kaki sejauh satu mil untuk mengikuti kelas Alkitab di Oasis International di Ghana. Kelas tersebut dimulai pada bulan Januari 2007 dengan 6 orang murid, namun meningkat pesat mencapai 70 orang yang hadir setiap Sabtu pagi. Perjalanan yang panjang itu menyebabkan para murid terlambat satu jam lamanya. Namun, Ambrose dari Oasis menyatakan bahwa keterlambatan anak-anak itu justru dikarenakan mereka membantu pelayanan dengan mengundang teman-teman dan keluarga mereka. "Bagi kami, ini adalah hal yang luar biasa. Karena kami merasa bahwa semakin banyak firman Tuhan yang bisa kami tanamkan dalam hati anak-anak ini, semakin besar peluang yang mereka miliki untuk berhasil dalam kehidupannya, berhasil dalam masyarakat, dan menjadi bagian dalam memajukan kerajaan Allah. Kami percaya mereka adalah gereja masa depan." Kini, murid-murid yang lebih senior mulai terlibat dalam mengajar dan memimpin penyembahan. Pelayanan tersebut dapat diperluas dengan kemudahan akses transportasi. "Kami sedang memikirkan seandainya kami memiliki sebuah bus kecil atau mobil van sebagai alat transportasi, tentu kami dapat memulai kelas tepat waktu, menyelesaikannya, dan mungkin memberi kesempatan pada murid lain yang lebih banyak lagi."
Sumber: Mission News, April 2007
Berita selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9836
Pokok Doa
Di Ghana, sebuah kelas teologia yang diikuti oleh anak-anak muda beralih menjadi kelas penginjilan. Oasis International memulai kelas ini karena permohonan masyarakat agar kegiatan pelatihan anak muda diperbanyak. Setelah delapan minggu, 26 murid telah menerima Kristus dan lebih banyak lagi murid yang tetap setia mengikuti kelas, demikian Ambrose dari Oasis International berujar. "Kami mendorong para murid untuk mengundang teman-teman mereka yang mungkin tertarik atau yang mungkin belum mengenal Tuhan. Dengan kata lain, mereka menjadi misionaris muda, penginjil muda kami." Murid-murid dari kelas kepemimpinan Oasis mulai ikut terlibat dalam kelas baru untuk memimpin pelajaran Akitab mereka yang pertama. Ini merupakan berita yang sangat menggembirakan untuk kelanjutan Oasis Training Center. Brennan mengatakan, "Kami rindu melihat kegiatan ini semakin berkembang, tentu saja, semakin banyak guru yang perlu kami bina supaya semakin banyak pula kelas yang dapat kami buka. Kami berharap, ini bagaikan bola salju yang makin lama makin besar, dan di masa mendatang kami akan dapat menawarkan lebih banyak pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepemimpinan di berbagai bidang lainnya." Mohon dukungan doa agar para pelatih beroleh hikmat sejalan dengan berkembangnya pelayanan ini.
Sumber: Mission Network News, Maret 2007
Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9726
Pokok Doa:
Gereja di Ghana telah melakukan gerakan yang luar biasa dalam misi lintas budaya selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 1997, sebuah pemprakarsa nasional gabungan memulainya dengan pertanyaan seperti ini: "Apakah orang Kristen dari Ghana bagian selatan melayani salah satu komunitas dari 37 komunitas yang belum terjangkau di bagian utara? Sudah adakah orang yang pergi ke daerah itu dan mempelajari bahasanya untuk memberitakan Injil?"
Sebuah survei di antara orang Kristen mengungkapkan jawaban yang menggelisahkan: "Tidak satu pun misionaris Ghana yang melayani di bagian utara," lapor RC (pemimpin misi). "Semua pelayanan lintas budaya dilakukan oleh misionaris barat dan para petobat baru hasil jangkauan mereka."
Hal itu sangat menggugah, dan gereja wilayah selatan menanggapi tantangan ini. Berbagai denominasi memfokuskan apa yang mereka miliki untuk wilayah utara, dan misi lintas budaya pun meningkat tajam. Hasilnya, dalam lima belas tahun terakhir, setidaknya empat ribu gereja baru telah dirintis dan masih banyak gereja baru lain yang ditemukan dalam penelitian terbaru akhir-akhir ini. Telah ada gerakan perintisan gereja yang terus bertumbuh di setiap suku dari 37 suku yang ada. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Agustus 2008, Volume 26, No. 8 |
Judul kolom | : | World Christian Report |
Judul artikel | : | Ghana: Four Thousand New Churches |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 1 |
Pokok doa:
Bulan November 2007 yang lalu, Global Advance menyelenggarakan konferensi misi pertama mereka di Ghana. Hampir 1.000 pendeta dan 200 pemimpin bisnis dari berbagai denominasi menghadiri konferensi tersebut. David Shibley dari Global Advance mengatakan bahwa ada perbedaan yang nyata antara kerinduan dan sumber daya yang dimiliki oleh orang-orang yang ada di sana. "Gereja di Ghana, yang adalah gereja terkuat di Afrika, benar-benar memiliki hati misi dan visi misi yang besar. Mereka lebih rindu untuk pergi sendiri menjangkau orang-orang daripada mengirim misionaris, jadi kami percaya bahwa konferensi ini sangat penting." Ratusan pendeta berencana untuk mendirikan gereja-gereja baru -- beberapa bahkan di lingkungan multibudaya. "Saya percaya Tuhan dengan Roh-Nya, akan memakai dan memberikan peran yang sangat strategis untuk gereja di Ghana demi kepentingan kegiatan misi di abad ke-21. Saya menjumpai orang-orang yang memiliki hati misi yang besar di Ghana."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10643 |
Pokok doa
Doakan setiap orang percaya atau organisasi yang menghadiri konferensi misi di Ghana ini, agar mereka menangkap visi yang telah dibagikan dan dapat membagikan visi tersebut ke negara mereka masing-masing. Sehingga lebih banyak lagi orang yang terbeban untuk terlibat dalam pelayann misi.
Biarlah gereja-gereja yang ada di Ghana dapat menjadi teladan bagi gereja-gereja yang lain. Mohon agar Tuhan memakai gereja ini dengan luar biasa dan memberikan perkara yang lebih besar lagi bagi pekerjaan Kristus.
Perbudakan seks merajalela di antara agama-agama suku di Ghana. Salah satu bentuk terburuknya adalah praktik yang disebut Trokosi -- gadis-gadis muda diserahkan kepada para dukun sebagai tebusan dosa. Mereka dijadikan budak dan gundik. Every Child Ministries menyelamatkan para wanita itu dan juga anak yang lahir dari dukun-dukun tersebut. Salah satu pendiri ECM, LR melaporkan bahwa pelayanan mereka telah membebaskan 55 budak dari kepala para dukun yang disebut "Thunder God" (ilah guntur). LR mengatakan bahwa pembebasan ini merupakan keajaiban. "Beberapa anggota-anggota kelompok ECM telah mengunjungi kepala dukun tersebut selama 5 tahun terakhir. Lambat laun, dia datang kepada Kristus." LR berkata bahwa pertobatannya menggerakan pembebasan budak-budak. Dan tidak hanya itu saja! "Kepala dukun tersebut mengadakan pertemuan dengan 63 dukun lain yang berada di bawahnya dan mendorong mereka mengikut Kristus juga." LR mengatakan bahwa banyak budak yang telah dibebaskan datang kepada Kristus juga. Akan tetapi, jalan di depan cukup panjang. "Pembebasan adalah sebuah peristiwa, tetapi rehabilitasi adalah sebuah proses. Kami melakukan sesuatu, beberapa di antaranya adalah pelatihan keahlian dan konseling. Kami akan terus mengabarkan Injil kepada mereka dan memuridkan mereka yang datang kepada Kristus." (t/Uly)
Sumber: Mission News, April 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14088]
Pokok doa:
Mengucap syukur untuk perlindungan yang Tuhan berikan bagi anak-anak Ghana korban trokosi melalui pelayanan ECM. Doakan, pertobatan pada dukun memberikan kebebasan bagi orang Ghana untuk mengenal dan menerima Kristus sebagai Juru Selamat mereka.
Berdoa bagi para petobat baru di Ghana, agar dapat segera dimuridkan oleh gereja lokal sehingga tidak jatuh untuk kedua kalinya ke dalam dosa yang sama.
Doa Bagi Negara Guinea
Abdoulay Mane dan Masalu Kompo telah dibaptis di desa Kimiya. Keduanya adalah orang pertama di Landuma yang berani mengambil langkah untuk dibaptis. Sementara itu, delapan truk yang penuh dengan 70 tamu orang Kristen dari suku Tanda dan Nalu dan sebuah gereja Kristen di Boke tiba untuk mendukung orang-orang percaya di Landuma. Walau menghadapi kemungkinan adanya penganiayaan, dua orang ini (Abdoulay dan Masalu) dengan berani telah menyaksikan kerinduan mereka untuk mengikuti Tuhan sebelum dibaptis oleh misionaris Kirk Rogers dan Jim Sheffield. Ada juga masa-masa dimana Masalu hampir berhenti dari pekerjaannya membantu Kirk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Landuma. "Saya tahu bahwa Anda selalu mengatakan yang sebenarnya," katanya. "Anda tidak pernah membohongi saya atau orang lain di desa ini, (namun) saya cuma takut kalau saya mengetahui kebenaran, maka saya akan terkena masalah." Masalu memang tidak hanya datang pada mereka untuk mencari sumber kebenaran, namun dia juga membantu Kirk dan Jim dalam mengajar orang Landuma. Pada hari Minggu saat dia dibaptis, suaranya sangatlah berguna. Ketika kesaksian Abdoulay yang kesehatannya sudah menurun waktu itu tidak dapat terdengar jelas, Masalu pun mengulanginya sehingga orang banyak bisa mendengarkan apa yang Abdoulay katakan. Becca, putri Jim yang berusia 12 tahun juga dibaptis, namun misionaris tersebut tidak diperkenankan membaptis Bagar, putra Masalu yang berusia 8 tahun.
Kepala desa Kimiya biasa menghadiri atau mengirim wakilnya untuk menghadiri acara yang terjadi di wilayahnya. Menjadi tanggung jawab kepala desa untuk menjaga keamanan wilayahnya. Kepala desa Kimiya itu adalah kakak Masalu yang bernama Sedu. Ia tak mempermasalahkan Masalu dan Abdoulay yang dibaptis karena mereka adalah orang dewasa yang telah mampu memilih jalan hidupnya sendiri. Namun ia mengatakan bahwa ia tak dapat mengizinkan Bagar dibaptis. Menurut budaya Landuma, anak itu masih terlalu muda sehingga masih belum mampu mengambil keputusan yang sedemikian penting bagi hidupnya. Hal itu cukup mengecewakan Kirk dan Jim, namun mereka cukup sadar dan menghormati adanya pengaruh dari keluarga yang turut berperan dalam mengambil keputusan tersebut. Hari Minggu berikutnya diadakan baptisan lagi di Hamdallaye. Yang dibaptis adalah Salu Compo, Mamadu Jasi, Ibrahima Bah dan istri Masalu, Aisatou.
Sumber: Get Info -- New Tribes Mission, November 11th, 2005
CONAKRY, Guinea: Taksi kembali beroperasi, pasar dan toko-toko sudah kembali buka, murid-murid pun sudah kembali ke sekolah, dan para misionaris dapat kembali melanjutkan pekerjaan mereka tanpa gangguan. Tim penerjemah Alkitab dalam bahasa Susu membuat kemajuan yang baik, meskipun masih ada beberapa pertanyaan tentang istilah-istilah penting. Pasangan misionaris Benton dan Lorna Willard sudah selesai mengoreksi dan memeriksa pengertian pada beberapa kitab Perjanjian Baru yang diterjemahkan oleh Pioneer Bible Translators. Pasangan Willard juga dibantu oleh para murid yang mengikuti pelajaran Alkitab mingguan mereka. Para wanita itu -- Fatu K., Fatu C., Sale, Ariatu, Yenaba, dan Mamata bertemu setiap hari Senin. Kelompok lainnya, yang terdiri dari pasangan-pasangan Kristen dan orang-orang lain yang tertarik pada firman Tuhan, mengadakan pertemuan setiap hari Rabu.
[Sumber: New Tribes Mission, Juni 2006]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Guinea Bissau
Mam Manga dari Guinea Bissau, Afrika Barat, belajar di sebuah sekolah Alkitab di Brasil. Setelah lulus, ia ingin kembali ke negaranya untuk melayani Yesus. "Orangtua saya dulunya bukan Kristen, bahkan cukup menentang karena mereka masih menganut kepercayaan nenek moyang. Di rumah kami banyak patung berhala, dan orang-orang datang untuk memberi persembahan bagi para berhala itu. Abang saya belajar di ibukota, dan di sana ia menjadi Kristen. Hal itu memicu perdebatan sengit. Saya masih ingat ayah saya mengatakan padanya `Kamu sudah bukan anakku lagi!!` Keluarga kami sudah memutuskan untuk memukulinya sampai ia berubah pikiran, tapi Tuhan meluputkannya dari pemukulan itu. Tidak lama kemudian, tiba-tiba ayah merasa tidak enak badan dan tubuhnya lemas. Dukun-dukun mengatakan bahwa roh-roh marah padanya. Penderitaan yang dirasakannya membuat ia terbuka pada Yesus, dan ketika abang saya tersebut mensharingkan tentang imannya, maka ayah, ibu, empat saudara perempuan saya dan saya sendiri menjadi percaya pada Yesus. Yesus pun lalu menyembuhkan ayah saya, sehingga ia bisa berjalan lagi. Pada hari itu juga, ayah membakar semua patung berhalanya dan meminta maaf pada abang saya -- hari itu adalah hari yang terindah. Saya juga tak akan pernah melupakan kata-kata terakhir ayah sebelum ia meninggal beberapa tahun yang lalu: `Anak-anak, ikutlah Yesus dan kita akan berkumpul lagi di dalam kekekalan.`"
Sumber:FridayFax, October 20, 2005
Negara di Afrika Barat ini berpenduduk sejumlah 1,3 juta orang. Sekitar 2,5% diantaranya memeluk agama Kristen (Kami bersyukur karena dalam tiga tahun ini, jumlah tersebut bertambah terus. Ini merupakan buah dari doa-doa syafaat saudara-saudara seiman). Suku-suku terabaikan di negara ini, antara lain Fula, Mandinga, Nalu, Susu, Soninke, Jahanka, Pajadinka, Manika, Wolof, dan Badyara. Semuanya belum pernah diinjili dan diperlukan tambahan pekerja misi dari dalam dan luar negeri.
Di negara kecil yang sangat miskin dan politiknya tidak stabil ini, ada pekerja misi dari Indonesia yang memberitakan Injil di antara orang Animis di berbagai desa dan daerah. Puji TUHAN, jemaat-jemaat baru dapat didirikan dan bertumbuh. Selain itu, para pekerja misi ini masing-masing memuridkan petobat baru agar bisa bertumbuh dalam Kristus dan menjadi dewasa dalam iman. Komunikasi keluar negeri sulit, karena kantor pos tidak berfungsi, sedangkan telepon dan email hanya ada di ibukota saja.
Sumber: Doa SWI Jan/Feb 05
Berita terakhir, ketika misionaris Jim Sheffield mengajarkan kitab Kisah Para Rasul, orang Kristen di Landuma diperhadapkan dengan konsep baru -- memperingati kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus dalam suatu perjamuan kudus. Jim menunjukkan apa yang dilakukan oleh orang percaya mula-mula dan mendorong orang di Landuma untuk melakukan hal yang sama, untuk terus bertekun dalam iman dan mendengarkan perintah Tuhan, menikmati persekutuan, menolong sesama, merayakan perjamuan kudus dan berdoa bersama. Lalu Jim membaca dari kitab Markus, yang menceritakan perjamuan kudus yang asli. Ia mengingatkan mereka bahwa Yesus mengatakan agar melakukan hal ini untuk mengingat pengorbanan-Nya pada kita. Ia menjelaskan arti dari simbolisasi pemecahan roti. Lalu ia bertanya pada para orang percaya, makanan apa yang dalam budaya mereka yang terbaik untuk merayakan perjamuan Tuhan. Mereka menjawab bahwa sepotong roti Perancis adalah makanan yang paling berharga. Jim telah menduga keputusan mereka dan ia telah membawa roti Perancis itu. Kelompok tersebut duduk di sebuah lingkaran kecil kemudian roti itu diberikan bergiliran, setiap orang mengambil secuil, memuji Tuhan dan bersyukur pada Dia atas pengorbanan-Nya. Jim kemudian menjelaskan arti dari simbolisasi anggur. Jemaat di Landuma memutuskan bahwa minuman sejenis kool-aid yang bisa dibeli di supermarket adalah pilihan terbaik. Mereka kemudian mendiskusikan apakah akan menggunakan gelas secara bersama-sama atau gelas sendiri-sendiri. Biasanya mereka menggunakan gelas secara bersama untuk makan, namun mereka telah melihat gereja Afrika menggunakan gelas sendiri-sendiri. Jim mengatakan bahwa Yesus menggunakan gelas secara bersama ketika Ia memimpin perjamuan kudus namun gelas terpisah juga sering dipakai untuk menghindari penularan penyakit. Jemaat Landuma memutuskan bahwa akan lebih cocok menggunakan gelas bersama. Jim mempunyai 2 buah gelas untuk wadah minuman buah merah lokal yang telah siap sedia dan mulai meminumnya secara bergiliran, sekali lagi dengan memuji dan mengucap syukur pada Tuhan dalam doa setiap kali gelas itu berpindah tangan. Jemaat Landuma memutuskan bahwa mereka akan mengadakan komuni pada setiap akhir acara kebaktian. Jim bertanya bagaimana cara mereka membayar roti dan minuman itu. Beberapa waktu yang lalu para jemaat telah memutuskan bahwa mereka akan menjalankan kantong persembahan tiap minggu dan mereka menetapkan akan mengambil biaya itu dari sana. Jim berkata pada para jemaat itu bahwa ia akan memimpin mereka dalam melakukan perjamuan kudus selama 2 minggu ke depan namun setelah itu mereka akan memilih dua orang untuk memimpin setiap minggunya. Mereka memilih Masalu dan Salu, 2 orang yang telah dianggap sebagai pemimpin di antara orang percaya di Landuma.
Sumber:New Tribes Missions, February 2006
Doa Bagi Negara Kamerun
Para pemuda di Kamerun yang telah percaya kepada Kristus berterima kasih kepada 16 pemuda dari Amerika Serikat dan Kanada. Menurut perwakilan dari Teen Missions International, acara kemah-kemah penginjilan yang mereka adakan di Kamerun telah melatih para pemuda Amerika Serikat untuk melakukan pekerjaan misi. "Anak-anak muda ini
mengadakan beberapa pelatihan untuk para pemuda di negara yang dikunjungi melalui drama, panggung boneka, dan kelas-kelas musik.
Setelah mengadakan perkemahan tersebut, para pemuda ini diutus untuk melakukan penginjilan dari rumah ke rumah. Mereka menyaksikan bagaimana lebih dari 3000 orang mempunyai kerinduan untuk mengenal Kristus melalui usaha-usaha penginjilan yang mereka lakukan. Menurut perwakilan tersebut, para pemuda perlu dilibatkan dalam penginjilan karena 60% populasinya berusia di bawah usia 18 tahun. Ada satu langkah utama yang akan dikerjakan Teen Missions International yang memerlukan dukungan doa. "Kami merencanakan untuk membuka sekolah Alkitab di tahun 2004 nanti. Kami berharap ada beberapa pemuda dari hasil kemah penginjilan ini yang mempunyai kerinduan untuk melayani Allah dan bersedia menjadi misionaris. Karena itu dukungan doa dan juga dana dari umat Kristen sangat dibutuhkan untuk membangun dan mendukung sekolah Alkitab yang akan didirikan oleh Teen Missions International ini.
Sumber: What In The World, October 31, 2003
Kamerun -- Kamerun yang terletak di Afrika bagian Barat adalah ladang misi terbaru untuk Association of Baptists for World Evangelism (ABWE). Tujuan mereka ialah membantu pengembangan gereja-gereja yang sungguh-sungguh mewartakan Firman Tuhan yang dipimpin oleh warga Kamerun sendiri serta yang dapat mengirimkan misionaris mereka sendiri. Dave Hamrick dari ABWE mengatakan bahwa kegiatan ekspansi ini sangat menarik dan sangat dibutuhkan, "Kami baru menemukan adanya satu kebutuhan yang sangat besar dan kami juga menemui beberapa gereja kecil yang meminta kesediaan kami memberikan beberapa pelatihan kepemimpinan dan pelajaran teologi." ABWE juga memiliki kesempatan besar untuk menggunakan radio sebagai alat untuk menjalankan pelayanan outreach. Hamrick mengatakan bahwa banyak orang di Kamerun yang menguasai lebih dari satu bahasa ingin belajar bahasa Inggris. "Pihak pemerintah juga menginginkan adanya stasiun radio berbahasa Inggris. Mereka telah memiliki banyak stasiun radio berbahasa Perancis, namun mereka sedang mencari organisasi- organisasi yang mau memproduksi program siaran radio berbahasa Inggris. Mereka tak begitu ambil pusing dengan isinya; mereka hanya menaruh perhatian bahwa siaran itu akan menggunakan bahasa Inggris," tambahnya. ABWE segera mengambil kesempatan itu dan mereka sangat takjub dengan perbuatan yang dapat dilakukan Tuhan nantinya.
[Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
Pokok Doa:
Kamerun -- Tingkat buta huruf yang masih tinggi di beberapa wilayah di Kamerun menjadikan media audio menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk menginjili. Wycliffe Bible Translators memiliki tim untuk merekam kitab-kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Bafut.
Anggota Wycliffe, Ruth Hubbard, mengatakan bahwa pemimpin proyek itu telah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, dampak Injil bagi masyarakat. "Faktanya, beberapa pembaca yang telah dipilih, secara umum bukanlah pembaca yang baik. Mereka adalah orang-orang yang,menurut pandangan si pemimpin proyek, tidak pantas dipilih, namun kini ia begitu tergerak saat melihat bagaimana orang banyak berubah setelah terlibat dalam proses itu." Hubbard mengatakan bahwa pemimpin tim tersebut menjadi semakin tertarik ketika melihat para pembaca tersebut merasa ikut memiliki proyek ini. "Tuhan memakai orang-orang ini dalam kelemahan mereka dan membuat mereka merasakan anugerah dari-Nya. Mereka adalah orang-orang sederhana yang sebelumnya tidak pernah memberi kontribusi penting, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, namun karena Firman Tuhan dan perubahan yang diakibatkannya, kini mereka mampu memberikan kontribusi."
[Sumber: Mission Network News, Maret 2006]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Kenya
"International Women's AIDS Run" pertama yang diselenggarakan di
Kenya telah menarik lebih dari 10.000 partisipan. Lomba lari sejauh
10 kilometer ini mengambil tempat di Nairobi untuk mengekspresikan
solidaritas dan dedikasi kaum wanita dalam mengatasi penyebaran AIDS
di negara mereka. Lomba lari ini dipimpin oleh Ibu Negara Kenya dan
didukung juga oleh beberapa pegawai pemerintah. Organisasi World
Vision mendukung acara ini dengan menyediakan dana dan merekrut 3000
anggota. World Vision turut bekerja sama untuk memampukan anak-anak
Tuhan di Kenya agar dapat menyadari potensi pemberian Allah yang
mereka miliki sehingga bisa mengatasi masalah kemiskinan di
negerinya. Dengan cara ini, kasih Kristus terlihat nyata di mata
orang-orang yang menerima bantuan.
Sumber: Mission Network News, October 14th, 2003
Ini merupakan cerita tentang pelestarian identitas suatu budaya.
Bagi "The Seed Company", bekerja di Kenya wilayah barat daya di
antara Suku Suba adalah untuk menjaga agar suku ini tetap ada. Ada
banyak pola pikir yang menjadi tantangan bagi tim penerjemah
Alkitab. "Beberapa suku yang ada di sekitar mereka memandang rendah
Suku Suba karena tidak memiliki Alkitab, dan suku-suku tersebut
menganggapnya sebagai suku terbelakang karena Allah belum pernah
berbicara kepada Suku Suba. Orang-orang Suku Suba itu sendiri
menerima begitu saja pendapat ini, dan mereka benar-benar merasa
malu hanya karena mereka tidak memiliki Alkitab. Sejak saat itu,
tujuh kitab dalam Alkitab telah diterjemahkan bagi Suku Suba. Dari
situlah kemudian terbentuk suatu gereja yang berkembang bersama
dengan masyarakat yang holistik. "Saat ini Suku Suba menjadi partner
dari suatu sekolah yang tugas utamanya adalah menolong anak-anak
yang menjadi yatim piatu karena AIDS, dengan memberikan dorongan
semangat dan pendidikan yang baik serta makanan bergizi untuk
mematahkan siklus penyakit dan kemiskinan di wilayah itu.
Sumber: What In The World, July 31, 2003
"Saya menaikkan syukur kepada Allah bagi pelayanan EHC (Every Home
for Christ) atas metodenya dalam menjangkau banyak orang dimana pun
mereka berada dan terutama di rumah-rumah mereka," kata Rev. Cosmas
Ole Mwangi, dari Vision Christian Church, Masailand. "
Sebelumnya kami tidak melihat banyak tuaian saat kami hanya
menunggu kedatangan orang-orang di gereja. Namun sekarang kami
menjalankan pelayanan sesuai dengan visi EHC, dengan demikian
pelayanan kami yang dulunya stagnant, sekarang bisa mulai
berkembang. Kami telah merintis dua gereja baru dan saya yakin
bahwa dengan kecepatan seperti ini, gereja kami akan mencapai
rekor pertumbuhan."
Direktur EHC, Nicholas Mulea, menuliskan, "Saat melanjutkan
pelayanan di Kenya dan terutama di wilayah Masailand, kami bertujuan
untuk semakin terlibat lebih dalam lagi dengan gereja-gereja yang
tergabung dalam program outreach EHC. Jika kami dapat menyediakan
sepeda maka akan sangat menolong pelayanan. Dari bantuan pertama
yang mereka berikan, berupa 10 sepeda, banyak pelayanan yang
berhasil dicapai. Kebutuhan-kebutuhan yang perlu segera dipenuhi
adalah melatih dan melengkapi para pekerja, lalu mengutus mereka
sehingga mereka bisa mengadakan pelayanan penginjilan dalam
komunitas mereka."
Sumber: Fax of the Apostle, May 2003
Allah sedang mengubah hidup dan minat para pemuda di Eldama Ravine,
Kenya, Afrika. Para pekerja Africa Inland Mission melaporkan bahwa
para pemuda mulai tertarik untuk terlibat dalam pelayanan African
Inland Church. Mereka sedang merencanakan program-program yang
bertujuan untuk menarik dan mengenalkan para pemuda non-Kristen
kepada Kristus.
Sumber: Mission Network News, April 28th, 2003
Satu tim sukarelawan mengadakan pelayanan outreach kepada Suku
Pokot, salah satu suku terabaikan di Kenya. Dalam 4 hari, mereka
merawat lebih 750 orang, mensharingkan Injil kepada lebih dari 1100
orang, dan merintis tiga gereja. Di sebuah desa, seorang penatua
gereja baru mendengarkan Injil untuk pertama kalinya. Ketika seorang
relawan bertanya apakah ada yang ingin menerima anugerah hidup kekal
secara cuma-cuma yang ditawarkan Allah, seorang penatua segera
mengatakan sesuatu dalam bahasa aslinya. Para pria lain dalam
kelompok itu menggumamkan sesuatu dan menganggukkan kepala sebagai
tanda persetujuan. Dengan senyum besar menghiasi wajah, penerjemah
mengatakan apa yang dikatakan penatua suku tadi, "Bagaimana kita
dapat menolak anugerah besar yang telah diberikan oleh Allah yang
maha besar?" Kemudian penerjemah itu menjawab: "Saya mengarungi
lautan Atlantik agar bisa berada di tempat ini. Penatua ini, sama
seperti sebagian besar orang yang kami layani, sama sekali belum
pernah mendengar nama Yesus. Allah telah menyediakan orang yang haus
seperti penatua ini, sehingga saya, yang telah mengenal Dia,
digerakkan Allah untuk menempuh jarak 10.000 mil, masih ditambah
dengan perjalanan 9 jam, untuk mengenalkan Yesus Kristus kepada
penatua ini. Yang dibutuhkan Allah adalah orang-orang yang mau
menyediakan diri untuk dikirim kepada orang-orang seperti penatua
ini. Kerinduan yang Allah tempatkan di hati saya sebesar kerinduan
penatua ini untuk mengenal Kristus. Terpujilah Allah yang memberikan
kesempatan untuk melayani Suku Pokot."
Sumber: Subject: Advance: March 14, 2004
Audio Scripture Ministries sedang bersiap-siap untuk meluncurkan
program penginjilan perdana di luar Nairobi, Kenya. Mendengar hal
itu, Anda mungkin bertanya, "Bukankah Kenya sudah dijangkau Injil?"
Tom Dudenhofer dari ASM mengatakan bahwa meskipun pelayanan misi
sudah ada di Kenya selama lebih dari satu abad, "Kemiskinan dan
terisolasinya banyak wilayah di luar pusat perkotaan telah
menciptakan generasi baru dari orang-orang yang terabaikan karena
penginjilan tidak dilakukan secara terus-menerus di wilayah-wilayah
yang terisolasi tersebut. Orang-orang itu perlu dijangkau lagi
dengan Injil Yesus Kristus." Cara kerja program tersebut adalah
sebagai berikut: "Program Alkitab ini akan dijalankan dengan
memberikan semacam tape recorder kepada salah seorang pendeta lokal
di salah satu desa yang belum terjangkau. Seluruh penduduk desa
berkumpul bersama untuk mendengarkan Alkitab audio melalui tape
recorder tadi. Lalu mereka menghafalkan ayat-ayat yang sudah
didengar. Para pendengar juga didorong untuk mensharingkan kesaksian
hidup yang mereka alami."
Sumber: Mission Network News, June 24th 2005
Pokok Doa :
Setiap bulan, ada ribuan orang di Afrika yang mengenal dan mau
datang kepada Kristus. Setelah mereka menjadi petobat baru, mereka
mulai terlibat dalam sebuah gereja lokal. Kebanyakan dari gereja-
gereja lokal tersebut dijalankan oleh orang-orang Kristen yang belum
mempunyai pendidikan formal Teologi. Perwakilan dari Christian World
Outreach (CWO) memberikan perhatian terhadap hal tersebut. "Ada
kekosongan dan kebutuhan yang besar akan pendeta dan pemimpin-
pemimpin gereja yang berkualitas. Kami mengirim pasangan misionaris
pertama ke Machakos, Kenya untuk belajar di sebuah universitas kecil
yang bernama Scot Theological College." Saat ini ada sekitar 25
siswa dari seluruh Afrika. CWO mengatakan jika para pemimpin baru
tidak mendapatkan pemahaman Alkitab yang benar, maka pemujaan-
pemujaan kepada kepercayaan semula dapat muncul kembali. "Orang
akan meninggalkan kepercayaannya yang semula dan menjadi pengikut
Kristus. Namun, jika tidak ada pelayanan follow-up, mereka tidak
bisa bertumbuh secara rohani. Pendidikan yang diberikan di Scot
Theological College akan membantu pelayanan penginjilan yang
dilakukan CWO. Dengan demikian, kami bisa mengarahkan para petobat
baru ke suatu gereja yang telah memiliki pemimpin terlatih.
Sumber: Mission Network News, April 8th, 2005
Pokok Doa :
Dari rumor yang beredar di Kenya, diskusi sebuah perjanjian yang tidak jelas arahnya nampaknya akan berujung pada sebuah kekacauan. Masyarakat internasional ingin agar kedua belah pihak bekerja sama. Menurut beberapa organisasi kemanusiaan, kekerasan yang terjadi pascapemilihan umum telah menyebabkan 600.000 orang Kenya pindah ke negara lain.
Jakob Kramer dari Christian Reformed World Relief Commitee (CRWRC) mengatakan bahwa konflik yang berpusat di wilayah Rift Valley di Kenya Barat berakar dari konflik tanah yang sudah berlangsung selama satu tahun. Reaksi atas pemilihan umum dan tudingan penipuan semakin membakar perselisihan yang terus melebar skalanya ke seluruh negeri. Dalam lima minggu terakhir, jumlah pengungsi Kenya di daerah sekitar Luke`s Cathedral meningkat dari 65 menjadi 250 jiwa, dan jumlah itu terus bertumbuh. "Kami juga membantu sekitar 15.000 keluarga," kata Kramer, yang juga mengatakan bahwa gereja-gereja mencoba menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan-kebutuhan pokok orang-orang yang terbaring kurus itu.
CRWRC disokong pemerintah untuk menambah bantuan bagi para pengungsi yang ada di Reformed Church. Dana dari Canadian International Development Agency juga sangat membantu mengurangi ketegangan yang sempat terjadi. Kramer berkata, "Kami telah menggunakan dana tersebut untuk memberikan bantuan yang bukan makanan, yakni selimut, kain kelambu, periuk, panci, dan jerigen untuk mengangkut air."
Kramer mengatakan bahwa banyak orang menjadi percaya karena kesaksian penginjilan yang mereka lakukan. Hal itu nampak jelas sekali. "Pada awal terjadinya konflik, banyak orang pergi ke gereja karena mereka merasa nyaman di sana -- dalam konteks orang Kristen yang saling berbagi -- bisa bebas dari aturan-aturan suku yang mengikat, yang pada akhirnya akan memberikan keamanan pada mereka." CRWRC juga mendirikan kamp Internally Displaced Persons (IDP) di Kenya bagian barat pada Januari awal dan terus secara sistematis mencari rumah-rumah tangga yang belum mendapatkan bantuan dari organisasi kemanusiaan. (t/Novita)
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Februari 2008 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10889 |
Pokok doa:
CRWRC dan gereja-gereja di Kenya sedang terus berupaya membantu para pengungsi Kenya. Biarlah Tuhan memberi kecukupan atas segala kebutuhan yang diperlukan, sehingga banyak orang yang dapat dibantu.
Di tengah keadaan perselisihan ini, berdoalah untuk kegiatan penginjilan yang dilakukan oleh orang percaya di Kenya. Biarlah Tuhan yang berbicara dan memberi kelegaan kepada mereka yang sedang ada dalam keadaan terjepit.
Doakan para pengungsi Kenya, minta agar Tuhan melindungi serta memelihara kehidupan mereka. Doakan juga agar aparat pemerintahan Kenya dapat mengambil tindakan yang tepat dan cepat untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi di negara tersebut.
Selama dua puluh tahun, Audio Scripture Ministries (ASM) telah mengirim Alkitab ke wilayah Nairobi, Kenya. Theovision International berkomitmen menjangkau orang-orang yang tidak bisa membaca dan mereka akan membantu memerluas pelayanan ASM. Tom Dudenhofer berkata, "Betul-betul ada banyak kebutuhan di desa-desa di sana walaupun hanya untuk melakukan pelayanan tindak lanjut, seperti mengadakan program pemuridan yang lebih mendalam, dan Theovision berkomitmen untuk melakukannya di negara ini." Rencana Theovision adalah untuk memindahkan pusat ASM di Nairobi menjadi sebuah pusat distribusi Afrika Timur. Pendekatan khusus Theovision adalah mengizinkan mereka menjangkau orang-orang yang hampir tidak terjangkau. Pendengar setia biasanya berkembang dalam dua hal yang berbeda. "Mereka tidak hanya mau percaya Yesus dan membuka gereja, tapi di lingkungan gereja mereka juga ingin lebih bertumbuh lagi. Begitulah, mereka telah percaya kepada Kristus dan sekarang mereka membutuhkan pertumbuhan dan mereka dapat menggunakan Alkitab audio ini untuk benar-benar bertumbuh dalam pengetahuan akan apa yang Yesus katakan dan ajarkan, dan juga mengenal seluruh Kitab Perjanjian Baru." Berdoalah agar semua surat-surat yang diperlukan dapat dipersiapkan tanpa ada halangan yang berarti.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Kisah selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10564 |
Pokok Doa
Doakan Theovision International yang berkomitmen menjangkau orang-orang yang tidak dapat membaca. Kiranya mereka memberikan pelayanannya dengan maksimal dan dipakai Tuhan dengan luar biasa.
Berdoa untuk kegiatan penginjilan lewat Alkitab audio. Biarlah semakin banyak orang dimenangkan bagi Kristus dan semakin bertumbuh dalam pengetahuan akan apa yang Yesus katakan dan ajarkan dalam firman-Nya.
Ada ratusan anak-anak dalam kamp Internally Displaced Persons (IDP) di Kenya. Ada 250 anak yang terancam terjangkit penyakit, seperti kolera, disentri, dan diare, karena di sana tidak ada sumber air bersih untuk makan dan minum. Kamp ini juga tidak memunyai sistem pengaturan pembuangan sampah, sehingga sampah dibiarkan menimbun di sekitar kamp. Sampah itu telah mencemari sungai terdekat -- satu- satunya sumber air untuk kamp itu. Penghuni kamp saat ini tidak memunyai pilihan selain meminum air yang tercemar itu.
Childcare Worldwide telah menyediakan bahan-bahan dasar untuk bertahan hidup, seperti nasi dan kacang-kacangan, bagi penghuni kamp. Namun, penghuni tidak akan bertahan lama jika tidak tersedia air bersih. Childcare Worldwide dapat menyediakan solusi jangka panjang untuk masalah sanitasi ini tetapi mereka memerlukan dukungan. Doa dan dukungan Anda tidak hanya akan membawa kehidupan bagi banyak orang, tetapi juga bagi kehidupan rohani mereka. Doakan agar ketika penghuni kamp menerima air bersih, mereka juga mau membuka hati kepada Air Kehidupan, Yesus Kristus.
Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14806]
Pokok doa:
Doakan untuk kebutuhan dana dalam program penyediaan air bersih di Kenya, agar Tuhan menggerakkan orang-orang percaya untuk terlibat dan di dalamnya dan mendukung program ini.
Doakan juga untuk tim Childcare Worldwide yang melayani di Kenya, agar Tuhan memampukan mereka melayani dan menyentuh setiap anak dengan kasih Kristus.
Selama 2 dekade, Global Advance telah terlibat dalam pekerjaan Tuhan di Kenya. Organisasi ini membantu melatih, memotivasi, dan menyediakan puluhan ribu gembala di baris depan. Tim pelayanan ini baru saja mensponsori dua konferensi di timur laut, Mwinge, dan Garissa.
JH memimpin tim tersebut bersama mitra GAM di Afrika Timur, yaitu DH dan SK. Selama pertemuan itu, mereka fokus pada pendeta-pendeta yang melayani di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama tetangga (95% - 99%).
Kira-kira, ada 20 pendeta dan gereja di kota Garissa, dan banyak dari antara mereka yang terisolasi. Tim itu telah bertemu dengan para pendeta untuk mengatur, melatih, dan memberi mereka semangat. Mereka akan ditempatkan untuk melayani tetangga-tetangga mereka di sebelah utara, yakni di negara Somalia. (t\Uly)
Sumber: Mission News, September 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14728]
Pokok doa:
Berdoalah untuk orang-orang percaya di Kenya agar mereka berani dan tabah, tetapi tetap dipenuhi oleh belas kasih, dan hati Kristus.
Berdoa juga untuk setiap keperluan yang dibutuhkan oleh Global Advance, yang terlibat dalam pelayanan misi di Kenya. Kiranya Tuhan mencukupkan kebutuhan mereka.
Walaupun kondisi Kenya saat ini cukup stabil, mereka masih mencoba memulihkan diri setelah kekerasan yang menimpa negara mereka pascapemilu pada tahun 2007. Di saat Pengadilan Kriminal Internasional berencana mengadili kedua partai yang berkuasa, Gobal Aid Network (GAiN) merencanakan suatu kunjungan bantuan. Charles Debter dari GAiN mengatakan: "Kami menyediakan kesempatan bagi mereka yang rindu menjangkau daerah kumuh di wilayah Nairobi, lokasi yang didominasi oleh kemiskinan. Injil tetap bergerak maju lewat gereja, dan lewat sekolah." Perjalanan tersebut [telah] dilaksanakan pada tanggal 28 Mei sampai 10 Juni, dan anggota- anggota regu akan mendapatkan kesempatan mengunjungi daerah kumuh dan pedesaan. Di daerah itu, misionaris-misionaris senior telah merintis 50 gereja, namun mereka memerlukan bantuan untuk meneruskannya: "Ini adalah suatu kesempatan bekerja sama untuk menjangkau orang-orang termiskin dari yang paling miskin. Di tempat ini ada keputusasaan, tetapi dalam Kristus, ada pengharapan besar." (t/Uly)
Sumber: Mission News, April 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14080]
Pokok doa:
Doakan agar Tuhan memulihkan masyarakat Kenya dari trauma yang mengikat hidup mereka, karena peristiwa yang tidak menyenangkan yang menimpa negara ini beberapa tahun silam.
Berdoa juga agar Tuhan memampukan anak-anak-Nya yang melayani di Kenya, sehingga mereka dapat memperkenalkan kasih Kristus yang dapat menggantikan kekhawatiran dan mengobati luka hati mereka dengan kasih-Nya.
Doa Bagi Negara Kongo
Sehubungan dengan terjadinya kekerasan baru-baru ini di Nyankunde,
Democratic Republic of Congo (DRC), Mission Aviation Fellowship
terpaksa harus menutup sementara kantor mereka yang ada di sana.
John Lewis, wakil dari MAF, menjelaskan bahwa peperangan antar suku
telah menghancurkan pelayanan outreach mereka.
"Kantor utama kami benar-benar hancur total dan rata dengan
tanah. Saya berbicara dengan seorang pilot kemarin yang sedang
mencoba terbang di atas wilayah Nyankunde. Dia hanya melihat
puing-puing terserak di berbagai tempat, bahkan belum aman untuk
mendaratkan pesawat di sana. Jadi, selama dua atau tiga bulan
terakhir kami tidak akan dapat menggunakan kantor Nyankunde."
Namun, saat ini MAF tetap melanjutkan pelayanan mereka di wilayah
ini. Lewis meminta dukungan doa bagi tim pelayanan di Kongo.
Sumber: Mission Network News, February 10th, 2003
Pokok Doa Dunia hari ini akan kita mulai dengan Republik Demokratik
Kongo, dimana pemerintah telah menandatangani persetujuan berbagi
kekuasaan dengan para pemberontak. Persetujuan itu bertujuan untuk
mengakhiri konflik empat tahun dimana sudah lebih dari 2 juta orang
meninggal. Petugas World Vision, Tex Lanier, mengatakan mereka
berharap dapat melanjutkan pekerjaan mereka untuk membantu membangun
kembali infrastruktur negeri yang mengalami kehancuran ini.
"Dalam segala hal yang dilakukan World Vision, kami selalu
membawa Injil kepada orang-orang. Injil, dalam pandangan kami,
memiliki dua bentuk: perbuatan dan perkataan. Kami tentu saja
menunjukkan perbuatan kepada orang-orang ini dengan memberi makan
yang lapar dan menolong yang miskin. Injil dalam perkataan juga
sangat mungkin untuk dilakukan."
Lanier meminta orang-orang percaya untuk berdoa bagi para pekerjanya
di daerah itu, juga bagi penduduk yang selamat dari malapetaka.
"Yang pasti saya ingin orang-orang berdoa untuk persetujuan damai
yang baru ditandatangani beberapa hari yang lalu agar sungguh-sungguh dijalankan, dan kedua belah pihak menghormati persetujuan
itu. Doakan agar Raja Damai membawa kedamaian, dan kedamaian itu
akan langgeng."
Sumber: Mission Network News, Dec 30th, 2002
Tentara pasukan keamanan PBB melucuti senjata tentara militer lokal
di Kongo. Ini merupakan respon terhadap penyerangan yang menewaskan
9 orang Pakistan. Perwakilan dari Grace Ministries International
mengatakan bahwa kekerasan ini hanya terjadi di daerah Utara,
sedangkan di daerah Selatan perdamaian berjalan sangat baik. Dia
juga mengatakan bahwa pelayanan sudah bisa dilanjutkan kembali.
"Kami telah mengirimkan 60 sepeda bagi para penginjil sehingga
mereka bisa kembali melakukan perjalanan dan mempermudah kunjungan
mereka dari satu tempat ke tempat lain. Ini merupakan hal yang
sangat positif." Perwakilan dari Grace Ministries juga mengatakan
bahwa orang-orang Kongo telah disiapkan untuk mendengar Kabar Baik.
"Ketika Injil disharingkan kepada orang-orang Kongo, ada banyak
respon dari mereka yang mendengarnya."
[Sumber:Mission Network News, March 3rd 2005]
Pokok Doa:
Mengucap syukur atas pelayanan yang dilakukan oleh Grace
Ministries International di Kongo. Kiranya Roh Kudus selalu
menyertai pelayanan mereka dan Allah akan senantiasa memenuhi
segala kebutuhan yang diperlukan untuk pelayanan mereka.
Doakan orang-orang Kongo yang merespon terhadap Injil yang
diberitakan. Mereka bisa mendapat pelayanan follow-up yang tepat
dan penguatan iman untuk bertahan di tengah-tengah lingkungan
mereka.
Kinshasa, Kongo--Republik Demokratik Kongo telah melaksanakan
pemilu. Hasil pemilu tersebut diharapkan dapat mengakhiri 32
tahun masa pemerintahan yang otoriter serta kekejaman perang saudara
yang telah memakan lebih dari empat juta jiwa. Tragedi kemanusiaan
itu bahkan juga telah disebut menelan ribuan nyawa setiap minggunya.
Anggota World Vision, Rory Anderson, menyatakan bahwa mereka sedang
mencoba mencukupi baik kebutuhan saat ini maupun di masa depan.
"Pemilu ini sangat penting karena akan membantu masa transisi negara
Kongo dari pemerintahan otoriter serta ketidakstabilan akibat perang
kepada pemerintah yang terlegitimasi dan mampu menapaki jalan menuju
perkembangan." Negara ini masih harus menapaki jalan panjang untuk
menuju kestabilan politik dan lebih jauh lagi untuk menuju kepada
masa yang benar-benar damai. Anderson mengatakan bahwa tim mereka
terus mewartakan pengharapan dalam Kristus lewat proyek-proyek
mereka karena "Sungguh merupakan satu sukacita untuk mampu melakukan
pekerjaan Tuhan dengan melayani mereka yang sering kali dilupakan
oleh masyarakat internasional, namun kami tahu bahwa semua anak-anak
Kongo serta orang tuanya adalah berharga di mata Yesus."
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
Pokok Doa:
Di Kongo, para pendeta saling mengajar satu sama lain. Para anggota Free Church of Congo menawarkan sesi pelatihan Alkitab kepada lebih dari lima ratus pengkhotbah yang memiliki sedikit pendidikan formal Alkitab. Setiap sesi terdiri dari empat mata pelajaran yang sudah disiapkan oleh para pendeta itu. Tom dari Evangelical Free Church Mission mengatakan, baru-baru ini mereka menghabiskan waktu selama dua minggu untuk menambah kosakata dan mengembangkan keterampilan pastoral mereka dan semuanya itu berjalan dengan sangat sukses. Tujuan mereka ialah dalam tiga tahun ke depan, kemampuan para pengkhotbah itu akan setingkat dengan para pengkhotbah terlatih di sekolah Alkitab. Tom berkata bahwa mereka sudah menerima laporan kemajuan yang positif. "Berdasarkan apa yang kami lihat sejauh ini, di tahap awal ini, mereka sudah kembali dan menggunakan bahan-bahan yang kami berikan ini secara langsung dalam khotbah-khotbah mereka, dalam pelajaran, dan dalam apa yang mereka bagikan kepada masyarakat mereka. ECFM sudah menciptakan program sponsor yang disebut CEFOC bagi siapa pun yang ingin membantu pelayanan ini.
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa:
Tim Grace Ministries baru-baru ini mengadakan seminar di Republik Demokrasi Kongo. Seminar 4 hari ini ditujukan bagi para kepala sekolah dan pendeta di Kama. Tujuannya adalah untuk melengkapi para pemimpin di sana supaya memasukkan prinsip-prinsip ilahi ke dalam sistem pendidikan.
Sebanyak 2 ton literatur Kabar Baik dan perlengkapan untuk penginjilan penjangkauan, termasuk sebuah sepeda motor dan gas, dikirim ke Kama. Dua tim yang melakukan penginjilan di sekolah-sekolah dan desa-desa akan menggunakan peralatan-peralatan ini dan berencana mengunjungi seratusan sekolah pada Natal nanti.
Seorang anggota tim membagikan kegembiraannya karena terlibat dalam pembagian literatur di dua sekolah, di mana sebanyak 165 orang menanggapi pesan Kabar Baik setelah melihat DVD "The God-Man".
Doakan tim ini ketika mereka melakukan perjalanan di jalanan yang kasar dan berlumpur dengan menggunakan sepeda motor dan sepeda untuk membawa buku-buku dan perlengkapan, "sound system", pemutar DVD, dan proyektor. Doakan agar Tuhan mau menggunakan mereka untuk membawa banyak orang kepada Kristus. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, November 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13490
Pokok doa:
Mengucap syukur atas bantuan 2 ton literatur dan perlengkapannya yang dikirim ke Kongo. Doakan agar melalui bantuan ini, banyak orang yang belum percaya dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka.
Doakan bagi tim yang akan terlibat di dalamnya, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan, mengingat medan yang harus mereka lalui cukup berat.
Sebanyak 15% anak-anak di Kongo adalah anak yatim piatu karena AIDS. Sebagian besar anak-anak itu berasal dari daerah barat laut Republik Demokrasi Kongo dan mereka telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka karena HIV/AIDS.
Mereka hidup di daerah negara berkembang yang belum mendapat listrik atau air dan berada di bawah iklim politik yang tidak tenang dan tidak stabil. Pada sebagian besar kasus, anak- anak yatim piatu ini berasal dari situasi keluarga yang miskin ke situasi keluarga miskin lainnya, dengan hanya didampingi oleh komunitas gereja lokal. Bersyukur unit keluarga masih menjadi faktor penyeimbang di lingkungan pedesaan di Kongo. Karena kalau tidak, anak-anak itu menjadi tunawisma dan tinggal di jalanan.
Melalui Global Fingerprints, anak yatim piatu ini dapat bersekolah, menerima perawatan medis, dan ditempatkan di rumah keluarga Kristen dari Evangelical Free Church di Kongo.
Bagi sebagian besar dari anak-anak ini, berjalan kaki adalah satu- satunya transportasi mereka, dan sepatu mereka tidak lebih dari sandal yang sudah tidak layak pakai. Doakanlah proyek "Shoe Me" ("Berikan Aku Sepatu") yang bertujuan mengumpulkan dana untuk membeli ribuan pasang sepatu bagi anak-anak ini. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, July 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/
Pokok doa:
Doakan program "Shoe Me" (Berikan Aku Sepatu) untuk membantu menyediakan sepatu bagi anak-anak di Kongo, agar Tuhan menggerakkan setiap orang percaya di Kongo dan di tempat lain untuk menopang program ini.
Doakan Global Fingerprints yang melayani dan berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik kepada anak-anak yatim piatu di Kongo, agar Tuhan memberkati tim untuk melayani anak-anak ini.
Doa Bagi Negara Kuba
Dukungan doa sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan gereja di Kuba.
Menurut laporan dari perwakilan HCJB World Radio, Americo Saavendra
"Saat ini gereja-gereja rumah berkembang pesat di berbagai tempat."
Saavendra membentuk 'Apoyo', sebuah pelayanan yang dilakukan bersama
HCJB World Radio dan Leadership Resources International. Saavedra
mengatakan bahwa gereja-gereja di Kuba berkembang dengan cukup baik.
"Gereja-gereja ini secara aktif memberitakan Injil kepada lingkungan
di sekitar mereka. Kebutuhan terbesar gereja-gereja tersebut saat
ini adalah pengadaan program follow-up dan pelatihan bagi para
petobat baru." Saavedra mengatakan bahwa buku-buku rohani juga bisa
membantu program pelatihan ini, namun hal itu juga merupakan suatu
tantangan. "Salah satu kesulitan terbesar adalah bagaimana
mendapatkan buku-buku yang berisi materi-materi yang dibutuhkan dan
mengirimkannya kepada mereka. Sebenarnya ada banyak buku yang masuk
ke Kuba. Sekali setahun, kami dapat memesan banyak buku dan
mengirimnya melalui kapal ke Kuba. Namun kami memerlukan waktu
kurang lebih satu tahun lagi untuk mengurus proses perijinan
masuknya buku-buku itu."
Sumber: Mission Network News, July 31st 2003
Republik Kuba adalah negara sekular. Masyarakatnya hidup dalam kemiskinan, sedangkan komunitas beragama mayoritas di sana menghadapi tantangan serius di tengah tuntutan hak-hak agama teoritis. Pada saat yang sama, Darryl, Direktur WorldServe di Kuba, mengatakan bahwa tim mereka menuai panen kebangunan rohani di kalangan gereja-gereja yang menginjili. "Kebangunan rohani itu mulai beranjak menjadi sebuah pergerakan gereja rumah. Ada sekitar 1.100 gereja dan gereja rumah pada 1990, dan kini jumlahnya hampir mendekati 17.000. Itu adalah suatu kebangunan rohani," ujarnya. Tahun ini, WorldServe dan American Bible Society bekerja sama untuk mengirimkan suatu hadiah besar untuk gereja yang sedang bertumbuh. "Hadiah itu bukan hanya pengiriman terbesar Alkitab anak-anak, namun juga sebuah pengiriman terbesar Alkitab dalam sejarah Kuba -- dua kali lebih besar dari pengiriman yang terakhir. Organisasi lain telah mengirim Alkitab dalam jumlah besar, namun 200.000 Alkitab dalam setahun adalah pengiriman Alkitab terbesar dalam sejarah Kuba.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Agustus 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10210 |
Pokok Doa
Walaupun penduduk Kuba lebih bebas dibanding dengan masa-masa sebelumnya, pemerintah komunis mereka masih membatasi sebagian besar kegiatan kekristenan. Akan tetapi, John Dyck dari World Serve Ministries mengatakan bahwa gereja sedang berbuah. Kebutuhan- kebutuhan utama mereka adalah dana dan pelatihan. Oleh karena itu, World Serve melangkah untuk mengisi kekosongan tersebut dan menguatkan para pelayan Kuba. "Yang menggerakkan apa yang dilakukan World Serve di Kuba adalah kita percaya bahwa orang-orang Kubalah yang menjangkau sesama orang Kuba untuk Yesus Kristus." Salah satu contohnya adalah pelayanan anak: "Gereja-gereja Kuba telah sadar dengan kenyataan bahwa pelayanan anak merupakan jendela kesempatan yang besar untuk menjangkau rumah-rumah yang mungkin tidak bisa dijangkau. Anak-anak bukanlah satu-satunya kelompok yang menanggapi kasih Kristus: "Pertobatan yang mereka saksikan di antara anak-anak sangat besar; tetapi lebih dari itu, ada keinginan dari orang tua mereka untuk mecari sesuatu yang berguna bagi keluarga mereka." Dick mengatakan bahwa pada satu pelayanan anak yang diatur oleh rekan World Serve dari Kanada, ada sekitar 150 anak yang datang bersama 80 orang tua. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Juni 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14401]
Mengucap syukur untuk pelayanan World Serve di Kuba, yang telah memberkati masyarakat di sana. Doakan agar melalui pelayanan mereka banyak orang dapat menerima kebenaran Injil.
Berdoa bagi umat percaya di Kuba, agar Tuhan memberi hati yang rela untuk melayani sesama mereka yang belum percaya.
Doa Bagi Negara Lesotho
Kerajaan Lesotho dikelilingi oleh negara Afrika Selatan dan mereka berada di daerah tidak datar. Di atas gunung-gunung ini hiduplah sekelompok orang-orang unik yang menjadi perhatian khusus penginjilan EHC (Every Home for Christ). "Kelompok ini adalah anak-anak penggembala yang menjaga ternak mereka di atas gunung-gunung itu," kata direktur EHC Hennie Van Zyl. "Mereka sendirian selama berhari-hari saat berada di puncak gunung-gunung ini; saat itulah kesempatan yang baik bagi mereka untuk mendengarkan Kabar Baik." Mereka adalah penggembala yang perlu dikenalkan pada Yesus, Sang Gembala yang Baik. "Kami memiliki beban untuk anak-anak gembala ini," tulis Hennie.
Untuk bisa melakukan penginjilan secara efektif kepada anak-anak gembala ini -- yang kebanyakan diantara mereka buta huruf -- EHC telah bergabung bersama dengan Lesotho Bible Society untuk merekam berita Injil ke dalam rekaman Gospel Recordings untuk membuat tape khusus yang mudah dibawa kemana-mana. "Tape anak gembala" itu dibagikan kepada gembala-gembala sehingga mereka bisa mendengarkan Injil secara berulang-ulang. Lalu mereka bisa menceritakan tentang Injil itu ke desa mereka kepada keluarga dan tetangga mereka. Pelayanan outreach EHC di Lesotho telah menghasilkan respon sebanyak 50.000 lebih dan telah terbentuk 210 kelompok persekutuan.
Sumber: E-vangelism Update April 2004
Di wilayah pegunungan Lesotho, para gembala sedang belajar membaca. Gembala yang masih anak-anak ini, yang disebut sebagai "anak-anak gembala", telah disewa atau dipekerjakan oleh sebuah keluarga untuk mengawasi kawanan ternak yang tersebar di lahan-lahan berbatu dan penuh ranting. Steve Hill dari Africa Inland Mission (AIM) menjelaskan alasan mengapa mereka mengadakan pelayanan ini. "Semua anak laki-laki harus mendaftarkan hewan piaraannya. Bagi mereka, kewajiban untuk pergi ke tempat pengecapan tersebut dan membubuhkan tanda `x` di setiap hewan piaraan sangatlah menurunkan martabat mereka. Kami melihat kebutuhan mereka untuk mempunyai kemahiran membaca dan menulis. Sebagian besar dari anak gembala yang telah mengikuti kelas kami sekarang telah beranjak dewasa dan bersedia menjadi pengajar di kelas-kelas yang kami adakan. Membaca ayat-ayat Alkitab dan memberitakan Injil juga menjadi bagian pelajaran yang diajarkan di kelas-kelas kami." Hill mengatakan bahwa yang menarik adalah saat melihat bagaimana gereja lokal bersedia untuk mengambil alih proyek pendidikan bagi anak-anak gembala ini. "Kami juga memulai pelatihan bagi warga negara agar mereka mau terlibat dalam program pendidikan yang kami adakan dimana kami juga memberi pelatihan penginjilan dan literatur. Kami memulai program ini dengan tiga anak gembala dan sekarang telah memiliki 16 kelas yang telah melatih sekitar 2.000 anak gembala. Tidak ada orang lain di wilayah pegunungan ini yang bersedia menjangkau mereka."
[Sumber: CMDNet Weekly Update, July 2nd, 2005]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Liberia
Para misionaris di Liberia, Afrika Barat, baru-baru ini mengadakan persekutuan revival yang menuntun banyak orang untuk menerima keselamatan dan menghancurkan banyak dewa dan jimat-jimat dari tukang sihir. Di sebuah desa, sekitar 27 orang menerima Kristus dan dibaptis. Dua diantara 27 petobat baru tersebut adalah sesepuh wanita yang terlibat dalam dunia sihir. Kedua wanita itu menggunakan
ilmu 'voodoo' untuk membunuh beberapa wanita muda dan anak-anak di desa mereka. Setelah kedua sesepuh wanita itu menerima Yesus, mereka membawa semua jimatnya. Para misionaris membakarnya di hadapan semua penduduk desa. "Kuasa Allah tercurah dan penduduk desa menaikkan pujian kepada Allah." Pelayanan perintisan gereja dan penginjilan di Liberia terus berlanjut. Di akhir tiga bulan pertama pelayanan mereka ada sekitar 431 penduduk menerima Kristus. Mereka juga mendirikan tiga gereja desa dan memberitakan Injil di 49 pos PI.
Para misionaris terus mendistribusikan literatur Kristen dan
mengadakan persekutuan doa penginjilan untuk menarik penduduk Afrika kepada Allah.
Sumber: What In The World, June 30, 2003
Liberia/AS -- Perang saudara selama bertahun-tahun di Liberia yang menyebabkan para misionaris bangsa Barat pergi dari negara itu dan memaksa misionaris lokal melanjutkan pelayanan di sana. Meskipun ini adalah hal positif bagi gereja, Pastor Isaac Wheiger, penanggung jawab Liberian Wesleyan Church mengatakan hal tersebut berdampak pada kurangnya pendidikan teologi. Wheiger mengatakan banyak pendeta telah pergi ke Amerika untuk mendapatkan pelatihan, namun itu pun belum berhasil. "Lebih dari 90% dari mereka yang memperoleh beasiswa ke Amerika tidak kembali lagi kemari. Jadi, Grand Rapids Theological Seminary (GRTS) memutuskan akan menyelenggarakan pendidikan teologi di Liberia." Presiden GRTS dari Cornerstone, Doug Fagerstrom,
mengatakan bahwa rencana ini lebih dari sekadar membawa teologi ke Liberia. "Grand Rapid Theological Seminary tidak tertarik untuk membuka cabang sekolah di seluruh dunia. Kami hanya tertarik untuk melatih sekelompok warga pribumi yang nantinya dapat membuka sekolah teologinya sendiri." Para pendeta dibutuhkan untuk menghadang laju pertumbuhan agama lain yang kemungkinan besar akan menguasai seluruh negeri kecuali ada sesuatu yang dilakukan.
[Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
Pokok Doa:
Salah satu komandan pemberontak Liberia yang paling kejam, yang dikenal sebagai "General Butt Naked" -- karena berperang hanya menggunakan sepatu bot -- telah mengakui peranannya dalam meneror negara. Ia mengatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas dua puluh ribu pembunuhan. Tetapi di tengah-tengah kondisi ini, dia berjumpa dengan Kristus.
Kekejaman yang dia lakukan bersama pasukannya selama perang saudara Liberia, antara lain adalah praktik ritual magis yang dilakukan dengan membunuh anak-anak dan memakan hati mereka. Minggu lalu, Joshua Milton Blahyi tidak menjelaskan secara detail kepada Truth and Reconciliation Commission (TRC) Liberia mengenai kiprahnya selama bertahun-tahun dengan milisi perang yang paling ditakuti ini.
Dia menceritakan bagaimana di tengah-tengah situasi ini, dia bertemu dengan Kristus yang menandai permulaan pelayanannya sebagai pendeta. "Yesus menampakkan diri kepadaku dan menyuruhku berhenti menjadi budak." Pengalaman itulah, katanya, yang mendorongnya untuk bertobat dan mengubah hidupnya, dan pergi ke kota-kota lain untuk mengabarkan Injil. Blahyi, 37 tahun, mengatakan bahwa TRC-lah yang memutuskan apakah dia harus diberi amnesti atau dihukum. "Saya bersedia pergi ke pengadilan jika diperlukan," katanya. "Dan saya akan mengulangi apa yang baru saja saya sampaikan tadi." (t/Novita)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Februari 2008, Volume 26, No. 2 |
Judul asli artikel | : | Commander Confesses Atrocities and Christ |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Beberapa tahun yang lalu, penginjil Tommy Tippit menerima surat elektronik (e-mail) yang menyatakan keputusasaan dari seorang laki-laki yang tidak ia kenal. Orang tersebut adalah seorang pendeta Liberia yang mencari sepuluh pendeta Amerika secara tersambung (online). Tippit berkata, "Dia menulis kepada sepuluh pendeta itu. Saya adalah salah satu pendeta yang dikirimi surat, dan hanya saya yang membalasnya. Di surat itu tertulis, "Negara kami sedang perang dan hancur. Maukah Anda datang?" Tippit bersedia datang ke negara itu. Saat ini dia rindu untuk mengubah keadaan negara itu dengan kuasa Tuhan. Tippit berkata, dalam batas tertentu, ia ingin tinggal di Liberia. Wakil Presiden Liberia bahkan meminta Tipit kembali ke Liberia untuk membantu membangun kembali negaranya. Langkah selanjutnya ialah melakukan suatu tindakan nyata. "Saya berdoa agar ada orang-orang di Amerika yang Tuhan jamah, yang berkata, `Hei, kami sanggup mengirim beberapa dokter. Hei, kami dapat mengirim beberapa pekerja bangunan. Kami dapat mengirim sesuatu ke sana dan menciptakan suatu perubahan besar` -- tidak hanya dalam bidang sosial, tapi juga dalam bidang kerohanian, seperti yang sudah kami lakukan." (t/Novita dan Dian)
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10719 |
Pokok doa:
Doa Bagi Negara Libya
Voice of the Martyrs melaporkan bahwa duabelas mahasiswa wanita dan
dua mahasiswa pria dari Universitas Nasser di Tripoli baru-baru ini
diadili karena kepercayaan mereka kepada Kristus. Seorang pekerja
Kristen yang mengenal wilayah Libya ini berkata bahwa,
"Tidak diragukan lagi keempat belas mahasiswa itu akan di penjara
dalam waktu yang lama. Jika mereka dibebaskan dari penjara, dapat
dipastikan mereka akan dibunuh keluarganya karena telah
mempermalukan nama keluarga."
Penangkapan seperti ini seringkali dihadapi oleh orang-orang percaya
di wilayah ini. Beberapa mahasiswa lain juga ditangkap karena alasan
yang sama. Namun mereka sekarang telah dibebaskan (indikasi bahwa
mereka tidak lagi menganut agama Kristen dan berbalik ke agama
asalnya).
Sumber: Mission Network News, August 23rd, 2002
OneHope (dulu Book of Hope) telah menjangkau ribuan anak-anak di Madagaskar dengan Injil melalui bantuan buku-buku, sebuah film, dan seorang wanita yang perannya sangat penting.
"Tuhan mengirimkan kepada kami wanita yang luar biasa ini," kata seorang staf OneHope. "Ia sungguh peduli dengan anak-anak di negara ini." Kebanyakan anak-anak di Madagaskar mengenal wanita ini dengan nama G. Ia menjalankan sebuah program televisi dan melakukan penjangkauan. G selama ini bekerja di OneHope untuk membagikan Injil kepada anak-anak yang ia jangkau. Ia telah banyak memberi dampak kepada banyak anak sehingga ia terus meminta lebih banyak bahan untuk dapat dibagikan, termasuk brosur-brosur Book of Hope dan film OneHope yang mengisahkan kasih Kristus. Judulnya "The GodMan".
"Buku yang kami miliki pada dasarnya adalah sebuah buku yang disusun untuk anak-anak yang memiliki tingkat baca tulis rendah," kata staf OneHope. "Buku ini memiliki banyak gambar, mengisahkan kehidupan dan riwayat Kristus, dan buku ini terkait dengan film yang kami pertontonkan, 'The GodMan'. Anak-anak terus-menerus diingatkan bahwa mereka juga dapat membagikan kisah tersebut kepada anak-anak lain di komunitas mereka." G banyak mendorong anak-anak untuk melakukan hal tersebut dan ia telah mendistribusikan ratusan buku. "Catatan kami menunjukkan bahwa ia telah menjangkau lebih dari 130.000 anak dengan buku, dan sekitar 66.000 -- 67.000 anak telah menonton film 'The GodMan'."
G bertekad untuk melihat transformasi kehidupan anak-anak itu melalui perubahan tingkah laku dan komitmen yang sejati kepada Tuhan. Ia sangat rindu mewujudkan visi yang Tuhan telah tanam dalam hidupnya sehingga dana yang terbatas pun tidak menghambat pelayanannya. Dalam kondisi keuangan yang tidak baik, G menjelaskan kepada OneHope bahwa dia akan terus melayani tanpa gaji selama 2 bulan ke depan agar supaya penjangkauan terhadap banyak anak dengan Injil dapat terus dilakukan. Menurut staf Onehope, 1 dolar Amerika dapat menjangkau tiga anak dengan Injil. Dana dibutuhkan untuk memberi makan anak-anak di Madagaskar, baik secara fisik maupun rohani. G bekerja tanpa lelah untuk melakukan apa pun yang ia mampu lakukan melalui OneHope. (t/Dian)
Diterjemahkan dari: Mission News, Maret 2009
Kisah selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/12331
Pokok doa:
Berdoa untuk pelayanan G, agar Tuhan memberi kekuatan, kemampuan, hikmat, dan hati seorang hamba kepadanya sehingga ia dapat melakukan pelayanannya dengan sukacita dan banyak anak-anak yang dapat dijangkau bagi Allah.
Doakan juga untuk setiap dana yang dibutuhkan untuk menjangkau anak-anak di Madagaskar, agar Tuhan mengetuk hati setiap orang percaya di Madagaskar dan negara lain untuk mereka dapat terlibat dan memberkati pekerjaan Tuhan saat ini.
Madagaskar adalah negara kepulauan di pantai lepas Afrika (dahulu bernama Malagasi, yakni negera bekas jajahan Perancis). Sebanyak 78 persen tanah di negara itu terbuang sia-sia karena tradisi pertanian "tebang dan bakar" yang mengancam kehidupan satwa liar, mengikis, dan menggersangkan tanah.
JS dan AS terlibat dalam "Eden Reforestation Projects" (Proyek Reboisasi Eden). Awalnya, menanam pohon mungkin tidak terdengar seperti sebuah panggilan misionaris, tetapi Anda akan kagum dengan cara Allah memakai proyek ini. Allah memakainya tidak hanya untuk memulihkan lingkungan, tetapi juga untuk membuka lapangan pekerjaan dan membuka hati orang-orang Madagaskar kepada Injil.
Melalui pelayanan mereka lebih dari 10.000.000 pohon telah ditanam, dan 142 orang Madagaskar telah bekerja, sebagian besar adalah orang-orang miskin, janda, dan orang tua tunggal yang memunyai anak-anak. (t/Uly)
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2010, Volume 28, No. 10 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Madagaskar: Planting Trees and Churches |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Berdoa agar melalui peroyek yang dilakukan oleh JS dan AS, ada dampak yang positif terjadi dalam masyarakat di Madagaskar, dan Injil pun bisa menjamah setiap masyarakat di Madagaskar.
Doakan juga agar melalui proyek Reboisasi Eden, Madagaskar menjadi daerah yang lebih baik dan kualitas hidup masyarakat di sana ditingkatkan.
Doa Bagi Negara Malawi
Bagaimana penduduk Afrika memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus?
Apakah hanya dengan berkhotbah di hadapan orang banyak sambil
membawa Alkitab tebal di tangan mereka?
"Dua tahun yang lalu, kami membutuhkan atap yang baru untuk tempat
tinggal kami di Malawi. Kami mempekerjakan lima orang Afrika yang
dengan sukacita mengerjakan tugas mereka. Selama bekerja dua
bulan, kelima orang Afrika itu menyaksikan hampir segala sesuatu
yang terjadi di tempat tinggal kami yang menjadi pusat pelayanan
misi. Mereka menyaksikan bagaimana kami berbicara dengan para
pengunjung dan bagaimana kami mengadakan pemahaman Alkitab. Salah
seorang dari kelima pekerja itu, Fazani, berasal dari suku Yao
yang beragama Muslim. Fazani mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mendalam tentang Yesus. Setelah tugas mengganti atap rumah
selesai dilakukan, kelima orang itu kembali ke desanya. Satu
bulan yang lalu, Fazani muncul di pintu rumah kami sambil
tersenyum lebar. 'Saya sekarang menjadi pengikut Kristus juga.'
Karena rasa ingin tahu, kami bertanya kepadanya bagaimana dia
bisa mengambil keputusan itu. Fazani menjawab, 'Saya telah
melihat bagaimana Anda hidup dan mendengar dan mengetahui apa
yang Anda ceritakan tentang Yesus.'"
Sumber: FridayFax, October 25, 2002
Kebakaran di Malawi sangat mempengaruhi pelayanan Teen Missions
International (TMI). Perwakilan dari TMI mengatakan bahwa kebakaran
yang terjadi pada tanggal 3 Januari yang lalu telah menghancurkan
gudang tempat penyimpanan semua perlengkapan dan persediaan Boot
Camp.
"Salah satu kesulitan terbesar adalah kebanyakan peralatan
yang diperlukan semua tim TMI tidak tersedia di Malawi atau di
banyak tempat di negara-negara Afrika lainnya. Jadi, hal ini
bukan hanya sekedar aspek keuangan. Situasinya sungguh sulit
saat ini dan memakan banyak waktu kami. Selama bertahun-tahun
kami telah membangun gudang itu dan tiba-tiba kini gudang itu
terbakar padahal kami membutuhkannya untuk persiapan Bible Camp
tahun depan. Tidak akan mudah untuk menjalaninya saat ini."
Peterson percaya bahwa api ini merupakan suatu serangan rohani
karena mereka baru saja selesai mengadakan Bible Camp yang sukses.
"Dalam Bible Camp ini, mereka telah menyelesaikan pelatihan
misi bagi para remaja Malawi. Ada 111 anak yang mengikuti
Bible Camp itu dan 75 diantaranya memutuskan untuk terlibat
dalam pelayanan full-time."
Sumber: Mission Network News, January 20th, 2003
Suku Kokola di Malawi dan Mozambique pernah suatu saat tidak
memiliki seorang misionaris pun yang melayani di antara mereka.
Orang-orang percaya yang ada di suku ini bersekutu dalam doa dan
meminta Allah untuk mengirimkan seseorang yang bisa memberitakan
Injil kepada Suku Kokola. Sekarang ini seorang pendeta Malawi dengan
talenta apostolik yang sangat kuat telah menerima suatu pelayanan
untuk bekerja di wilayah Kokola. Pengutusnya memberikan pengaturan
waktu yang fleksibel sehingga dia dapat juga memulai pelayanan di
Suku Kokola. Dia telah mempelajari peta-peta di wilayah ini untuk
merencanakan perjalanan misionarisnya di tengah-tengah Suku Kokola.
[Sumber: Advance, Nov. 30, 2003]
Pokok Doa:
Negara-negara Tanduk Afrika (the Horn of Africa) berada dalam kondisi yang membahayakan. Eritrea, Etiopia, dan Somalia saat ini sedang menghadapi ketidakstabilan yang terancam menyebar. Todd dari Voice of the Martyrs (VOM) mengatakan bahwa wilayah itu mengakui kebebasan untuk memeluk agama Kristen. Meskipun demikian, pada praktiknya daerah ini terkenal sebagai daerah penganiaya gereja yang sangat kejam. "Ketika Anda membicarakan ketidaktenteraman di sana dan beberapa kasus lain, kekerasan terbuka yang terjadi di negara-negara itu jelas membuat orang-orang Kristen di sana semakin terancam keselamatannya dan pertumbuhan gereja di sana." Ini merupakan suatu tantangan untuk orang-orang Kristen di luar daerah tersebut untuk memberikan dukungan pada penginjilan di wilayah Tanduk Afrika tersebut, sebagaimana disebutkan Nettlet. "Kadang-kadang e-mail diawasi, telepon disadap, perjalanan benar-benar dilarang sehingga sangat berbahaya dan sangat menantang kelompok-kelompok seperti Voice of the Martyrs untuk memberikan bantuan dalam bentuk apa pun atau termasuk dukungan atau pertolongan bagi orang-orang Kristen di sana.
[Sumber: Mission Network News, Januari 2007]
Pokok Doa:
Saat masyarakat mendapatkan kebebasan untuk berkembang, mereka akan mampu merancang lagi masa depannya. Desa Chamoto, yang bekerja sama dengan pelayanan Christian Reformed World Relief Committee (CRWRC) di Malawi, merupakan contoh yang sempurna dari konsep di atas. Program melek huruf berdampak pada adanya kebebasan. Phil Grabowski dari CRWRC berkata, "Di beberapa tempat di mana komunitas pekerja bekerja, Anda dapat melihat komunitas itu mulai membuat perencanaan sendiri. Komunitas itu mulai menulis proposal, bahkan kepada pemerintah dan organisasi lainnya."
Ketika visi dimiliki, pelayanan akan berkembang. "Semua pekerja yang digaji dalam komunitas itu adalah orang-orang Kristen dan diajari prinsip-prinsip Alkitab. Ketika mereka mengajar tentang pertanian, itu berarti mereka mengajarkan "apa yang Alkitab katakan mengenai pertanian", begitu juga saat mereka mengajar tentang bisnis. Jadi saat mereka menjalankan program, mereka juga membagikan keyakinan mereka. CRWRC dan rekan-rekan kerjanya telah membantu memberikan training dan dukungan supaya komunitas-komunitas di seluruh dunia ditolong.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, November 2007 | Kisah selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10385 |
Pokok Doa
Doa Bagi Negara Mali
Sebuah laporan dari International Monetary Fund menunjukkan bahwa keadaan ekonomi Mali pada tahun 2007 tampak baik. Hal itu adalah pertanda yang baik mengingat buruknya kemiskinan yang melanda negara itu. Namun, itu bukan berarti mereka tidak membutuhkan sesuatu. Jon dari Partners International mengatakan bahwa itulah alasan mengapa mereka bekerja sama dengan Pendeta Nouh di Timbuktu. Jon mengatakan bahwa Nouh sudah memulai program pendidikan, perairan, pertanian, dan banyak program lainnya. "Semua itu menunjukkan pada masyarakat di sana bahwa orang Kristen sangat peduli dan membuat mereka merasa memunyai hak untuk dihargai. Tradisi agama lokal mengajarkan bahwa orang Kristen adalah orang yang kafir dan tidak pantas dipercaya. Jadi, Pendeta Nouh bekerja sangat keras untuk membuktikan bahwa itu salah." Kota Timbuktu sangat dibanggakan sebagai kota yang memunyai 330 roh, sehingga terdapat nuansa kegelapan di kota itu. Pendeta Nouh baru-baru ini juga mendapat izin untuk membuka stasiun radio Kristen yang dia harap dapat ikut memulihkan kota itu. Dukunglah mereka dalam doa.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Juli 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10033 |
Pokok Doa
Diago adalah sebuah desa terpencil di Mali di mana sebelumnya tidak ada seorang Kristen pun yang peduli untuk pergi ke sana dan mewartakan Injil.
Sulit untuk memerkirakan jumlah keseluruhan orang yang pernah ke sana, namun terhitung ada 611 kesembuhan yang terjadi di desa ini. Seorang gadis yang bisu tuli mulai bisa mendengar lagi dan bisa mengucapkan "amin". Ada seorang wanita mengidap beberapa tumor -- dan semua tumornya itu hilang. Beberapa orang mengalami pemulihan penglihatan. Beberapa orang tua yang tidak bisa lagi berdiri dengan tegak; setelah didoakan, mereka bisa berdiri tegak. Beberapa orang yang sulit berjalan bisa berjalan kembali dengan baik. Berbagai jenis penyakit telah sembuh.
Orang-orang berkumpul kembali untuk mendengar lebih banyak tentang seseorang yang telah menyembuhkan mereka. Injil pun disampaikan dan mereka ditanyai siapa yang mau mengenal Yesus, memberikan hidupnya kepada Yesus, dan mengikut-Nya di sisa umur mereka. Banyak tangan yang terangkat. Kemudian mereka diminta untuk maju.
Sekitar dua ratus orang maju -- tua dan muda, pria dan wanita -- dan berdoa, menyerahkan hidupnya kepada satu-satunya Tuhan Penguasa surga dan bumi. Di antara mereka adalah sang kepala desa. Dia diberitahu bahwa bersekutu membaca Alkitab, mempelajarinya, dan berdoa adalah hal yang penting dilakukan, maka ia pun mengundang orang-orang untuk bersekutu di rumahnya setiap Rabu pagi. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2008, Volume 26, No. 7 |
Judul kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Mali: Village Receives Christ through Healing Miracles |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Mali hampir selalu masuk dalam daftar sepuluh negara termiskin di dunia. Usaha kecil bisa menjadi bagian dari solusinya. Tetapi bagaimana caranya?
Presiden FARMS International -- suatu pelayanan Kristen yang melayani gereja dengan melengkapi keluarga-keluarga miskin dengan peralatan yang bisa digunakan sendiri -- menjawab pertanyaan yang sering ditanyakan tersebut. Dia mengatakan kepada orang-orang bahwa "FARMS International ditujukan untuk membantu keluarga-keluarga Kristen keluar dari kemiskinan, dan mereka melakukannya melalui pinjaman usaha".
Namun, ini bukan "uang cuma-cuma". Ini adalah pinjaman dengan tujuan. Selanjutnya ia menjelaskan, "Pinjaman ini diurusi oleh warga negara setempat dengan tujuan untuk membawa keluarga-keluarga ini keluar dari kemiskinan dan sekaligus mengajar mereka untuk melayani dengan baik dan kembali melakukan perpuluhan ke gereja lokal, sehingga gereja dapat menyokong dirinya sendiri."
Akhirnya, anggota masyarakat merasakan dampaknya dan mulai bertanya tentang apa yang membuat orang-orang Kristen berbeda. Karena pendeta telah didukung melalui perpuluhan dari usaha yang dimulai dengan pinjaman kecil, dia bebas menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, yang sering kali berujung pada tugas pemuridan dan pertumbuhan gereja.
FARMS International saat ini sedang mengerjakan tahap-tahap final penilaian peluncuran program baru yang dilakukan di Mali. Tim dari FARMS International akan menuju ke sana pada Desember ini untuk melatih komite yang baru. Gereja-gereja sangat membutuhkan bantuan. Anda pun bisa membantunya. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, November 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13498
Pokok doa:
Doakan Tim FARMS International yang saat ini sedang berada di Mali untuk melatih komite, agar Tuhan memampukan mereka melatih komite yang baru sehingga memiliki kemampuan yang cukup.
Doakan juga bagi orang Kristen yang menerima bantuan keuangan dari FARMS International; doakan agar Tuhan memberi hikmat kepada mereka sehingga mereka dapat mengelola dan memanfaatkan setiap uang yang sudah Tuhan percayakan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
Doa Bagi Negara Mauritania
Banyak penduduk suku Moors, suku terbesar di Mauritania (Afrika Barat), telah memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus dalam beberapa tahun terakhir. Sebenarnya mereka dapat menghadapi hukuman mati jika ketahuan membuat komitmen untuk menjadi pengikut Kristus.
Negara ini, salah satu bagian dari Afrika Barat, telah mengalami wabah kekeringan, pemberontakan militer, dan konflik antar suku sejak mereka mendapatkan kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1960. Meskipun hukum melarang pemberitaan Injil di Mauritania, suku Moors yang bermukim di negara-negara terdekat juga telah dijangkau Injil. Situasi ekonomi di Mauritania telah menciptakan peluang-peluang bagi orang Kristen untuk melayani di negara ini sebagai tentmakers. Kasih Allah sungguh-sungguh telah dinyatakan melalui cara-cara yang praktis.
Sumber: Advance: Feb. 5, 2003
Open Doors meminta agar orang-orang Kristen berdoa untuk saudara-saudari seiman mereka yang tinggal di Mauritania, Afrika Utara. Mauritania menempati posisi ke-24 dalam World Watch List 2008, yang merupakan daftar nama-nama negara yang melakukan penganiayaan terhadap orang Kristen. Sebelumnya, pada 2007, Mauritania berada di urutan ke-32. Kekristenan di sana sangat ditentang, baik secara sosial maupun budaya. Mayoritas populasi di sana beragama Islam Sunni. Open Doors meminta agar kita berdoa demi kesatuan pemercaya baru dan gereja di Mauritania. Doakan agar orang Kristen tetap kuat di dalam iman, walaupun ada pertentangan. (t\Novita)
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Maret 2008 |
Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10993 |
Pokok doa:
Doakan agar Tuhan membuka jalan bagi masuknya Injil di negara Mauritania.
Biarlah Tuhan memberikan kesatuan dan hikmat kepada pemercaya baru dan gereja Tuhan di Mauritania sehingga mereka dapat saling menopang, menguatkan, serta bekerja sama dalam menyebarkan Kabar Baik bagi orang yang belum percaya.
Berdoa agar Tuhan melembutkan hati aparat pemerintahan Mauritania untuk memberikan kebebasan beragama bagi penduduknya.
Chris (39 tahun), seorang pekerja bantuan Kristen berkebangsaan Amerika yang tinggal di Mauritania, ditembak dan terbunuh pada 23 Juni di ibu kota Mauritania, Nouakchott. Dua hari kemudian, TV Aljazerah menerima pernyataan lewat audio dari kelompok tertentu yang menyatakan bahwa dua laskar mereka, pada hari Selasa pagi pukul 08.00, berhasil membunuh seorang kafir Amerika, Chris.
Chris bekerja bagi sebuah organisasi nonpemerintah di Mauritania yang memberi pelatihan dan memperlengkapi mantan narapidana dengan berbagai pengetahuan untuk bisa kembali ke masyarakat. Ia juga mengawasi sebuah program pinjaman mikro yang membantu perkembangan usaha kecil. Ia, istrinya, dan keempat anaknya telah tinggal di Mauritania selama 7 tahun lebih.
Lebih dari 100 orang menghadiri ibadah kematiannya di Cleveland, Tennessee, tempat ia dibesarkan. Di ibadah itu, ayahnya berkata, "Pengharapan terbesar keluarga kami adalah Chris tidak akan mati sia-sia, tetapi melalui kematian jasmaninya, ribuan orang akan terus ditantang untuk bergabung dengannya dalam membagikan kasih Allah."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November - Desember 2009 |
Judul asli artikel | : | Mauritania: Pekerja Organisasi Bantuan Kristen Dibunuh |
Penerbit | : | Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya |
Halaman | : | 11 |
Pokok doa:
Doakan keluarga Chris, agar Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan, serta agar mereka tetap setia dalam melayani Tuhan.
Berdoa bagi para pekerja asing di Mauritania, agar Tuhan terus menguatkan mereka dan melindungi mereka selama bertugas dan melayani di Mauritania.
Pada 23 Juni lalu, CL tewas di depan sekolah bahasa dan komputer yang dikelolanya di Nouakchott, ibukota Mauritania. Seorang juru bicara Al Qaeda asal Afrika Utara mengeluarkan pernyataan di salah satu stasiun TV Arab bahwa sekelompok orang membunuhnya karena menurut mereka ia mencoba mengkristenkan orang setempat. CL, istrinya, dan empat anaknya tinggal di Mauritania selama 7 tahun, dan memimpin tempat pelatihan keterampilan komputer, menjahit, dan baca tulis. Menurut Cleveland Daily Banner, dia juga memberikan pelayanan program keuangan mikro. Keluarganya mengeluarkan pernyataan meminta keadilan, tetapi mereka mengampuni pembunuhnya. Kata mereka, "CL sangat mengasihi Mauritania dan orang-orang Mauritania, di sini kami membagikan kasih." (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Agustus 2009, Volume 27, No. 8 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Mauritania: Another Martyr |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Doakan istri dan keempat anak CL, agar Tuhan memberi ekstra kekuatan agar mereka tetap mau membagikan hidup mereka kepada orang-orang di Mauritania, khususnya mereka yang belum percaya.
Berdoa juga bagi gereja Tuhan dan umat percaya di Mauritania yang merupakan kelompok minoritas, agar Tuhan melindungi dan menolong mereka untuk terus membagikan kasih Tuhan.
Doa Bagi Negara Mesir
"Listrik di ruangan pertemuan gereja mati lagi, Anda hanya bisa
mendengar suara-suara dari 12 jemaat yang hadir." cerita seorang
penduduk desa. "Apakah kita harus membatalkan pendalaman Alkitab
yang telah kita nanti-nanti?" Seorang dari jemaat itu berkata,
"Kita dapat bersekutu di rumahku. Tetapi karena rumahnya berhimpitan
dengan rumah-rumah tetangga maka kita terpaksa tidak bisa memuji
Tuhan dengan suara keras." Saat itu merupakan sore yang spesial.
Allah menjamah kami secara luar biasa dan perasaan sukacita
melingkupi hati kami. Jemaat-jemaat lain juga merelakan rumah mereka
sebagai tempat persekutuan. Sejak saat itu, kami bersekutu di rumah-
rumah yang berbeda setiap minggunya. Hal yang menarik, di beberapa
rumah para pemuda yang tidak pernah pergi ke gereja turut bersekutu
dengan kami. Para tetangga yang mengetahui persekutuan kami secara
spontan minta didoakan. Para tetangga berkomentar, "Lihat, gereja
sudah meruntuhkan dinding-dinding pembatasnya." Hanya dalam waktu
enam minggu, ada enam orang baru yang ikut bersekutu dengan kami,
dan ada enam orang lainnya yang kadang-kadang ikut bersekutu. Itu
adalah awal dimulainya sebuah gereja rumah yang terus berlanjut
meskipun permasalahan-permasalahan listrik di gereja telah
diselesaikan.
Sumber: Mission Network News, October 7, 2002
Presiden Mesir, Hosni Mubarak, mendeklarasikan Hari Natal sebagai
hari libur nasional untuk pertama kalinya dalam sejarah negara
Mesir. Coptic Christians merayakan Natal pada tanggal 7 Januari 2003
dan tanggal ini dijadikan hari libur resmi. Di masa lalu, festival-
festival agama Kristen tidak dianggap sebagai hari libur umum
meskipun umat Kristen di negara ini jumlahnya kurang lebih 10% dari
populasi penduduk Mesir. Perwakilan dari Word Centre for Human
Rights di Kairo mengatakan bahwa mereka telah meminta pemerintah
untuk menjadikan Hari Natal sebagai hari libur resmi sejak tahun
1995. "Kami menyambut dengan baik keputusan dari Presiden Mubarak
yang menyatakan tanggal 7 Januari sebagai hari libur resmi di
seluruh Mesir." Hal ini merupakan keputusan yang bijaksana dan dapat
semakin memperkuat kesatuan nasional.
Sumber: What In The World, December 31, 2002
"G.S., salah satu staf kami, mengunjungi desa-desa terpencil di
Mesir enam hari setiap minggu untuk mengabarkan Injil," seperti
dilaporkan "Ziel 19", newsletter dari Schweizer Missionsgemeinde
(Swiss Missions Church). "Kadang dia memutuskan untuk memberitakan
Injil di tiga desa dalam satu hari. Dia harus menghadapi banyak
masalah. Namun, dia melihat bahwa tugasnya ini merupakan panggilan
Tuhan terhadap dirinya. Baru-baru ini dia menulis, ´Aku begitu
terpanggil untuk melayani 12 desa di Propinsi Asiut. Aku harus
mengunjungi mereka meskipun banyak tantangan yang harus aku hadapi
di sana. Semakin kuat perlawanan yang aku hadapi, semakin banyak
pintu terbuka yang aku temukan di desa-desa tersebut saat aku tiba
di sana. Misalnya, para lelaki di desa E.T. memasang penghalang
berupa bebatuan dan jerami di jalan yang kulalui. Ketika aku
mencapai penghalang tersebut, mereka serentak membakarnya. Aku hanya
menunggu dan berdoa. Ketika api telah padam, aku berjalan diantara
bara-bara itu dan mereka mundur tanpa mengganggu aku. Aku dapat
berkhotbah dengan bebas, dan banyak yang berkumpul untuk
mendengarkan Firman Tuhan. Di E.E., mereka langsung mengalirkan air
dari kanal ke jalan, sehingga aku tidak akan bisa melanjutkan
perjalanan. Aku menunggu, sambil berdoa seperti dalam Yesaya 43:2,
´Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau,
atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila
engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan
nyala api tidak akan membakar engkau.´ Air itu kemudian semakin
surut, dan orang-orang yang ingin mengganggu aku ikut menghilang
bersamaan dengan menguapnya air itu. Aku kembali menemukan bahwa
orang-orang di desa itu menjadi terbuka terhadap Injil. Di desa
lain, aku harus berhadapan dengan para pria fanatik yang mengutuki
aku dengan suara keras dan mencoba untuk menghentikan langkahku.
Namun, mereka tidak menyerang aku. Desa berikutnya adalah desa yang
paling berbahaya; penduduknya melempari aku dengan batu, tetapi aku
tidak terluka, seolah-olah ada perisai yang melindungi aku. Di desa
itu, aku dipakai Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit melalui doa
dan mengusir roh jahat dari tubuh seseorang. Saat ini, Injil telah
mengubah kehidupan banyak penduduk di desa-desa yang aku kunjungi
secara teratur.´"
Sumber: FridayFax, September 24, 2004
Sekelompok pelayanan misi di Mesir telah mendorong adanya kebebasan
beragama. Reformasi yang terjadi di Mesir telah memperoleh tanggapan
positif dari pers. Hal ini merupakan saat yang sangat menentukan
untuk membahas tentang penganiayaan umat Kristen. Todd Nettleton,
perwakilan dari Voice of the Martyr mengatakan bahwa baru-baru ini
Gaser Mohammed Mahmoud telah bertobat. Keluarganya sepakat
memasukkannya ke rumah sakit jiwa dimana dia akan mengalami
penganiayaan. "Jika Anda seorang non-Kristen yang ingin menjadi
Kristen, hal itu tidak mungkin dilakukan. Anda tidak bisa memperoleh
kartu identitas baru dimana Anda tidak bisa mendaftarkan ulang
perpindahan kepercayaan yang Anda anut. Mesir merupakan negara yang
masih memberlakukan diskriminasi terhadap umat Kristen, khususnya
bagi mereka yang dulunya non-Kristen dan kemudian menjadi Kristen."
Dikatakan oleh Nettleton bahwa adanya kejadian ini menyuarakan
kebenaran tentang tindak kekerasan yang dialami umat percaya.
"Pemerintah Mesir menutup mata tentang kejadian tersebut, dan dapat
dipastikan bahwa mereka tidak akan mengakuinya di depan publik bahwa
peristiwa yang dialami Gaser berkaitan dengan penganiayaan umat
Kristen di Mesir. Kenyataannya, jika Gaser Mohammed Mahmoud tidak
pindah kepercayaan, pasti dia tidak berada di rumah sakit jiwa."
Sumber: Mission Network News, May 31st 2005
"Peristiwa tersebut sungguh di luar dugaan bagi beberapa penumpang
bus -- mereka terkejut dan pucat saat menyaksikan seorang pemuda
yang baru saja dibebaskan dari pengaruh kuasa gelap," demikian
laporan dari pelayanan misi Ziel 19. Ibu F.W., seorang penginjil
dari Mesir yang sedang melakukan perjalanan dengan bus tersebut. Di
dalam bus dia memperhatikan ada penumpang lain yang mengeluarkan
suara-suara aneh, matanya berputar-putar, dan kadang-kadang dia
menggeliat di tempat duduknya. Penumpang-penumpang yang lain hanya
memalingkan muka, sampai akhirnya Ibu F.W. tidak tahan menyaksikan
keadaan tersebut. Dia mendatangi pemuda itu dan berkata dengan suara
keras "Dalam nama Tuhan Yesus, tinggalkan orang ini! Dan tinggalkan
bus ini juga!" Semua penumpang memandang dengan heran saat pemuda
itu bergumam dan badannya bergetar. Setelah itu, pemuda tersebut
memandang sekelilingnya dengan mata bersinar dan berkata, "Hey! Si
setan sudah pergi! Saya dapat merasakannya! Saya mengucapkan terima
kasih untuk apa pun yang telah Anda lakukan terhadap saya!" Pemuda
itu tertawa lepas dan sangat bersukacita. Tak pelak lagi, setan itu
telah keluar dari badannya dan dari bus tersebut -- dan tidak ada
penumpang lain yang kerasukan. Ibu F.W. tinggal di dalam bus itu
lebih lama dari yang dia rencanakan. Karena pemuda yang kerasukan
tadi dan banyak penumpang lainnya menanyakan banyak hal. Hal ini
tidak lazim terjadi di Mesir. Dalam kenyataan biasanya tidak lazim
bagi seorang wanita berbicara dengan kaum pria, terutama di dalam
bus yang penuh sesak.
Sumber: FRIDAY FAX, April 8th, 2005
Gereja Pentakosta di Mesir berkembang tiga kali lipat. Menurut
Presiden dari "Pentecostal Churches in Egypt", jumlah gereja dalam
denominasinya telah berlipat ganda sejak tahun 2001. Pada tahun
tersebut telah ada 35 gereja yang berdiri. Saat ini, jumlah gereja
telah berkembang menjadi 75 gereja. Beliau juga menyatakan bahwa
strategi pertumbuhan suatu gereja dilakukan bersama dengan Gereja
Joong-Ang di Korea. Pendeta senior dari Gereja Joong-Ang yang
mempunyai jemaat 80.000 orang di Seoul, Korea Selatan, akan
mengadakan outreach penginjilan di Mesir pada akhir tahun 2005
nanti.
Sumber: FridayFax, December 24, 2004
Seorang awak SAT-7 baru-baru ini terjebak dalam perang antarsuku ketika sedang mengerjakan film dokumenter di Mesir. Tim ini sedang membawa sebuah situs arkeologi terpencil pada saat pengambilan gambar untuk sebuah dokumenter berjudul "Christian Roots". Hany dari SAT-7 mengatakan, "Dua suku Arab di daerah ini terlibat konflik atas tanah ini. Mereka mengira kami dari suku lain dan mereka tidak mengizinkan kami untuk membuat film ini sehingga kami harus berhenti mengambil gambar, mengemasi barang-barang kami, dan pergi secepatnya." Interupsi ini tidak menghalangi mereka, meskipun mereka harus menggunakan gambar yang telah mereka ambil sebelumnya. Hany mengatakan bahwa program ini mempunyai suatu pesan penting: belajarlah dari sejarahmu. "Ketika orang-orang Kristen bersatu, mereka dapat menghadapi berbagai masalah. Mereka memelihara iman mereka dan melindungi iman mereka selama masa-masa sulit. Sekarang kami melihat beberapa konflik antardenominasi, antarpemimpin, yang akan sangat berdampak bagi keberadaan orang-orang Kristen di Timur Tengah." Tim ini sekarang dalam proses praproduksi dokumenter dan berharap tahun ini bisa menayangkannya. [Sumber: Mission Network News, Januari 2007]
Pokok Doa:
Akhir Minggu lalu, Mahkamah Agung Mesir memutuskan bahwa dua belas mualaf boleh kembali memeluk agama Kristen.
"Permohonan kami benar-benar dikabulkan," tutur HB, seorang pemimpin Egyptian Initiative for Personal Rights -- suatu kelompok yang bermarkas di Kairo yang mengajukan kasus tersebut bersama Pemerhati Hak Asasi Manusia, menurut New York Times. "Kedua belas orang tersebut akan mendapat kartu identitas sebagai orang Kristen." Keputusan pengadilan hari Sabtu ini berlawanan dengan putusan pengadilan tingkat di bawahnya pada April 2007 yang tidak mengabulkan permohonan mereka.
Bulan lalu, pengadilan yang sama menentang perizinan atas MAH, seorang pria yang berpindah memeluk agama Kristen, untuk secara sah mengubah status agamanya menjadi Kristen. MAH adalah orang pertama yang bertobat menjadi Kristen, yang menggugat pemerintah Mesir karena menolak permohonannya untuk mengubah status agamanya secara resmi di kartu identitasnya.
"Putusan pengadilan hari Sabtu tersebut merupakan sebuah langkah besar bagi terwujudnya kebebasan beragama di Mesir. Namun kebebasan beragama benar-benar bisa terwujud saat ada seorang dari agama lain yang dapat bertobat menjadi Kristen," tutur RN, seorang pengacara yang memerjuangkan kasus kedua belas mualaf yang bertobat, demikian dilansir New York Times
Penduduk Mesir terdiri dari 90% orang Islam dan 10% orang Kristen, kebanyakan orang Kristen Koptik. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Maret 2008, Volume 26, No. 3 |
Judul asli artikel | : | Supreme Court Allows Return to Christianity |
Halaman | : | 1 |
Pokok doa:
Bersyukur atas terkabulnya permohonan dua belas orang petobat baru untuk memiliki identitas resmi sebagai orang Kristen. Doakan supaya kasus ini mendorong semakin banyak orang di Mesir untuk berani memerjuangkan kebebasan beragama mereka.
Mari berdoa bagi para pejabat pemerintah Mesir, khususnya para pejabat di pengadilan, supaya Tuhan menyentuh mereka melalui kesaksian orang-orang yang berani menyaksikan imannya tersebut.
Seorang wanita Kristen Koptik asal Mesir dijatuhi hukuman 3 tahun penjara karena gagal menegakkan identitas agama non-Kristen-nya -- identitas yang dimilikinya selama empat dekade tanpa disadarinya.
Dua bersaudara S dan B, keduanya berusia hampir 50-an, warga kota kecil East Delta, MitGhamr, ditangkap dan diadili karena mengklaim agama Kristen sebagai identitas agama resmi mereka. Tanpa sepengetahuan mereka, identitas agama mereka diganti secara resmi 46 tahun yang lalu karena ayah mereka tiba-tiba menjadi non-Kristen. Keduanya buta aksara.
S diadili karena menyatakan diri sebagai Kristen pada akta pernikahannya dan dihukum 3 tahun penjara pada tanggal 21 November 2007. Setelah 2 bulan berlalu, dia dibebaskan. Tanggal 23 September yang lalu, seorang hakim juga menghukum B dengan hukuman 3 tahun penjara karena "memalsukan" akta pernikahannya dengan menyatakan bahwa agamanya adalah agama Kristen.
Ayah mereka, N, masuk non-Kristen tahun 1962 saat terjadi perselisihan rumah tangga agar bisa menceraikan istrinya dan memperoleh hak asuh anak-anak perempuannya. (t/Setya)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, edisi November 2008 Volume 26, nomor 11. |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Egypt: Father's Briefs Conversion Traps Daughters in Islam |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Doa Bagi Negara Mozambik
"Selama peperangan yang berlangsung bertahun-tahun di Mozambik,
Natal telah dihapuskan dari kalender nasional," demikian laporan
misionaris dari Assemblies of God. Natal hanya dirayakan selama Hari
Keluarga. Meskipun demikian di tahun 2001, beragam organisasi misi
bekerja sama untuk mengembalikan Natal ke Mozambik dengan mengadakan
perayaan Natal yang menampilkan drama dari penduduk asli, drama dan
parade pujian di Chimoio -- arena adu banteng. Ribuan orang
menghadiri perayaan tersebut, dimana sekitar 140 orang memutuskan
untuk menjadi pengikut Kristus.
Sumber: Friday Fax, January 25, 2002
Pada tanggal 1 Agustus para pendoa syafaat dan mereka yang mempunyai
kerinduan untuk berdoa bagi bangsa-bangsa, diundang untuk bersama-sama dan bersekutu dalam suatu persekutuan doa di Hungaria. Para
pendoa yang hadir dibagi dalam 7 kelompok. Setiap kelompok mendoakan
negara-negara yang berbatasan dengan Hungaria (Slovakia, Ukraina,
Romania, Austria, Croatia, Yugoslavia dan Slovenia). Setiap kelompok
akan bepergian menuju ke daerah perbatasan yang telah ditentukan
dalam kelompoknya dan memohonkan pengampunan atas dosa-dosa yang
dilakukan karena tidak/belum mengasihi sesama mereka. Perwakilan
dari setiap negara tetangga datang untuk bergabung dan bersama-sama
menaikkan doa pertobatan, pengampunan, dan rekonsiliasi bersama.
Pada tanggal 2 Agustus, kelompok-kelompok doa tersebut bersekutu di
Budapest untuk mensharingkan tentang pengalaman mereka masing-masing. Hari Doa Nasional di Hungaria akan diselenggarakan 2 minggu
kemudian.
Sumber: Eastern European Update, July 30, 2003
Perintis pekabaran Injil di Hungaria baru-baru ini telah mengunjungi
7900 rumah di daerah Budapest yang disebut Kaposztasmegyer.
"Meskipun dijadwalkan untuk dua minggu, tapi kami bisa menjangkau
daerah ini hanya dalam waktu satu minggu. Kami sangat berterima
kasih pada para pendukung yang aktif dari empat gereja lokal."
Kira-kira 150 pekerja berpartisipasi dalam penginjilan ini, termasuk
didalamnya kombinasi dari anggota-anggota gereja lokal dan para
sukarelawan EHC. Salah seorang penginjil mengatakan, "Ini adalah
suatu berkat yang besar bagi kita! Kita berdoa agar Tuhan memakai
buklet Injil ini dalam percakapan dan pertemuan-pertemuan
penginjilan kami sehingga dapat membantu menguatkan iman."
Para pekerja EHC (Every Home for Christ) di Hungaria juga terkesan
dengan buklet Injil EHC cetakan terbaru yang berjudul "Turning
Points".
"Setelah dilakukan persiapan dan penundaan sekian lama, akhirnya
buklet-buklet Injil ini dicetak juga," kata direktur EHC, Peter
Sztano. "Buklet menarik ini berisi kesaksian 11 orang yang
berasal dari berbagai latar belakang. Mereka mengungkapkan kepada
para pembaca bagaimana proses mereka menjadi Kristen dan apa arti
hidup bersama Kristus bagi mereka."
Sumber: (F)ACTS of the Apostles May 2003
Saat ribuan pengungsi pergi meninggalkan Afghanistan dan Pakistan
untuk mencari tempat penampungan di Hungaria, banyak kebutuhan baru
yang bermunculan. Banyak pengungsi menganggap bahwa pendidikan
merupakan satu-satunya cara untuk mengeluarkan mereka dari
kemiskinan setelah mereka sanggup bertahan hidup di masa-masa
peperangan. Melihat kebutuhan inilah pelayanan Educational Services
International (ESI) dimulai. Perwakilan dari ESI mengatakan bahwa
saat ini ESI sedang melakukan pelayanan di tempat-tempat penampungan
pengungsi yang ada di sekitar Budapest.
"Para pengungsi itu semuanya beragama non-kristen -- dan ini
merupakan kesempatan langka untuk dapat menjangkau dan
memberitakan Injil bagi suatu kelompok orang yang anti terhadap
Injil. Kebanyakan dari pengungsi itu kehilangan anggota keluarga,
anak-anak atau orangtua, dan mereka sungguh-sungguh membutuhkan
pengharapan, kasih dan kebaikan."
Sumber: Mission Network News, December 18th, 2002
Radio misionari memberikan dampak yang besar bagi penginjilan,
perintisan gereja, dan pemuridan. Menurut perwakilan dari Words of
Hope (WOH), radio menjadi sarana yang efektif di Mozambik. WOH
telah menyiarkan program dalam bahasa Lomwe, Makhuwa dan Makonde.
"Ada banyak gereja baru yang didirikan sebagai dampak dari banyaknya
pendengar yang mendengar program siaran WOH. Tampaknya penduduk
menemukan kesenangan baru saat mendengar program siaran radio dalam
bahasa yang mereka pahami. Hal ini jarang terjadi. Banyak tetangga
datang untuk ikut mendengarkan siaran dan diharapkan nantinya
kelompok-kelompok ini akan menjadi nukleus bagi gereja-gereja yang
akan didirikan." WOH ingin mengembangkan pelayanan outreach ke
wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau Injil. "Banyak bagian di
dunia dimana Injil jarang atau bahkan belum pernah dikenal. Radio
seringkali menjadi satu-satunya cara atau setidaknya salah satu dari
sedikit cara yang bisa dipakai agar penduduk di wilayah tersebut
dapat mendengar Injil. Iman datang karena mendengarkan. Bagaimana
mereka bisa mendengar jika tidak ada seseorang yang memberitakannya
kepada mereka?"
Sumber: Mission Network News, April 1st 2004
Gadis tuli dan bisu sembuh. "Senyum menghiasi wajah Kakala dan ia
sangat gembira!" tulis dua orang misionaris yang berada di
Mozambique. "Kakala mengulangi setiap suku kata yang diucapkan oleh
salah seorang misionaris itu dengan mikropon, dan hal ini sangat
menyentuh hati setiap orang di desa tersebut. Semua orang di desa
itu tahu bahwa Kakala menderita bisu tuli sejak lahir. Orang-orang
berlarian untuk menjemput ibu Kakala, dan dengan segera mereka
berdiri di keramaian itu, tersenyum lebar. Ibunya menegaskan kembali
bahwa sebelumnya ia tidak pernah mendengar Kakala berbicara. Setelah
mendengar kabar tersebut, seseorang kemudian berlari untuk menjemput
gadis bisu dan tuli lainnya. Misionaris itu dan timnya kemudian
berdoa dan menumpangkan tangannya kepada gadis tersebut, dan si
kecil Magdalena pun menjadi sembuh, ia dapat mendengar dan
berbicara. Seorang wanita juga disembuhkan -- Yesus menyembuhkan
penglihatannya." Seluruh warga desa menerima keselamatan, "Seluruh
warga desa berkumpul, dan banyak di antara mereka yang harus
menempuh perjalanan beberapa mil jauhnya dari desa sekitar saat
mendengar kami akan datang," kata misionaris itu. "Mereka melihat
Film YESUS, dan kemudian seorang misionaris berkhotbah dan
mengatakan kepada mereka tentang apa yang telah Yesus lakukan di
daerah mereka. Hasilnya adalah seluruh desa dengan suara bulat
memutuskan untuk menerima Kristus."
"Selama kami melakukan penginjilan di Propinsi Cabo Delgado, di
sebelah utara Mozambique, kami biasanya melihat seluruh warga desa
benar-benar ingin mengikut Yesus ketika mereka mendengar pesan Injil
yang kami sampaikan. Kapan saja kami mengajarkan Injil secara
sederhana, sesering dan sejelas mungkin kepada mereka, maka tidak
ada perlawanan. Orang miskin keluar dari pondok mereka, dengan
berpakaian compang-camping mereka datang kepada Kristus. Mereka
menerima-Nya sebagai Tuhan mereka yang baru tanpa keragu-raguan.
Mereka menanggalkan manusia lama mereka yang dikuasai oleh dukun,
diperbudak oleh roh kegelapan, kepercayaan dan tradisi yang salah,
dan berlutut di lapangan desa mereka yang berdebu, memuji Yesus,
Penyelamat baru mereka. Dua tahun yang lalu, lebih dari 190 gereja
baru didirikan di desa Cabo Delgado; setiap minggu bertambah banyak
yang hadir. Tuaian di Mozambique siap dipanen."
[Sumber: FridayFax, April 22, 2005]
Pokok Doa:
Bersyukur bagi penduduk Cabo Delgado yang diberi kesempatan untuk
mendengar berita Injil, bahwa Kristus Raja Penyelamat hidup
mereka.
Doakan para misionaris yang melakukan pelayanan follow-up di desa
Cabo Delgado. Berdoa supaya Tuhan terus mengirimkan pekerja-
pekerja-Nya untuk melanjutkan tugas pemuridan di Mozambique.
NAMPULA, Mozambik: Bulan-bulan ke depan akan sangat menantang bagi
Anthony dan Jennie Chee. Mereka telah menyelesaikan studi bahasa
Portugis dan sedang membuat persiapan untuk memulai pendirian
gereja-gereja suku.
Anthony dan misionaris Phil Henderson melakukan perjalanan ke Malawi
untuk mengunjungi masyarakat Yao. Sekarang mereka bermaksud untuk
mengunjungi orang Yao di utara Mozambik. Berdasarkan temuan mereka
di sana, pasangan Chee akan memutuskan ke mana mereka harus pergi
dan akan memberitahukan keputusan itu kepada para ketua NTM Mozambik
untuk mendapat persetujuan.
Ada lebih dari dua juta masyarakat Yao yang hidup di wilayah Barat
Daya Malawi dan Timur Laut Mozambik di mana mayoritas dari mereka
sama sekali tak pernah mendengar tentang Kristus. Jumlah yang melek
huruf hanya 30%, jadi akan sangat perlu untuk mengajari masyarakat
itu membaca Alkitab dalam bahasa mereka sendiri.
Anthony dan Jennie sedang memohon hikmat kepada Tuhan agar mereka
dapat mengetahui di mana mereka akan melakukan usaha pendirian
gereja. Dukunglah mereka dalam doa agar Tuhan dapat membuka hati
orang Yao untuk menyambut pasangan Chee dan agar mereka juga dapat
menerima Injil yang dibawa oleh pasangan Chee.
[Sumber: New Tribes Mission, Juli 2006]
Pokok Doa:
Orang-orang Kristen saat ini mulai meningkatkan usaha-usaha mereka untuk menolong ribuan orang yang kehilangan rumah akibat banjir di Mozambik. Lebih dari tiga puluh orang tewas akibat banjir tersebut. Matt dari Food for the Hungry (FHI) menjelaskan situasinya, "Sudah ada 60.000 orang yang dievakuasi dan 100.000 orang lainnya berada dalam keadaan yang membahayakan, namun kami memperkirakan ini akan berdampak pada sekitar 300.000 orang." FHI menyediakan makanan dan kebutuhan-kebutuhan darurat lainnya melalui gereja lokal, memberi mereka kesempatan untuk membagikan iman mereka. Ia menambahkan, jika hujan tidak reda, situasinya akan bertambah parah, khususnya arus di hulu. "Beberapa operator perlu membuka pintu air di hulu karena berita-berita yang menyangkut kebutuhan struktural. Jika mereka harus melakukannya, maka bencana akan datang lebih dahsyat lagi. Dukungan doa dan dana dari Anda sangat diperlukan.
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa:
Tim misi dari Pelayanan Alkitab Audio (Audio Scripture Ministries) mengatakan bahwa gereja sedang bertumbuh di Mozambik bagian utara. Cahaya firman Allah, terutama dalam bentuk audio, menerangi wilayah tersebut. Banyak orang yang baru percaya bersukacita atas distribusi Alkitab. Di wilayah Mozambik yang lain, kiriman perlengkapan pemutar kaset akhirnya tiba. Begitu tiba, ke-75 pemutar kaset Alkitab tersebut langsung didistribusikan. Doakan agar Roh Kudus senantiasa bekerja di Mozambik. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Maret 2010
Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/13969
Pokok doa:
Doakan untuk Pelayanan Alkitab Audio do Mozambik agar semakin banyak orang Kebenaran firman Tuhan dan kelancaran pendistribusian audio Alkitab ini.
Doakan agar Roh Kudus senantiasa bergerak di Mozambik dan akan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan melalui Terang Firman Allah dalam bentuk audio.
Doa Bagi Negara Namibia
Seorang wanita Kristen pindah ke wilayah baru di Namibia untuk
bertani. Namun dia tidak menemukan satu gereja pun di sekitar
wilayah itu. Karena itu dia mulai mengadakan persekutuan-
persekutuan doa dengan kaum wanita yang ada di wilayah itu. Setelah
beberapa waktu, kaum pria juga ikut bergabung dalam persekutuan doa
itu. Bersyukur karena saat ini sudah ada sebuah gereja yang telah
mengadopsi persekutuan doa tersebut dan menjadikannya sebuah jemaat
misi.
Sumber: Advance, Sept. 17, 2002
Direktur EHC (Every Home for Christ) di Namibia sedang mengatur
usaha-usaha pelayanan yang dikenal dengan nama tim pelayanan
outreach "Good News Namibia". Sekitar 10 orang pemuda dilatih untuk
melayani secara berpasangan di desa-desa di Himba, Dhimba, dan
Herero yang merupakan wilayah pelayanan EHC. Tim ini telah
mengadopsi 25 desa. Mereka bertanggung jawab untuk memberitakan
Injil secara jelas ke desa-desa tersebut. Bagi penduduk yang telah
menerima Kristus perlu dilatih untuk menjadi pemimpin. Pelayanan ini
tentu saja membutuhkan banyak waktu karena sebagian besar desa itu
letaknya sangat jauh dan sulit untuk dicapai. Dengan bantuan para
donatur yang telah membelikan sepeda maka sepeda ini bisa dipakai
untuk melakukan pelayanan outreach ke desa-desa yang jalannya tidak
terlalu berbatu atau berpasir.
Seorang ibu muda dari Suku Nama di Namibia menyambut dengan baik
saat Injil diberitakan. Saat itu juga dia menyatakan keinginannya
untuk mempunyai persekutuan pribadi dengan Yesus. Meskipun demikian,
dia menunda keputusannya tersebut, karena para wanita yang lebih tua
yang tinggal bersamanya belum bersedia untuk menerima Kristus. Ibu
muda ini menjelaskan bahwa ia tinggal serumah tanpa ikatan
pernikahan dengan seorang pria yang menjadi ayah dari anaknya. Ibu
muda ini mengatakan bahwa dia ingin "membersihkan dulu" hidupnya
sebelum menerima Kristus.
Sumber:Advance, March 14, 2004
Berlokasi di bagian Selatan dan tengah negara Namibia di Afrika,
tiga orang anggota tim survei mendatangi sekelompok pria yang
berpenampilan kasar di Karasburg. Mereka adalah para narapidana dari
penjara di dekat lokasi itu. Ketika sedang mulai menjelaskan tentang
Injil kepada pria-pria itu, mereka dihentikan oleh seorang penjaga
yang mengatakan bahwa sudah saatnya para pria itu kembali ke selnya.
Beberapa traktat diberikan untuk pria-pria itu. Keluarga yang sedang
membesuk para pria itu meminta ketiga anggota tim tersebut untuk
memberitakan Injil kepada mereka. Sayangnya, beberapa dari mereka
berbicara dalam bahasa yang tidak dikuasai oleh ketiga anggota tim.
Tuhan segera memberikan jawaban! Seorang Kristen yang juga sedang
mengunjungi narapidana itu menguasai bahasa tersebut. Mereka pun
memberitakan Injil. Ketika ditanyakan apakah ada di antara mereka
yang mau meminta Yesus masuk ke dalam hatinya, kedua belas orang itu
mengangkat tangannya!
[Sumber: Brigada Today, Mei 2006]
Pokok Doa:
Para staf Namibian Coloured saat ini sedang berada di daerah yang
sangat miskin di perbatasan Namibia. Di sana, sebuah keluarga hidup
di bawah pohon dengan hanya memiliki sebuah kasur dan beberapa
matras serta satu meja. Ketika pertama kali masuk ke desa itu, para
pekerja diberitahu bahwa mereka tidak akan disambut jika akan
menjajaki daerah tersebut. Pria yang sedang mabuk itu pada awalnya
sangat tak setuju dengan kedatangan mereka. Namun, para staf itu
terus berbincang-bincang dengannya sampai akhirnya ia meminta mereka
untuk mendoakan dirinya. Kini ia telah berteman akrab dengan mereka
dan selalu bersama mereka ke mana pun para staf itu pergi dan
memperkenalkan para staf tersebut kepada penduduk lain di desa.
Mereka juga berkesempatan untuk membimbing seorang anak muda kepada
Kristus dan memberinya sebuah Alkitab. Puji Tuhan! Ia tetap bekerja
dalam segala keadaan!
[Sumber: Brigada Today, April 2006]
Pokok Doa:
Hampir 4 tahun lalu, Tuhan memanggil seorang pemuda ke Namibia untuk
mulai meneliti masyarakat terpencil di negara ini. Adakah di antara
kelompok masyarakat itu yang belum mendengarkan kabar Injil? Ya!
Selama 2 tahun masa tugasnya di sana, Tuhan menyertai langkahnya
baik di Herero, Mbalantu, Nama/Damara, ataupun di tengah kelompok-
kelompok masyarakat kulit berwarna di Namibia. Pemberitaan Injil di
antara kelompok-kelompok masyarakat ini memang sangat sedikit,
bahkan ada yang belum pernah mendengarnya.
[Sumber: Brigada Today, Maret 2006]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Nigeria
Di Nigeria, sebuah tembok pembatas dari rumah seorang pendeta yang tinggal di desa A runtuh. Jemaatnya ingin membangun kembali tembok itu serta memperbaiki rumah pendetanya. Namun, pendeta itu malah menyerahkan gajinya yang kecil dan menyatakan bahwa tambahan uang tersebut dapat digunakan untuk mendirikan sebuah bangunan gereja di desa B yang ada di seberang sungai -- penduduk di desa B itu tidak dapat pergi beribadah di gerejanya yang ada di desa A ketika musim hujan tiba karena terhalang banjir. Para jemaat bergegas dan bersemangat untuk memulai pembangunan gereja di desa B. Mereka mengumpulkan rumput, membuat batu bata dan mempersiapkan sebuah tempat untuk beribadah sebelum musim hujan dimulai.
Sumber: Mission Network News, June 30, 2002
Di Nigeria, sebuah tembok pembatas dari rumah seorang pendeta yang tinggal di desa A runtuh. Jemaatnya ingin membangun kembali tembok itu serta memperbaiki rumah pendetanya. Namun, pendeta itu malah menyerahkan gajinya yang kecil dan menyatakan bahwa tambahan uang tersebut dapat digunakan untuk mendirikan sebuah bangunan gereja di desa B yang ada di seberang sungai -- penduduk di desa B itu tidak dapat pergi beribadah di gerejanya yang ada di desa A ketika musim hujan tiba karena terhalang banjir. Para jemaat bergegas dan bersemangat untuk memulai pembangunan gereja di desa B. Mereka mengumpulkan rumput, membuat batu bata dan mempersiapkan sebuah tempat untuk beribadah sebelum musim hujan dimulai.
Sumber: Mission Network News, June 30, 2002
Para pemeluk animis Juju yang tinggal di wilayah terpencil di Nigeria baru-baru ini dengan terus terang telah meninggalkan roh-roh kepercayaan mereka dan mulai menyembah Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Balai utama yang biasa mereka gunakan sebagai tempat pemujaan Juju telah didedikasikan kepada Kristus dan dipakai sebagai tempat ibadah (gedung gereja). Sekitar 265 komunitas warga kota ikut bersama-sama memuji dan menyembah di gereja tersebut, dan para misionaris lokal Nigeria telah diminta untuk mengatur sebuah gereja yang bertumbuh dalam komunitas tersebut. Kurang lebih ada 16 pekerja yang sekarang terlibat dalam pelayanan penginjilan harian di wilayah tersebut. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah, memberikan konseling kepada para penduduk setempat, menjawab pertanyaan- pertanyaan penduduk, mengajarkan Alkitab, dan memimpin baik untuk masing-masing anggota keluarga maupun seluruh keluarga agar semakin mengenal Allah. Persekutuan-persekutuan di rumah penduduk mulai dirintis. Wilayah terpencil yang semula dikenal karena praktek- praktek perdukunannya, sekarang telah dikenal sebagai pos terdepan yang mengenalkan kerajaan Allah bagi lingkungan di sekitarnya.
[Sumber: CMDNet Weekly Update, March 20, 2004]
Pokok Doa:
Doakan para misionaris lokal yang saat ini melayani wilayah terpencil di Nigeria ini supaya mereka mendapat hikmat untuk menolong para penduduk bertumbuh dalam iman-Nya kepada Yesus.
Berdoa untuk gereja dan persekutuan-persekutuan yang baru dirintis supaya dapat berkembang dan menjadi wadah yang memberikan follow-up bagi para jemaat dan petobat baru sehingga mereka bisa menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif bagi wilayah di sekitarnya.
The Seed Company (TSC) membantu pembangunan gereja dengan menerjemahkan Firman Allah ke dalam 12 bahasa di Nigeria. Nigeria adalah sebuah negara dengan beraneka ragam bahasa dan budaya. Di negara bagian Timur Laut Gombe ini, The Seed Company membantu 12 rumpun suku agar memiliki Firman Allah dalam bahasa mereka masing-masing. Melalui lokakarya, penduduk Nigeria diberi training untuk menerjemahkan Injil ke dalam bahasa mereka sendiri. Katy Barnwell, perwakilan dari TSC mengatakan bahwa ini merupakan proyek yang dimiliki oleh penduduk lokal sendiri. "Kami terdorong oleh minat orang-orang setempat. Dalam kenyataannya, kami temukan bahwa dalam semua bahasa tersebut sudah pernah ada seseorang yang berusaha melakukan sesuatu. Jadi, kenyataan ini sungguh sangat membantu dalam proses penerjemahan yang sedang dilakukan." Tujuan pelayanan ini adalah membangun gereja dengan Firman Allah, dan Barnwell mengatakan bahwa hal itu terjadi sejalan dengan penerjemahan yang berjalan dengan baik. "Saya rasa, sekarang ini semua proyek sedang masuk dalam tahap penerjemahan yang lebih mantap, dan kami berharap mereka akan bisa menyelesaikan Injil Lukas dalam 18 bulan ke depan. Setelah itu, kami akan menerjemahkan Film YESUS dan mengerjakan seleksi beberapa kitab lainnya yang akan diterjemahkan."
Sumber: Mission Network News, May 17th 2005
Nigeria--Kekerasan bernuansa agama yang terjadi di daerah Jigawa, Nigeria Utara baru-baru ini membuat orang-orang Kristen mengeluh bahwa mereka merasa diperlakukan sebagai warga kelas dua. Jerry Dykstra dari Open Doors menceritakan apa yang terjadi. "Seorang wanita dituduh mengeluarkan komentar berisi hujatan terhadap nabi agama tersebut. Tentu saja hal ini seperti bola salju yang menggelinding menuruni bukit. Seperti hanya menunggu waktu saja saat tiba-tiba yang terjadi adalah orang Kristen mengalami penganiayaan hebat. Polisi pun tidak berbuat apa-apa untuk melindungi umat Kristen." Tidaklah jelas pernyataan keras apa yang menyulut kerusuhan itu. Selama sehari, kerusuhan itu telah menyebabkan 16 gereja dibakar habis, 6 orang Kristen terluka, dan sedikitnya ada 2.000 orang yang kehilangan tempat tinggal. Paska kerusuhan, orang- orang Kristen disarankan untuk membangun kembali tempat tinggal mereka di mana saja.
[Sumber: Mission Network News, Oktober 2006]
Pokok Doa:
Di wilayah Barat Afrika, tepatnya di Nigeria, lebih dari tiga
setengah juta orang sedang menderita krisis kelaparan yang
disebabkan oleh kemiskinan, kemarau, dan serangan hama yang
menyebabkan kegagalan panen. Anggota Operation Blessings, Kristin
Vischer, mengatakan bahwa organisasi pelayanan itu
telah menempatkan
timnya di lapangan sejak mereka mengetahui kekurangan itu tahun
lalu. "Kami sangat bersemangat setelah berhasil membuat sebuah
gudang pangan permanen pada tanggal 17 Maret lalu. Pada dasarnya,
dengan gudang itu kami telah menyediakan gandum yang dapat mencukupi
kebutuhan enam ratus keluarga sampai musim hujan sehingga mereka
dapat menanam sumber pangan mereka lagi. Dan itu baru satu dari lima
gudang persediaan yang rencananya hendak kami bangun." Vischer
mengatakan bahwa pelayanan outreach ini juga merupakan pintu masuk
kepada pelayanan rohani. "Kami melakukan apa yang Tuhan ingin untuk
kami lakukan -- memberi makan kepada mereka yang miskin dan lapar --
sehingga akan ada kesempatan untuk memberitahu mereka kenapa kami
melakukan semua ini." Operation Blessing bermitra dengan Humedica
dan World Food Program dalam mengadakan program penyediaan pangan
darurat bagi sekitar 78.000 warga yang tersebar di 64 desa yang
berjauhan.
[Sumber: PULPITHELPS, Vol.31 No.6, Juni 2006]
Pokok Doa:
Anak-anak Kristen di Nigeria diculik oleh orang-orang non-Kristen. Ketika diculik, banyak di antara mereka yang dipaksa untuk kembali lagi ke agama mereka yang lama. Seorang anak yang berusia tiga belas tahun baru-baru ini ditemukan setelah diculik oleh kelompok ini enam bulan yang lalu. Namun, anak ini kembali diculik setelah ibunya berhasil menyelamatkannya. Tidak adanya tanda-tanda bantuan dari pemerintah atau dari orang-orang Kristen setempat membuat banyak orang khawatir kejadian ini akan menjadi semakin buruk. Hal ini jelas membuat para orang tua Kristen sangat mencemaskan anak-anak mereka.
[Sumber: Mission Network News, Maret 2007
Kisah Selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9704]
Pokok Doa
Doakan agar ada kesadaran dari pemerintah Nigeria dan unsur-unsur masyarakat setempat untuk mengambil tindakan tegas atas kejahatan ini.
Doakan pula para orang tua yang saat ini kehilangan anak-anak mereka, agar mereka mendapat penghiburan dari Allah.
Kekerasan yang pecah di kota Jos, negara bagian Plateau, telah merenggut nyawa paling sedikit dua ratus orang. Tiga belas kamp pengungsi dibentuk untuk menolong 30.000 orang yang dipaksa meninggalkan rumah mereka. Sebanyak enam belas gereja dibakar. Sebagian besar media telah menggambarkan kekerasan ini sebagai hasil pertikaian rival politik antara Islam dan Kristen dalam usaha memenangkan suara terbanyak pada pemilihan umum yang berlangsung di negara bagian ini. BBC mengatakan kekerasan ini dipicu ketika ada berita yang menyatakan Partai Rakyat Demokrasi -- yang didukung oleh mayoritas pemilih Kristen -- telah memenangkan hampir semua kursi dewan di negara bagian ini.
Bagaimanapun, pemimpin gereja mencurigai bahwa kekerasan ini dipersiapkan. Kerusuhan pecah pada Jumat pagi, 28 November, sebelum hasil Pemilihan Umum diumumkan. Sebanyak lima ratus orang ditahan dari etnis Niger dan Chad setelah kerusuhan, menurut laporan kantor gubernur negara bagian Plateau. Banyak laporan menyebutkan bahwa tersangka yang ditahan itu telah tiba di Jos 3 hari sebelum kerusuhan dimulai. BK, Uskup Kepala Gereja A di Jos, berkomentar, "Kami telah menjadi kambing hitam dan target oleh mereka yang benci mengenai sesuatu yang berhubungan dengan kekristenan di sini dan di tempat lain. Gereja di utara Nigeria membutuhkan perlindungan nasional dan internasional segera. Kami telah mengalami penderitaan ini lebih dari 20 tahun dan sekarang menjadi tidak dapat ditolerir lagi."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009 |
Penulis | : | Tim KDP |
Penerbit | : | Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya |
Halaman | : | 11 |
Pokok doa:
Doakan agar Tuhan menguatkan orang-orang percaya di Plateau, supaya peristiwa ini tidak membuat iman mereka goyah, melainkan lebih sungguh-sungguh berserah dan mengandalkan Tuhan.
Berdoa agar Tuhan menggerakkan hati umat percaya di Nigeria untuk bersehati berdoa agar terjadi pemulihan atas bangsa ini. Berdoa juga untuk orang-orang Nigeria yang berada di luar negeri agar mereka juga ikut mendoakan negara mereka dan saudara seiman mereka yang saat ini sedang menderita di Nigeria.
Karena cacat lahir, Annabi tidak dapat berjalan, tetapi kasihnya kepada Kristus jelas terlihat. Dengan setia, ia bersaksi tentang Kristus dan berdoa untuk mereka yang sakit. Untuk membantunya dalam pelayanan, 2 orang misionaris -- dan teman-teman seimannya di Amerika Serikat -- membelikan sebuah kursi roda untuk membantunya menjelajah wilayah Nigeria yang berpasir dan terjal.
Pada Agustus, Annabi jatuh sakit dan sangat lemah, bahkan untuk mengangkat tangan pun, ia tak sanggup. Beberapa hari kemudian, ia meninggal dunia. Tiga kali ayahnya bersiap untuk memandikan dan membungkus tubuhnya sebelum dimakamkan, namun sepertinya ia tidak mampu menuntaskan tugasnya itu. Sebagai gantinya, ia memutuskan untuk menggali kuburan. Ketika ayahnya kembali ke rumah, ia mencoba untuk mulai memandikan dan membungkus tubuh Annabi lagi.
Tiba-tiba Annnabi bangun dan berkata, "Apakah engkau tahu siapa yang mengangkatku?" Dalam keadaan terkejut, ayahnya menjawab, "Saya tidak melihat siapa pun." "Yesus yang mengangkatku!" jawab Annabi. "Berita tentang kesembuhan Annabi tersebar ke desa-desa tetangga, dan Annabi menyaksikan kuasa Tuhan yang membangkitkan orang yang mati," kata Dan Ligon. (t/Novi)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, edisi January 2009 Volume 27, nomor 1 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Nigeria: Experiencing God's Power |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Berdoa untuk pelayanan Annabi, agar Tuhan memampukan dan memberkati pelayanannya, sehingga melalui pelayanannya banyak orang yang dimenangkan bagi kerajaan Allah.
Doakan juga untuk orang-orang yang telah dilayani oleh Annabi, agar Tuhan melembutkan hati mereka sehingga mereka dapat menerima dan percaya kepada Kristus.
Berdoa agar Tuhan menyatakan kuasanya lebih lagi melalui orang-orang percaya di Nigeria, sehingga melalui kesaksian hidup orang Kristen di Nigeria, nama Tuhan semakin dimuliakan.
Sekitar lima ratus orang beragama non-Kristen ditahan karena diduga keras terlibat dalam penyerangan terhadap orang Kristen yang mengakibatkan setidaknya enam pendeta tewas di antara lima ratus korban. Sebanyak enam belas gereja juga dirusak pada kerusuhan yang terjadi di ibukota, Jos, pada tanggal 28 -- 29 November tersebut. Lebih dari 25 ribu orang juga dilaporkan telantar akibat kerusuhan tersebut, dan organisasi-organiasi kemanusiaan berjuang memberikan pertolongan dan mengubur mereka yang tewas. Christian Solidarity Worldwide (CSW) mengatakan bahwa kemarahan akan adanya kecurangan dalam perhitungan suara dalam pemilu lokal, telah dijadikan alasan untuk para penyerang tersebut merusak gereja Kristen dan membunuh banyak orang percaya secara brutal. (t/Novi)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, edisi Januari 2009 Volume 27, nomor 1 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Nigeria: Six Pastors Among 500 Killed |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 1 |
Pokok doa:
Doakan orang percaya yang menjadi korban kerusuhan agar Tuhan memberikan ketabahan dan kekuatan kepada mereka, dan memampukan mereka untuk tetap lembut hati dan menjadi saksi-saksi Kristus di lingkungan tempat tinggal mereka.
Berdoa juga untuk setiap gereja yang menjadi korban amukan massa, agar setiap jemaat dapat mengintrospeksi diri dan tetap setia melayani serta beribadah lagi.
Berdoa untuk Nigeria, agar Tuhan menyatakan dan melawat bangsa ini. Kiranya kejadian ini dipakai Tuhan untuk memulihkan bangsa ini dan terbuka untuk karya Tuhan yang luar biasa.
Ketegangan meningkat di bagian utara Yelwa, Bauchi State, Nigeria, setelah dua gereja diserang dan dirusak dalam waktu 3 hari.
Menurut laporan, kaum radikal lokal membongkar batu-batuan fondasi sebuah gereja baru milik Church of Christ in Nigeria (COCIN) di Sabin Kaura, pada hari Minggu tanggal 16 November. Komandan militer Bauchi, komisaris polisi, dan wakil gubernur mengunjungi daerah itu pada hari Senin 17 November 2008 untuk mengadakan penyelidikan lebih lanjut, dan seorang penjaga ditempatkan di sana untuk menjaga gereja baru itu. Namun, meskipun terdapat aparat keamanan, gereja Anglikan, yang berjarak 2 kilometer, dibakar pada Selasa malam tanggal 18 November 2008.
Meskipun sekarang serangan secara langsung terhadap gedung gereja telah menurun dibanding pada masa lalu, namun gereja-gereja di bagian utara Nigeria dan di kota-kota besar terus-menerus diganggu. Mereka sering kesulitan mendapatkan tanah atau memperoleh izin pembangunan. Gereja-geraja di sana biasanya dibongkar tanpa mendapatkan ganti rugi yang cukup dari pemerintah setempat. (t/Novi)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Desember 2008, Volume 26, No. 12 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Nigeria: Two Churches Destroyed in Bauchi State |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Orang-orang Kristen kembali menjadi sasaran kekerasan pada akhir minggu di Jos, Nigeria. "Open Doors adalah pelayanan kepada gereja yang dianiaya; dan mereka memiliki pelayanan di daerah tersebut," ujar PE. Ia mengatakan bahwa Jos adalah daerah di Nigeria yang terletak di tengah-tengah wilayah Muslim di utara dan wilayah Kristen di selatan. "Setidaknya ada 200 orang yang terbunuh dalam huru-hara [Minggu] -- hampir semua korbannya adalah orang Kristen. Informasi tersebut tidak boleh disiarkan melalui udara. Beberapa tubuh korban tidak dapat dikenali lagi. Bayi-bayi dan ibu mereka juga menjadi korban, sebuah cerita yang memilukan." Kekerasan serupa yang terjadi kurang dari 2 bulan lalu memakan korban lebih dari 300 orang Kristen, dan gereja-gereja banyak yang dibakar. Open Doors melakukan apa pun yang mereka bisa lakukan untuk menolong para orang percaya. "Kami memunyai orang di lapangan yang menyebarkan seminar 'Berdiri Teguh Melewati Badai', tentang apa yang Yesus ajarkan kepada kita saat menghadapi badai. Ada juga yang menolong para janda dan yatim piatu yang tinggal sendiri." Seraya gereja semakin bertumbuh, doakanlah agar lingkaran kekerasan ini terputus dan banyak yang kembali kepada Kristus. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Maret 2010
Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/13959
Pokok doa:
Doakan umat percaya di Nigeria agar tetap setia beriman pada Kristus sekalipun terjadi penganiayaan dan keadaan keamanan yang tidak mendukung.
Doakan Open Doors agar diberi keberanian dan kekuatan dalam menolong umat percaya yang terancam di Nigeria. Doakan juga agar lingkaran kekerasan di Nigeria terputus dan banyak orang kembali pada Kristus.
Doa Bagi Pantai Gading
Pantai Gading--Ruth Bliss dari Mission Network News menemukan sisi lain dari sebuah persekutuan pelayanan ketika bertugas di Quito, Ekuador, saat menghadiri ulang tahun ke-75 HCJB World Radio. Kabinet Pantai Gading secara besar-besaran telah menembakkan asap beracun mematikan di Abidjan sebulan sebelum pemilu. Kekosongan kekuasaan bisa menyebabkan kegelisahan di daerah yang telah menderita akibat perang sipil. Lee Sonius, direktur operasi HCJB World Radio di Sub-Sahara Afrika, mengatakan bahwa stasiun radio mitra mereka, Frequence Vie, tetap mengudara walaupun keadaannya sangat buruk. "Ini memberi harapan cukup besar bagi banyak orang. Sebuah stasiun radio bisa tetap mengudara di saat stasiun lainnya ditutup karena terlibat urusan politik atau karena memberitakannya. Pesan yang mereka siarkan adalah tentang apa yang dibutuhkan negara dan bahwa rekonsiliasi hanya bisa dilaksanakan bila hati orang-orang berubah." Hal ini juga menegaskan dedikasi tim secara global, yakni untuk membagikan harapan akan Kristus di seluruh dunia. "Besok kami akan mendengarkan pemaparan visi Presiden HCJB, David Johnson." Demikian diutarakan oleh Ruth Bliss dari Mission Network News, Quito, Ekuador.
[Sumber: Mission Network News, September 2006]
Pokok Doa:
Bogo dan istrinya, Salimata, mencintai Tuhan dan bersaksi bagaimana Ia mengubahkan hidup kepada teman-teman mereka di Komono.
Misionaris Jan dan Doortje meninggalkan Burkina Faso menuju Pantai Gading untuk mengunjungi orang-orang percaya di Komono. Di sepanjang perjalanan mereka bertemu dengan beberapa petugas di kedua sisi perbatasan. Mereka saling memberi salam, bercakap-cakap, dan menjalin hubungan persahabatan. Perjalanan Jan dan Doortje sangat menyenangkan dan mereka mengucap syukur atas doa-doa yang telah dipanjatkan agar perjalanan mereka lancar.
Sesampainya di desa Komono, mereka bertemu dengan teman-teman. Bogo duduk di serambi, ditemani oleh beberapa masyarakat Komono yang belum percaya pada Kristus sebagai Juru Selamat mereka. Dengan berani dia menyaksikan imannya dan perubahan yang telah Kristus lakukan dalam hidupnya. Hal ini amat membahagiakan Jan karena kebanyakan orang Komono sangat pemalu dalam menceritakan iman mereka.
Setelah hari-hari yang penuh semangat di Pantai Gading bersama teman-teman Komono mereka, Jan dan Doortje kembali ke Burkina Faso. Pada minggu ini, rekan kerja mereka, Kassoum, akan pergi ke Pantai Gading dan mengunjungi keluarganya. Dia akan merayakan Natal bersama umat percaya di sana. Dia bermaksud mengundang beberapa penduduk Komono yang belum percaya pada Kristus untuk bersama-sama merayakan Natal dan menceritakan kelahiran Yesus dan bagaimana Ia menebus dosa manusia.
[Sumber: New Tribes Mission, Desember 2006]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Rwanda
Saat Emmanuel Duknzemnriya pulang dari kerja tanggal 21 April 1994,
anaknya berteriak, "Mama meninggal!". Istrinya, Appoline terbaring
di lantai dan banyak mengeluarkan darah. Dia telah diserang oleh
salah satu gang pemberontak Hutu "wielding machetes", namun dia
tidak meninggal.
Dia berjuang melawan maut selama tiga bulan, dan
dia sudah sembuh saat memberikan kesaksian di hadapan 7000 orang
dalam konferensi Explo 2000 di Lausanne, Switzerland. Konferensi
di Lausanne disiarkan via satelit ke 87 konferensi Explo lainnya,
termasuk di Kigali, ibukota Rwanda, yang dihadiri oleh 20,000 Hutus
dan Tutsis! Sekarang, Appoline dapat mengampuni orang yang
menganiayanya. Sebagai orang Kristen, dia belajar untuk menghapus
rasa benci dan sakit hatinya. Dia juga dapat berdoa, "Yesus, ampuni
Rwanda, dan ampuni geng yang telah menyerang di rumah kami."
Sumber: E. und A. Duknzemnriya; http://www.Explo.ch ; PrayerNet
dan FRIDAYFax Januari, 2000
Kami mendengar berita dari UGBR, gerakan mahasiswa IFES
(International Fellowship of Evangelical Students) di Rwanda.
Ada sebuah perusahaan sekuler di Rwanda yang mensponsori produksi
suatu film Kristen, 'With a Mission'. Film ini mengajak para
mahasiswa Kristen untuk melakukan penginjilan di kampus. Dua
kelompok mahasiswa UGBR memulai pelayanannya bulan Februari. Phocas
Ngendahayo, Sekretaris Jenderal UGBR menuliskan:
"Bayangkan sebuah perusahaan sekuler dengan sukacita dan murah
hati bersedia mensponsori produksi film Kristen itu. Yesus
Kristus sendiri yang menyediakan dana untuk proyek yang cukup
mahal ini."
Universitas lain di Rwanda, pemimpin lama dari kelompok mahasiswa
Kristen telah memilih pemimpin dari asosiasi mahasiswa kampus. Di
luar negara terjadi peningkatan jumlah anggota mahasiswa UGBR yang
dipilih untuk menduduki posisi yang sama. Phocas mengatakan,
"Ini merupakan langkah peningkatan; mahasiswa menjadi garam dan
terang di tengah masyarakat yang sedang sakit dan korupsi ini."
Sumber: IFES Prayer Line, February 13, 2003
Book of Hope memperingati terjadinya tragedi Pembantaian 100 hari di
Rwanda. Pada bulan April 1994, hanya butuh 100 hari untuk melihat
hampir 1 juta orang, atau lebih dari sepersepuluh dari keseluruhan
jumlah penduduk, terbunuh dalam pristiwa pembantaian di Rwanda.
Tragedi 100 hari itu akan diperingati lewat kegiatan "100 days of
Hope" yang diprakarsai oleh organisasi Book of Hope International.
Wakil Book of Hope, Cal Ratz mengatakan bahwa mereka memiliki banyak
pekerjaan yang menanti di depan. "Kami akan melatih 1200 orang di
Rwanda, terutama para pemuda. Mereka akan mengunjungi sekolah-
sekolah dan melaksanakan sebuah program yang dikemas secara dinamis
tentang pemberitaan Injil kepada lebih dari 2 juta murid sekolah."
Ratz mengatakan bahwa mereka berencana untuk melakukan hal itu dalam
100 hari. Ini merupakan tanggung jawab yang besar. "Hal ini berarti
bahwa jika memperhitungkan masa libur akhir pekan dan hal-hal
lainnya, kami harus melakukan pelaksanaan program itu di 40 sekolah
tiap harinya. Ini adalah tugas yang sungguh luar biasa. Pelatihan
itu akan dimulai pada bulan Januari.
Sumber: Mission Network News, November 18th 2005
Rwanda--Rwanda memiliki sejarah yang kelam. Meski demikian, secercah harapan mulai timbul bagi negeri yang masih memiliki kebutuhan akan air minum yang bersih dan sehat ini. Bruce Whitmare dan Living Water International (LWI) menyatakan bahwa mereka berencana untuk bertemu dan membahas rencana penggalian sumur. Rencana itu bertujuan untuk membangun kerja sama dengan seluruh masyarakat. "Selama proses ini berlangsung, kami mengabarkan Injil secara orang per orang. Selain memutarkan film Yesus, kami juga mendorong pastor-pastor lokal untuk datang dan terlibat dalam proyek ini sehingga kami dapat mendukung pekerjaan mereka sekaligus menjangkau komunitas tersebut." Whitmire menjelaskan bahwa mereka bekerja untuk membawa satu pendekatan holistik kepada permasalahan masyarakat. "Tentunya akan muncul suatu transformasi bagi desa tersebut ketika mereka dapat terbebas dari sakit penyakit hanya dengan segelas air bersih. Apalagi bila mereka mengerti bahwa Tuhan yang mengasihi mereka telah mengirim kami; tidak hanya membawa air yang memulihkan tubuh jasmani mereka, tapi juga air rohani yang membawa mereka kepada hubungan pribadi dengan Kristus.
[Sumber: Mission Network News, Oktober 2006]
Pokok Doa:
Menjangkau generasi baru dengan pesan pengharapan. Bangsa Rwanda
masih terus berjuang melawan masa lalu yang menyakitkan. Di samping
bergumul melawan masalah trauma kejahatan pembantaian massal, banyak
warga Rwanda yang berharap dapat memulai babak kehidupan baru. Wakil
organisasi Book of Hope, Rob Hoskins mengatakan bahwa mereka sedang
merencanakan pendistribusian besar-besaran tahun ini, demi tujuan
rekonsiliasi secara menyeluruh. "Betapa ini adalah kesempatan luar
biasa bagi kami saat bisa kembali ke negara ini setelah 12 tahun
berlalu. Kedatangan kami bukannya untuk mengingatkan terus akan
jutaan orang yang telah terbunuh. Namun keyakinan kami adalah `Ada
pengharapan bagi generasi yang baru dan harapan itu ada dalam Injil.
Jadi, dalam jangka waktu sekitar 100 hari, lebih dari 2 juta anak-
anak dan pemuda Rwanda akan menerima Firman Tuhan.`" Hoskins
mengatakan bahwa mereka bekerja bahu membahu dengan pihak
pemerintah. Namun, ia meminta untuk tetap berdoa bagi proyek ini
karena: "Masih ada tentangan dari kaum minoritas non-Kristen di
negeri ini. Mereka mencoba masuk ke gereja dan polisi beragama non-
Kristen mencoba menyita peralatan audio kami dan beberapa barang
lain yang kami perlukan untuk proses pendistribusian ini. Jadi masih
akan ada peperangan rohani yang akan terjadi. Musuh tidak ingin
melihat kita melaksanakan rencana agung kerajaan Surga."
Sumber: Mission Network News January 13th 2006
Pokok Doa:
Mungkinkah gereja dipimpin oleh pendeta yang bukan orang Kristen? Pada akhir studi "Injil Sejati", seorang pendeta berdiri dan berkata, "Saya seorang pendeta. Saya menggembalakan banyak gereja. Namun, melalui pelajaran ini, saya menyadari bahwa saya bahkan bukan orang Kristen. Apa yang harus saya lakukan?"
Ternyata ia tidak sendiri. Dari 36 pendeta yang mengikuti pelatihan, 22 orang di antaranya berdiri dan menyatakan secara terang-terangan bahwa mereka baru saja percaya kepada Yesus yang menyelamatkan mereka. Banyak orang Rwanda yang percaya bahwa keselamatan adalah berbalik dari dosa dan masuk ke dalam suatu gereja atau agama. Para pendeta tersebut untuk pertama kalinya memahami bahwa keselamatan merupakan sebuah hubungan dengan Tuhan melalui karya Anak-Nya, Yesus Kristus.
Karena keterbatasan pendeta, maka banyak pendeta yang menggembalakan banyak gereja. Setelah mengikuti pelajaran pengajaran khotbah ekspositori, seorang pendeta bercerita, "Setelah saya berkhotbah dengan cara baru ini untuk pertama kalinya, banyak orang mendatangi saya dan berkata, 'Khotbah Anda benar-benar berubah -- khotbah Anda bagus!' Dan itu juga terjadi di gereja-gereja lain. Saat ini, saya diundang untuk melatih empat belas pendeta lain tentang bagaimana berkhotbah dengan menggunakan metode baru ini." (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2008, Volume 26, No. 7 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Rwanda: Pastors Get Saved |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 |
Pokok doa:
Proyek lintas agama dalam rangka menyediaan pipa air bersih di wilayah Rwanda bagian timur merupakan cara praktis untuk membayar ganti rugi terhadap kaum radikal di Afrika Timur yang dahulu dipinggirkan oleh orang Kristen, kata Uskup Besar Anglikan, EK.
"Kami (orang Kristen) melihatnya sebagai satu cara untuk mengatakan, 'Kami minta maaf,'" kata K berkaitan dengan proyek air di Gatore, bagian timur wilayah Kirehe, Rwanda. Rencana tersebut sudah dilaksanakan tanggal 19 Maret oleh Pendeta IN, Sekjen Lutheran World Federation dan Presiden Inter-Faith Action for Peace di Afrika.
"Proyek ini tidak hanya bertujuan menyalurkan air kepada orang-orang yang kekurangan air," tutur SYB, Imam Besar Provinsi Rwanda bagian timur. "Proyek ini menjadi contoh suatu bentuk kerja sama antaragama yang harmonis demi pembangunan kepada seluruh orang Afrika dan seluruh dunia."
"Kita tidak bisa keluar dan berbicara tentang rekonsiliasi jika kita sendiri masih saling bertentangan," imbuh K.
Dari 9,9 juta jiwa warga Rwanda, kurang lebih 4,6% -- 15% di antaranya beragama mayoritas. Namun, banyak laporan yang menunjukkan peningkatan jumlah penganut mayoritas dalam beberapa tahun setelah genosida. (t/Setyo)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Mei 2008, Volume 26, No. 5 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Christians Use Water Project to Reconcile with Muslim |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok doa:
Doa Bagi Negara Senegal
Para misionaris di Afrika Barat sekarang telah memiliki alat baru
untuk memberitakan Injil diantara suku Wolof. Audio Scripture
Ministries di Holland, Michigan telah merekam Alkitab Perjanjian
Baru dalam tape recorder. Seorang pekerja Audio Scripture Ministries
menyatakan bahwa hal ini membawa dampak yang besar kepada lebih dari
tiga juta orang yang menggunakan bahasa Senegal. Menggunakan media
audio ini baru merupakan permulaan. Menurut Audio Scripture
Ministries, "Kami menerima telepon dari organisasi misi lain yang
menginginkan kami untuk menyediakan alat pemutar kaset karena mereka
ingin segera menggunakan alkitab audio tersebut di wilayah yang
dihuni suku Wolof." Alat ini merupakan sarana yang tepat karena
orang-orang suku Wolof sebagian besar tidak dapat membaca. Dengan
Alkitab audio ini, suku Wolof akan dapat mendengar Firman Allah.
Orang-orang Kristen lokal memberikan beberapa pelatihan tentang
bagaimana menggunakan peralatan ini dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar. Mereka juga yang akan membawa alat pemutar kaset
ini sekaligus dengan kasetnya menuju ke desa-desa, memutar kaset
Perjanjian Baru tersebut, dan melihat bagaimana Allah bekerja di
dalam hati penduduk desa.
Sumber: What In The World, June 30, 2002
Injil Yohanes versi "nyanyian" telah direkam dalam bahasa Wolof,
bahasa yang digunakan oleh tiga juta orang di Senegal, Afrika Utara.
Tim Audio Scripture Ministry melaporkan bahwa orang-orang Senegal
akan mendengarkan dan mengingat dengan lebih baik apa yang mereka
dengarkan ketika Injil disampaikan dalam bentuk nyanyian. Karena
hanya sepertiga saja dari penduduk Senegal yang bisa membaca, maka
komunikasi oral merupakan cara yang paling ideal untuk menyampaikan
Firman Tuhan di negara ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan
berkunjung ke Situs "Wolof Chant Gospel" di alamat:
==> http://www.asmtoday.org
Sumber: CMDNet Weekly Update, 9 Maret 2003
Dalam waktu dekat, para pengajar Alkitab bangsa Budik akan memiliki keseluruhan Perjanjian Baru sehingga dapat digunakan dalam pengajaran Alkitab untuk orang-orang di Senegal.
Kali, salah seorang pengajar Alkitab telah melatih masyarakat Budik lainnya untuk mengajar. Dia menolong mereka untuk menjangkau desa- desa lain dan bahkan mulai memuridkan orang-orang yang baru percaya tanpa kitab Perjanjian Baru yang lengkap. Orang-orang percaya ini menggunakan terjemahannya yang terpisah-pisah sembari menunggu Perjanjian Baru itu selesai.
Misionaris Ken dan Kathy Satorius saat ini sedang menerjemahkan surat 1 Korintus. Ini adalah bagian terakhir yang perlu diterjemahkan untuk melengkapi Perjanjian Baru dalam bahasa Budik.
Adapun misionaris Paul Cheshire akan singgah di Senegal pada bulan Nopember untuk memeriksa surat 1 Petrus yang sudah selesai diterjemahkan. Paul dan Ken akan memeriksa keakuratan dan kejelasan hasil terjemahan kitab itu. Sementara itu, yang akan memeriksa kelaziman bahasa terjemahan adalah penutur asli bahasa Budik.
[Sumber: New Tribes Mission, September 2006]
Pokok Doa:
Misionaris Aaron Hefner dan keluarga bergabung dengan dua misionaris
perempuan yang telah ikut serta dalam tim penginjilan suku Dialonke
di Senegal sejak awal tahun ini.
Misionaris Audrey DeJager dan Penny Warner telah bekerja di tengah
masyarakat Dialonke selama bertahun-tahun. Audrey mengajar baca
tulis dan Penny menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Dialonke.
Banyak persiapan penginjilan lewat pengajaran Alkitab yang telah
dilakukan kepada masyarakat Dialonke. Jadi, Aaron sekarang pindah ke
tengah-tengah suku itu untuk mempelajari bahasa dan budaya mereka
agar masyarakat itu bisa segera mendengarkan firman Tuhan. Beberapa
orang Dialonke yang membantu Penny dan Audrey mempelajari bahasa dan
menerjemahkan Alkitab adalah orang yang telah percaya pada Kristus.
Mereka dengan setia menunggu Aaron menyampaikan pelajaran Alkitab.
Banyak dari mereka bisa membaca dan memiliki salinan kitab Kejadian
serta bagian-bagian Alkitab lainnya. Mereka membaca bagian-bagian
tersebut selama menunggu Aaron mempersiapkan diri untuk mengajar.
[Sumber: New Tribes Mission, Agustus 2006]
Pokok Doa:
Dakar, Senegal: Nima mendengarkan dengan seksama ketika misionaris
Lynn dan temannya Boku mengajar firman Tuhan. "Jika aku tidak setua
ini, aku sudah menjadi orang Kristen," ujar wanita tua dari
masyarakat Manjack tersebut. Nima hanyalah salah satu dari sejumlah
orang yang kebetulan bertemu dengan Lynn dan Boku yang akhir-akhir
ini bergabung dalam satu tim untuk mewartakan Kristus kepada
masyarakat Manjack. Sambil mengamati Lynn, Boku juga sedang belajar
untuk memberikan kesaksiannya secara alami dalam percakapan, baik
dengan orang asing maupun kenalannya. Dalam kunjungan untuk
menguatkan Mamadi, seorang teman Kristen, Lynn dan Boku bertemu
dengan sepuluh orang yang sedang mengobrol dengan santai. Mamadi
mulai membacakan Kejadian 3, namun karena ia lambat dalam membaca,
Lynn melanjutkannya. "Yang terjadi selanjutnya adalah tiga jam
diskusi tentang kekudusan Tuhan, berdosanya manusia, dan perlunya
iman dalam Juru selamat yang dijanjikan." tulis Lynn.
[Sumber: New Tribes Mission, Juli 2006]
Pokok Doa:
Orang percaya di Dialonke sangat terkesan dengan kaset pemberian
misionaris Audrey DeJager. Mereka menerimanya dengan hangat ketika
misionaris itu mengunjungi beberapa desa untuk membagikan kaset
audio yang berisi rekaman pelajaran Alkitab itu kepada orang Kristen
Dialonke. Di sebuah desa, Audrey mendapati bahwa bahan pelajaran
Alkitab tertulis yang pernah ia bawa telah terpisah ke mana-mana.
Simti, seorang Kristen di sana yang dengan tekun telah
mempelajarinya, meminta Audrey untuk membawakan lebih banyak salinan
lagi. Dengan gembira Audrey pun pulang, mencetak lebih banyak
salinan lagi, lalu kembali kepada orang-orang percaya itu. Keesokan
harinya, Audrey mengunjungi Jango dan Xambi yang telah mengikut
Tuhan sejak lama. Ia membawa sebuah kaset yang berisi empat belas
pasal pertama kitab Kejadian. Jango merakit kembali sebuah radio
kaset tua dan mereka pun duduk bersama mendengarkan kaset rekaman
tersebut. Anak mereka, Mamadu adalah yang membaca ayat-ayat Alkitab
di rekaman itu. Mereka sangat senang mendengarkan anak mereka
membacakan Firman Tuhan! Audrey melanjutkan kunjungannya ke desa
tetangga. Pada perhentian selanjutnya, Audrey memberikan kaset
rekaman kitab Kejadian pada seorang yang dituakan oleh orang
Dialonke. Ia langsung mengambil radio kasetnya dan mulai
mendengarkan. Beberapa murid Audrey yang masih muda mengeluh, "Jika
Anda memberikan kaset itu hanya kepada orang-orang tua, mereka tidak
akan meminjamkannya pada kami. Anda harus memberikan kaset itu
kepada kami juga dan kami akan meminjamkannya pada yang lain."
Audrey pun memberikan kaset itu kepada mereka.
[Sumber: New Tribes Mission, April 2006]
Pokok Doa:
Krak! Pohon palem besar itu jatuh ke tanah. Boubakar membutuhkan 15
batang palem untuk membuat kerangka rumahnya. Ia harus menebang
setiap pohon itu dengan gergaji tangan dan memotongnya menjadi 20 -
30 potongan kerangka dengan sebuah kapak. Ini adalah tugas yang
sangat berat untuk dilakukan oleh satu orang.
Rumah-rumah di Bainouk kebanyakan terbuat dari lumpur bata dengan
atap tipis. Karena daya tahan lumpur bata yang tidak lama, orang
Bainouk di Senegal harus membangun kembali rumah mereka setiap 10
tahun. Mereka harus membangunnya di musim panas. Jika tidak, hujan
akan merusak dan menghancurkan apa yang mereka bangun.
Di sepanjang padang rumput Boubakar mendengar tawa dan riuh rendah
suara para tetangga yang membantu sahabat mereka membangun rumah.
Sudah menjadi kebiasaan, jika salah seorang Bainouk membangun
kembali rumahnya, semua tetangganya akan datang membantu. Namun,
Boubakar bekerja seorang diri.
Bagi orang Bainouk, bekerja seorang diri hampir tidak pernah
dilakukan sebelumnya. Mereka memiliki rasa kebersamaan yang sangat
kuat sehingga gotong-royong menjadi hal yang sangat penting.
Namun, ketika Boubakar menerima Kristus beberapa tahun lalu, ia
lantas menjadi sangat lantang mengungkapkan kesaksiannya. Setelah
menerima Yesus, orang Bainouk yang telah menolak Kristus melihat
perubahan besar dalam hidupnya dan mulai mengucilkan dia. Mereka
tidak mau membantu pembangunan kembali rumahnya. Mereka juga sering
tidak melibatkannya dalam pertemuan-pertemuan yang dihadiri warga
desa lainnya. Dikucilkan menjadi satu hal yang sangat menyakitkan.
Jadi, ia terus melanjutkan menebang dan memotongi pohon-pohon serta
membuat rangka rumahnya sendirian, mempersiapkan pembangunan rumah
untuk istri dan dua putranya yang masih kecil.
Keringat mengalir deras di dahi Boubakar saat ia bekerja di bawah
terik matahari. Tetesan air hujan yang segar akan sangat nikmat
untuknya, namun ia memohon pada Tuhan agar menahan turunnya hujan
sampai dia selesai mengerjakan rumahnya, supaya hasil kerjanya tidak
rusak. Ia juga meminta agar Tuhan menguatkan hatinya di masa-masa
kesepiannya kini. Ia sering memohon pada Tuhan supaya dirinya bisa
menjadi teladan rahmat-Nya kepada orang lain dan agar Tuhan dapat
melembutkan hati mereka yang menolak Yesus.
[Sumber: New Tribes Mission, April 2006]
Pokok Doa:
DAKAR, Senegal: Meskipun minat yang besar terhadap firman Tuhan
telah muncul sejak lama, pendistribusian kitab Kejadian dalam bahasa
Balanta belum dapat dilakukan. Misionaris Susan Logsden telah
menerjemahkan kitab tersebut dengan tekun. Ia dan rekan-rekannya,
Dave dan Tippe McKee, memohon hikmat dari Tuhan dalam proses
pendistribusian Alkitab. Sementara itu, Susan terus menjalin
hubungan dengan orang-orang Suku Balanta dan memakai Alkitab
terjemahan itu untuk membangkitkan rasa keingintahuan mereka akan
Injil. Baru-baru ini ia mengunjungi temannya, Sali. Adik sepupu
Sali, Mamadu lalu mengundang mereka untuk minum teh bersama. Ia
membuat teh hijau yang manis dan segar lewat sebuah ritual yang
menghabiskan beberapa jam. Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk
meracik ramuan teh hingga melalui tiga tahap. Tahap pertama
menghasilkan teh yang sangat kuat dan hampir tidak mungkin diminum,
namun dalam tahap-tahap berikutnya, rasanya akan semakin nikmat.
Ketika Mamadu sedang meracik tehnya, ia meminta Susan untuk membaca
kitab Kejadian tersebut. Ia pun membacakan kisah penyeberangan Laut
Merah dan Mamadu tidak mau ia berhenti membaca. Mamadu kecewa karena
ternyata Susan tidak membawakan bagian yang mengisahkan Yusuf.
Mamadu memang belum memahami rencana keselamatan Tuhan, namun ia
terus haus akan firman Tuhan.
[Sumber: New Tribes Mission, Maret 2006]
Pokok Doa:
Guru-guru bahasa Bainouk dari daerah Casamance dan Dakar berkumpul
bersama untuk mengadakan diskusi mengenai alfabet Bainouk dan untuk
mempelajari prinsip-prinsip berbahasa. Ini adalah workshop bahasa
Bainouk pertama. Workshop ini sangat penting bagi misionaris Dave
Lanham, yang sedang menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Bainouk. Jika
ada perubahan mendasar dalam sistem alfabetnya, Dave juga harus
membuat banyak revisi terhadap naskah terjemahan Alkitab yang telah
ada. Workshop tersebut melibatkan para ahli lingustik, misionaris
dan guru-guru bahasa Bainouk berpengalaman. "Tidak ada hal tak
penting yang dibahas di pertemuan ini saat orang-orang saling
membahas berbagai pro dan kontra mengenai perubahan alfabet
tersebut," kata ketua Senegal Field, Dave McKee.
Sumber: New Tribes Missions, Pebruari 1st, 2006
Doa Bagi Negara Sierra Leone
Ada sekelompok orang Kristen berkunjung ke sebuah desa yang dihuni
oleh suku Banta Themne di Sierra Leone. Mereka dibawa menghadap
kepada kepala suku yang ingin sekali menceritakan kepada mereka
tentang komunitas masyarakat yang dipimpinnya. Ketika seorang
anggota kelompok menyatakan kepada kepala suku itu bahwa mereka akan
memberitakan Injil di desa tersebut, kepala suku itu menjawab bahwa
sudah banyak penduduk di desanya yang ingin mengenal Kristus tetapi
mereka tidak tahu caranya.
Sumber: Advance, June 30, 2002
Ketika para misionaris lokal di Sierra Leone sedang mencari daerah-
daerah yang belum pernah mendengar Injil, mereka sampai di sebuah
desa terpencil. Desa itu punya nama yang artinya "tidak ada Tuhan".
Terdorong oleh keputusasaan yang tersirat dari nama desa tersebut,
para misionaris segera membuat rencana-rencana untuk memberitakan
tentang Yesus ke daerah terpencil ini. Desa ini berada di sebuah
propinsi bagian Utara Sierra Leone. Para penduduknya yang belum
menganut agama tertentu melakukan okultisme, menyembah berhala, dan
terus hidup dalam ketakutan kepada roh jahat. Desa ini terkenal di
seluruh distrik karena namanya yang menakutkan. Para misionaris
mengunjungi desa ini untuk menjalin hubungan dengan para pemimpin
dan tua-tua desa. Tuhan melimpahi para misionaris ini dengan berkat
dan para pemimpin desa itu memberikan izin kepada para misionaris
untuk memulai memberitakan Injil. Para misionaris menggunakan
pendekatan holistik dalam memberitakan Injil dan menyediakan
kebutuhan jasmani bagi komunitas yang miskin ini, sehingga orang-
orang di desa ini terbuka hatinya bagi kebenaran-Nya. Masyarakat di
desa ini telah meminta kepada para misionaris untuk mengambil alih
sekolah yang ada di desa itu. Sekolahan tersebut sudah tidak
mempunyai pemimpin lagi. Saat ini, ada generasi baru yang akan
mendengar Injil. Para misionaris mengalami banyak halangan dalam
melakukan pelayanan mereka di desa ini. Namun, para pekerja misi
lokal telah dipersiapkan dan mereka mendapat tugas untuk memberi
nama baru bagi desa yang telah dimenangkan dalam nama Kristus ini.
Sumber: FridayFax, November 26, 2004
Fenomena tentara anak-anak terus berlanjut. Masih ada sebanyak
300.000 anak dijadikan tentara aktif di 20 pertempuran. Masalah yang
lebih besar muncul selama "damai" dimana usaha-usaha pemulihan di
berbagai daerah perang tidak terselesaikan. Perwakilan dari "Book of
Hope" mengatakan bahwa Injil memegang peranan penting dalam masalah
ini di Sierra Leone. "Saat ini, anak-anak itu memiliki fasilitas
pemulihan yang sangat sedikit bagi mereka. Jadi kebutuhan akan pesan
yang berpengharapan adalah sangat penting. Bersyukur, pintu-pintu
terbuka, para pemimpin pemerintahan sebenarnya meminta kami untuk
datang dan membantu dalam situasi seperti ini." Perwakilan itu
mengatakan bahwa tim mereka telah melatih dan melengkapi lebih dari
100 pemimpin gereja. "Mereka dapat melatih lebih dari 100 pendeta
dan pemimpin gereja. Mereka bisa mengarahkan para pekerja yang baru
dilatih tersebut untuk melayani pada 19 sekolah dimana mereka akan
mendistribusikan 21.000 buku. Hanya ada sedikit buku pelajaran yang
tersedia, jadi guru bisa segera mulai menggunakan "Book of Hope"
untuk mengajar di kelas."
Sumber: Mission Network News, December 20th, 2004
Doa Bagi Negara Somalia
Ini adalah kiriman berita pertama dari Friday Fax tentang Somalia! Sebagaimana telah kita sebutkan sebelumnya, pada tahun 2002, sebagai negara yang paling jarang dijangkau, hanya seorang penginjil Kristen untuk menjangkau 67.314 penduduk. Misionaris Jerman di Somalia baru saja mengirimi kami berita ini: "Selama 15 tahun, Somalia terus bertahan melawan anarki, kelaparan, kematian, kekerasan, dan masalah pengungsi. Negara ini sekarang sedang berupaya membangun sebuah pemerintahan baru. Banyak warga Somalia telah mengalami kebencian yang mendarah daging, dan tahu bahwa kepercayaan di sana tidak pernah berusaha membawa kedamaian bagi bangsa mereka. Saat mereka mendengar tentang Yesus yang berdoa bagi para pembunuhnya saat disalib, mereka begitu tersentuh. Barangkali Tuhan telah mengizinkan situasi yang terjadi di Somalia untuk membuka hati mereka untuk Injil. Selama beberapa dekade, hanya ada sedikit orang Kristen, bahkan sekarang, banyak di antara mereka yang telah membayar iman mereka dengan nyawanya. Kini, banyak pasangan dan bahkan seluruh keluarga yang datang pada Yesus, dan anak-anak telah mendengar Firman Tuhan di gereja-gereja. Impian yang dibawa para misionaris selama puluhan tahun telah tercapai: beberapa bulan yang lalu, sekelompok warga Somalia telah bergabung untuk merintis sebuah gereja. Bahkan pejabat pemerintahan, harus mengakui bahwa bangsa mereka tidak lagi 100% menganut kepercayaan asli. Pengikut-pengikut Kristen baru telah mengalami perkembangan dalam iman mereka dan memikul tanggung jawab yang lebih besar lagi ...."
[Sumber: FridayFax, August 12, 2005]
Sebuah kelompok garis keras di Somalia terus melakukan gerakan yang sangat menyulitkan umat percaya di sana. Gerakan tersebut tidak hanya di Somalia saja, namun telah menyebar ke negara tetangga, Kenya. Namun tidak ada bantuan dari pemerintah setempat karena pemerintah tidak memiliki kuasa untuk menindak kelompok itu. Saat ini Somalia menduduki peringkat satu dalam daftar "negara gagal" selama 3 tahun berturut-turut ini.
TN dari Voice of Martyrs (VoM) menjelaskan ada laporan bahwa kelompok garis keras tersebut memunyai daftar orang-orang Kristen yang mereka incar. Orang-orang percaya harus pergi menyelamatkan diri. Namun walaupun menghadapi penindasan seperti ini, TN mengatakan bahwa Injil tidak dapat dihapuskan. Masih terdapat jejak gereja, walaupun gereja itu jauh di bawah tanah. VoM juga menemukan cara untuk mengatakan kepada orang-orang Kristen di sana bahwa mereka tidak dilupakan. VoM telah menyediakan beberapa pertolongan untuk keluarga para martir di Somalia.
Saat situasi terlihat buntu, ada satu jalan yang jauh lebih hebat daripada jalan-jalan politis lainnya -- "Hal terpenting, kita bisa berdoa untuk negara Somalia, khususnya buat saudara-saudara Kristen kita di sana." Somalia menduduki peringkat keempat daftar negara Open Doors World Watch. Negara-negara dalam daftar itu diawasi karena penyiksaan yang dilakukan terhadap orang-orang Kristen di sana. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14814]
Pokok doa:
Doakan untuk pemerintah Somalia agar Tuhan berbelaskasihan sehingga pemerintah negara ini bisa dibangun kembali menjadi negara yang berkuasa untuk melindungi rakyatnya dan penumpas para pemberontak di negaranya.
Doakanlah orang Kristen yang masih berada di Somalia serta mereka yang diusir dari tempat tinggal mereka. Doakan agar mereka mendapatkan perlindungan, kekuatan dan dukungan.
Doakan untuk kelompok garis keras yang mengejar dan menekan umat percaya di Somalia, agar Tuhan mengampuni dan menjamah hati mereka, sehingga mereka boleh bertemu dengan kasih Kristus.
Walaupun terdapat protes dari kelompok radikal al-Shabaab, Somaliland tetap melaksanakan pemilihan presiden pada hari Sabtu, 26 Juni 2010. Walaupun memakan satu korban, pemilu dianggap terlaksana dengan kekerasan yang minim. Somaliland berharap dengan adanya pemilu ini, mereka bisa memisahkan diri dengan Somalia. Walaupun mereka memerdekakan diri dari Somalia pada tahun 1991, mereka belum menerima pengakuan diplomatis internasional menurut CIA World Facebook.
Saat mereka menghitung suara pemilihan, TN dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa orang-orang Somaliland percaya bahwa, "Kita dapat mengadakan pemilihan umum yang bebas; kita bisa memunyai transisi kekuasaan secara damai. Seluruh dunia perlu mengakui kita dan bukannya Somalia yang terus dalam kekacauan dan anarki." Banyak orang yang telah mengungsi ke Somaliland karena mereka menerima orang-orang Kristen di antara mereka. Kekhawatiran utama orang-orang Kristen adalah apakah Somaliland akan mulai memperlakukan orang-orang percaya seperti Somalia. Terkait dengan Somalia, TN mengatakan "Menjadi orang Kristen sangatlah berbahaya [di Somalia]. Secara literal, menjadi orang Kristen berarti menyerahkan nyawa Anda."
Kandidat yang terpilih dalam pemilihan di Somaliland tersebut nantinya dapat menentukan apakah pemerintahan akan menerapkan hukum agama dan mulai mengancam keberadaan orang-orang Kristen. "Terlalu awal untuk menentukan dampak pemilu ini dengan tepat. Namun pada kenyataannya pemilu ini akan memengaruhi saudara-saudara perempuan dan laki-laki kita. Oleh karena itu, hal ini perlu kita masukkan ke dalam pokok doa kita." (t/Uly)
Sumber: Mission News, Juni 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14414]
Pokok doa:
Berdoa agar Tuhan memberi hikmat kepada orang yang akan memimpin Somaliland sehingga mereka bisa memimpin dengan bijaksana dan takut akan Tuhan.
Berdoa agar orang percaya di Somaliland juga terus berdoa bagi pemulihan negara mereka. Doakan juga agar mereka terus bertumbuh dan dewasa di dalam pengenalan mereka akan Tuhan.
Jumlah orang Kristen di Somalia diperkirakan tidak melebihi 100 orang dari 8 juta populasi penduduk Somalia. Kelompok bersenjata Shabab yang menguasai sebagian besar Somalia Selatan telah bertekad untuk membinasakan mereka. Kelompok radikal itu menembaki dan membunuh perempuan Kristen Somalia karena mereka menolak menggunakan kerudung kepala. Para pria Kristen juga menghadiri ibadah keagamaan setempat agar tidak dicurigai. Alkitab harus disembunyikan. Tidak ada persekutuan dan gereja. Paling sedikit, 13 anggota jemaat gereja-gereja bawah tanah telah dibunuh dalam beberapa bulan terakhir ini; jumlah totalnya mungkin sudah ratusan sejak 2005. Negara ini sedang menyusun undang-undang teokrasi [negara berdasarkan agama, red.], yang mengatakan bahwa setiap warga Somalia beragama mayoritas sejak lahir, dan siapa pun yang berpindah agama dianggap murtad dan bisa dijatuhi hukuman mati.
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Januari 2010, Volume 28, No. 1 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Somalia: Embattled Believers |
Penerbit | : | 120 Fellowship Adult Class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 1 |
Pokok doa:
Doakan umat percaya di Somalia yang harus menyembunyikan identitas mereka karena faktor keamanan supaya Tuhan melindungi dan memampukan mereka untuk tetap setia mengikuti Tuhan.
Doakan juga agar umat percaya di Somalia senantiasa mendoakan negara dan masyarakat mereka yang belum percaya; doakan agar Tuhan memberkati dan memulihkan keadaan negara tersebut.
Doa Bagi Negara Sudan
Sekitar 30 orang percaya di antara penduduk Sudan telah dilatih
mengenai penginjilan dan pelayanan outreach. Minggu berikutnya,
mereka melakukan perjalanan ke wilayah yang dulunya menjadi zona
perang untuk memberitakan Kabar Baik keselamatan Yesus Kristus.
Bergabunglah dengan para pekerja Kristen di Sudan dalam doa
agar umat percaya di Sudan dapat terus menerapkan apa yang telah
mereka pelajari sehingga benih-benih yang ditanam melalui kesaksian
mereka dapat bertumbuh dan menghasilkan panenan yang berlimpah.
Sumber: http://www.sudan101.com
Ada 18 orang pria dan wanita yang lulus dan memperoleh sertifikat
dari Southwestern Baptist Theological Seminary, tanpa pernah
sekalipun membuka buku catatan atau menulis paper. Di sebuah wilayah
yang terpencil di negara Sudan bagian selatan terdapat sebuah
Sekolah Alkitab yang mengajar para pemimpin gereja lokal tanpa
menggunakan buku panduan, buku catatan ataupun pensil. Alat yang
dibutuhkan para murid hanyalah telinga untuk mendengar, mata untuk
melihat, dan suara yang dapat didengar. Para misionaris
International Mission Board dan Kenya Baptist mengajarkan Alkitab
secara oral [lisan]. "Tingkat kelima adalah tingkat pendidikan
tertinggi yang dicapai para murid." kata Tom Ogalo, misionaris dari
Kenya Baptist. "Seluruh budaya mereka secara turun-temurun
didasarkan dari kebiasaan oral. Karena itu masuk akal jika kita
mulai mengajarkan pendidikan teologia secara oral."
Pelatihan orang Kristen dalam suatu masyarakat yang mayoritas
penduduknya buta huruf merupakan tantangan yang serius bagi para
misionaris. Southwestern Baptist Theological Seminary, di Fort
Worth, Texas, bekerja sama dengan IMB untuk menemukan cara-cara
dalam memperlengkapi orang-orang yang belajar secara oral mengenai
kebenaran-kebenaran Alkitab. Banyak misionaris di seluruh dunia
menggunakan metode 'Menceritakan/Mengajar Alkitab secara Kronologis'
(Chronological Bible Storying) yang pertama-tama diperkenalkan oleh
New Tribes Mission. Konsep ini mengajarkan dengan menceritakan
kisah-kisah Alkitab secara kronologis dan disampaikan beberapa kali
serta menghubungkan setiap kisah dengan kisah berikutnya dan juga
tema/isu teologisnya. Ketika Injil tersebar dengan sukses dalam
budaya oral dengan menggunakan konsep tersebut, para misionari
menghadapi tantangan baru. Mereka perlu memperlengkapi para petobat
baru dengan peran kepemimpinan untuk mengelola gereja-gereja yang
sedang dirintis.
Sumber: NEWSBRIEF--2002-08-15
Para pendeta di Sudan sedang merencanakan untuk mengadakan
penginjilan outreach. Tetapi, realisasi rencana itu harus menunggu
sampai perdamaian bisa diciptakan di negara yang masih mengalami
perang saudara selama bertahun-tahun ini. Ketika perundingan-
perundingan negosiasi perdamaian terus berlanjut, penginjil Amerika,
Sammy Tippit, mengirim berita dari Afrika bahwa sebuah konferensi
pendeta diadakan di Khartoum. "Para pendeta ini merasa bahwa saat
ini menjadi persiapan rohani yang sangat bagus jika akhirnya
perdamaian bisa diciptakan di negara ini. Dengan demikian akan
terbuka luas kebebasan untuk menyebarkan Injil. Salah satu hal yang
mereka katakan kepada saya adalah, mereka meminta saya untuk
menyebarkan dan mengunjungi seluruh wilayah Sudan untuk mengadakan
pertemuan-pertemuan penginjilan." Tippit mengatakan bahwa orang-
orang Kristen harus bekerja cepat begitu perdamaian itu bisa
dicapai. "Saya pernah mengalaminya di wilayah-wilayah lain, tahun
pertama dan tahun-tahun berikutnya adalah tahun-tahun dimana orang-
orang akan sangat terbuka untuk Injil. Ketika hal-hal itu terlihat,
maka saat itu jendela kesempatan untuk melakukan penginjilan terbuka
lebar."
[Sumber: Mission Network News, February 2nd, 2004]
Pokok Doa:
Misionaris asli Sudan merupakan kunci untuk membangun strategi
pelayanan di Sudan. Meredanya perang di Sudan telah membuka jalan
bagi SIM International untuk memulihkan pelayanan mereka di wilayah
Selatan. Steve Strauss perwakilan dari SIM mengatakan bahwa mereka
berpikir secara strategis dan Tuhan telah membuka banyak pintu:
"Karena selama bertahun-tahun mengalami kehancuran akibat perang,
banyak infrastruktur yang hancur total. Kami sudah merencanakan dan
memikirkan banyak hal serta mendapat undangan untuk membantu
pembangunan kembali infrastruktur pendidikan yang telah hancur." Hal
tersebut sangat menyenangkan, kata Strauss, karena dalam proyek
tersebut tidak hanya misionaris Barat yang terlibat. SIM bekerja
sama dengan gereja-gereja Afrika agar mengutus misionaris-misionaris
mereka. "Kami merekrut misionaris dari Ethiopia, Nigeria, dan
pengajar-pengajar lain untuk melayani sebagai guru sekaligus
penginjil. Mereka akan menjadi guru Sekolah Dasar, namun mereka juga
menjadi penginjil. Bersama-sama dengan para misionaris yang bekerja
di lapangan, mereka dapat membantu gereja-gereja di Sudan Selatan
untuk berdiri dengan kokoh kembali."
Sumber: Mission Network News, June 6th 2005
Sudan--Sudan menolak resolusi perdamaian yang diajukan PBB.
Akibatnya, upaya menghentikan pembantaian yang terjadi di Darfur
menjadi tidak pasti. Lindsay Vessey dari Open Doors` Advocacy
Coordinator menyatakan bahwa orang-orang Kristen menjadi lebih
mewaspadai tragedi di Sudan ini, baik yang terjadi di Utara maupun
di Darfur. Dalam waktu dekat mereka akan mengadakan dua aksi
kampanye, yang pertama adalah kampanye mobilisasi doa agar gereja
yang teraniaya dapat berhubungan dengan gereja di Barat. "Kedua,
bisa dibilang kami melakukan kampanye melalui surat elektronik
(e-mail) dengan Sekjen PBB Kofi Annan dan memberi tahu dia apa yang
terjadi dengan orang-orang Kristen di Sudan," sambungnya lagi.
Vessey juga menyatakan bahwa kampanye tersebut merupakan kesempatan
untuk melakukan aksi solidaritas. "Kami semua adalah tubuh Kristus,
dan sering kali di gereja Barat, kami hanya memikirkan tentang
`kami` dan `mereka`. Yang diingini Tuhan bukanlah kami mengurus diri
kami sendiri, dan mereka mengurus diri mereka sendiri, dan tidak ada
yang lebih baik yang bisa kami lakukan selain menguatkan mereka
dalam masa-masa sulit. Permohonan pertama yang diminta orang-orang
Kristen teraniaya di seluruh dunia adalah doa kita.
[Sumber: Mission Network News, September 2006]
Pokok Doa:
Etiopia dan Sudan -- Pertumbuhan gereja dan penginjilan di Etiopia
dan Sudan yang demikian pesat membuat misionaris dari Nazarene,
Howie Shute, menyebutnya sebagai pergerakan Tuhan paling besar yang
pernah ia lihat seumur hidupnya. "Gereja-gereja telah memunculkan
gereja-gereja lain yang juga memunculkan sejumlah gereja lainnya
lagi." Organisasi Nazarene di distrik selatan pusat (termasuk di
dalamnya Etiopia dan Sudan) melaporkan munculnya dua ratus gereja
sepanjang satu setengah tahun terakhir. Sebagai tambahan, lebih dari
lima puluh kelompok PA juga sedang dalam proses mendirikan gereja.
"Ada begitu banyak penginjil di jalanan dan di berbagai pelosok
wilayah. Semuanya mengadakan pengajaran Alkitab dan pembangunan
gereja," katanya. "Mereka tetap berjalan meski dana kurang
mencukupi." Denominasi itu berharap dapat mendirikan lebih dari
empat ratus gereja baru untuk tahun ini, sementara para pemimpin
gereja Etiopia telah menyebut target seribu gereja baru. "Pendeta-
pendeta dan kongregasi-kongregasi telah mengalami penganiayaan,
namun mereka tetap beriman akan panggilan Tuhan untuk memberitakan
berita ini," kata Shute. "Mujizat Pentakosta mempertobatkan tiga
ribu orang dalam sehari, namun kita di sini mempunyai 20.000 orang
yang selama sehari berdoa agar dosa mereka diampuni."
[Sumber: PULPITHELPS, Vol.31 No.6, Juni 2006]
Pokok Doa:
Perayaan satu tahun damai di Sudan membawa perkembangan baru dalam
misi pada Januari 2005, perjanjian damai Sudan yang legendaris
langsung membawa dampak. Kemerdekaan wilayah Selatan tercapai lewat
pembentukan pemerintahan mandiri. Wakil organisasi SIM, Steve
Strauss mengatakan bahwa terbuka kemungkinan adanya kesempatan
sampai Pemilu berikut pada tahun 2011. "Kami mengirimkan tim-tim
yang akan melibatkan kelompok misionaris dari Ethiopia dan Nigeria.
Mereka inilah yang akan masuk, terutama untuk membantu membangun
kembali infrastruktur pendidikan, sebagai guru SD namun kemudian
juga melayani sebagai penginjil-pengajar untuk membantu merawat dan
membangun gereja-gereja di Sudan." Strauss berkata kepada mereka
yang terlibat pelayanan bahwa ada banyak hal yang perlu didoakan
mengingat Sudan baru saja mengalami pemulihan setelah 21 tahun
perang saudara. "Adalah penting bahwa situasi di Darfur tidak
mempengaruhi keterbukaan terhadap Injil yang telah terjadi di
wilayah selatan."
Kekerasan di Darfur, Sudan, terus terjadi. Sejumlah 200.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi. Tapi situasi di Sudan bagian selatan tampaknya telah kondusif. Namun begitu, Todd dari Voice of the Martyrs mengatakan bahwa kebutuhan akan bantuan kemanusiaan semakin meningkat. Voice of the Martyrs mencoba membantu dengan mengadakan sebuah program yang disebut "Blanket and a Bible". Ia menjelaskan, "Banyak orang mengirimi kami selimut -- bekas tapi masih seperti baru. Mereka semua mengirimi selimut -- selimut dan uang sejumlah dua dolar untuk membayar ongkos kirim. Kami akan ke Sudan. Kami akan memberikan semua itu bersama dengan Alkitab dalam bahasa yang dapat mereka mengerti." Bagi orang-orang Kristen di sana, selimut dan Alkitab merupakan sebuah berkat yang luar biasa. Ia juga menambahkan bahwa mereka membantu gereja dalam menyebarkan Injil. "Orang-orang Kristen di sana akan mengambil selimut itu secara bergiliran dan membaginya dengan orang-orang non-Kristen di lingkungan mereka sambil berkata: "Saudara-saudara seiman kami di Amerikalah yang mengirim selimut ini. Kami ingin membaginya bersama kalian sebagai perwujudan kasih Kristus."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Agustus 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10242 |
Pokok Doa
Berdoa agar situasi aman di Sudan dapat segera terwujud. Kiranya Tuhan terus ikut campur dalam menolong pemerintah agar bisa mengendalikan situasi.
Bersyukur untuk setiap orang yang telah mengumpulkan selimut dan Alkitab yang akan dikirim ke Sudan. Biarlah hal ini menjadi berkat besar yang akan menguatkan orang-orang yang sedang kekurangan di sana.
Pesawat-pesawat pemerintah kembali memenuhi angkasa setelah persetujuan perdamaian di daerah Darfur, Sudan dilanggar. Saat ini para penduduk tengah mengungsi ke daerah utara. Jacob dari Christian Reformed World Relief Committee menyatakan bahwa perubahan kondisi itu memperumit pekerjaan mereka. "Transportasi menjadi masalah bagi kami. Adakalanya kami tidak bisa menggunakan kendaraan kami dan orang-orang harus pergi ke tiga tempat di mana kami bekerja. Mereka harus menggunakan gerobak yang ditarik oleh lembu atau keledai sehingga memakan lebih banyak waktu." Ketika ditanya mengenai bagaimana pekerjaan mereka bisa berubah menjadi pelayanan, Jacob mengatakan, "Datanglah ke sana. Anda akan melihat tiga juta penduduk yang sangat bergantung pada bantuan pangan. Bagi mereka, organisasi Kristen yang menyadari kekurangan itu memberikan harapan besar. Organisasi yang membawa harapan seperti itu merupakan saksi Injil yang sangat kuat.
[Sumber: Mission Network News, Januari 2007]
Pokok Doa:
Banyak orang Sudan Kristen yang rindu untuk menjangkau saudara-saudari mereka yang tinggal di daerah utara dan beragama lain. Dilatarbelakangi doa dan hampir tidak berbuahnya pelayanan yang dilakukan, sebuah panen di antara orang-orang Sudan beragama lain yang tinggal di daerah utara nampaknya mulai terjadi. Perkiraan jumlah pemeluk agama lain yang telah menjadi Kristen berkisar antara 200 sampai 2.000 orang. Banyak orang percaya bahwa inilah saatnya Tuhan melawat Sudan.
Selama lebih dari tiga puluh tahun, gereja di Sudan Selatan berkembang sangat baik di tengah aniaya. Para pelayan Tuhan bersukacita melihat keterbukaan orang-orang Sudan yang beragama lain akan Injil. Perjanjian damai sementara ini mengendalikan hal-hal buruk yang mungkin terjadi menjelang pemilihan umum tahun 2011. Dalam masa damai yang sepertinya hanya sementara ini, Sudan Utara lebih terbuka terhadap bantuan kemanusiaan. Bahkan di Darfur, di mana tidak ada saksi orang Kristen sama sekali di antara kira-kira lima juta orang, laporan mengenai keterbukaan akan Injil terus mengalir. Panen Kristen di Darfur sepertinya terus meningkat setiap tahunnya.
Kini di Sudan Utara, termasuk di Darfur, orang-orang Kristen dari Sudan Selatan, misionaris asing, dan sejumlah kecil orang percaya yang dulunya beragama lain, dengan penuh semangat bekerja untuk membangun relasi, menanam benih, dan memanen sebelum ketidakjelasan keadaan yang mungkin terjadi pada 2011 nanti. Pertanyaannya sekarang: "Akankah Sudan Utara bersatu, memisahkan diri, atau menenggelamkan Sudan lebih lagi ke kedalaman perang?" (t/Dian)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Februari 2008, Volume 26, No. 2 |
Judul asli artikel | : | Good News of the Harvest |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | Lake Avenue Church, California 2008 | Halaman | : | 1 |
Pokok doa:
Christian Solidarity International (CSI) melaporkan bahwa mereka mampu membebaskan 232 budak -- orang-orang dari suku Dinka yang beragama non-Muslim dan berkulit hitam -- dari juragan-juragan Arab di Darfur dan sekitar Kordofan. Budak yang sudah bebas itu kemudian dikembalikan ke tanah kelahiran mereka di Sudan bagian selatan. Perbudakan orang-orang Sudan itu terjadi saat aksi-aksi agama dilakukan oleh milisi Arab yang disokong oleh pemerintahan Sudan pada masa setelah perang sipil Utara dan Selatan (1983 -- 2005). Para budak yang bebas itu mengatakan bahwa mereka selama ini menjadi sasaran pemukulan, ancaman pembunuhan, perkosaan, dan pemaksaan untuk berpindah agama. Beberapa mengatakan bahwa mereka menyaksikan sesama mereka dieksekusi. CSI menyatakan bahwa kira-kira 35 ribu orang Afrika dari suku Dinka masih diperbudak hingga hari ini. (t/Dian)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Juli 2009, Volume 27, No. 7 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Sudan: Aid Group Frees Slaves |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 3 |
Pokok Doa:
Doakan 35 ribu orang Afrika dari suku Dinka yang masih diperbudak hingga hari ini, agar Tuhan memberi pengharapan, kekuatan, dan penghiburan kepada mereka.
Doakan juga CSI yang sedang berupaya untuk membebaskan orang-orang Dinka yang masih diperbudak, agar Tuhan memberi hikmat untuk membebaskan para budak tersebut sehingga mereka boleh kembali ke negaranya masing-masing.
Pemilu-pemilu di Sudan sudah berakhir. Peristiwa ini merupakan peristiwa penting dari Persetujuan Damai Komprehensif tahun 2005 yang mengakhiri pertikaian antara wilayah utara dan wilayah selatan Sudan selama 2 dekade. LD dari Words of Hope menjelaskan kepentingan historis pemungutan suara tersebut. "Ini adalah kali pertama orang Sudan Selatan dapat memilih perwakilan mereka, paling tidak untuk parlemen daerah dan pegawai-pegawai lainnya di Sudan Selatan yang berpusat di Juba." Pemilu-pemilu ini juga mengawali pemungutan suara tentang kemerdekaan yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Januari 2011 di Selatan. "Tampaknya, rasa ketidakpercayaan warga Sudan Selatan terhadap perwakilan di Khartoum mencapai tingkat yang cukup tinggi sehingga sebagian merasa bahwa jalan yang terbaik adalah berpisah." Sejauh ini, pemungutan suara telah berjalan dengan damai. walaupun terdapat beberapa kebingungan pada awal pemungutan suara. Pemilu dibayangi ancaman kekerasan. LD berkata bahwa tim mereka berdoa agar pintu-pintu terus terbuka bagi Injil. "Words of Hope menginjili daerah D dan N Sudan Selatan. Words of Hope akan terus mengawasi laporan dari orang-orang kami."
Sumber: Mission News, April 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14109]
Pokok doa:
Doakan untuk pelayanan Words of Hope untuk menjangkau warga Sudah Selatan, terkhusus di wilayah D dan N dengan Injil, agar Tuhan memampukan dan melindungi mereka yang terlibat di dalamnya.
Doakan juga agar Tuhan menggerakkan lebih banyak orang untuk berdoa bagi penginjilan di Sudan Selatan dan memampukan mereka untuk tetap bertekun di dalam doa dan pengharapan.
Swaziland -- Swaziland merupakan negara yang 43% persen populasi orang dewasanya terinfeksi HIV. Menurut Tom Watkins dari Trans World Radio (TWR), angka ini menempati rata-rata tertinggi di dunia. TWR telah berada di sana selama 32 tahun dan bekerja sama dengan Kerus Global Education. "Kami menggunakan pendekatan berbasis karakter yang berfokus pada karakter pendidikan (untuk membantu penduduk Swaziland) supaya mereka dapat membuat keputusan bijaksana yang bisa mengarah pada gaya hidup sehat dan melihat Yesus sebagai teladan utamanya. Berangkat dari pandangan ini kami kemudian membuat sebuah program drama radio. TWR telah memiliki strategi baru -- konferensi pendeta-pendeta yang berisi informasi medis yang akurat tentang HIV serta membantu mereka melihat dari sisi lain yaitu bahwa mereka juga bisa menjadi saluran berkat dalam masyarakat. "Para pendeta ini merupakan kunci utama untuk membuka semua masalah HIV/AIDS. Ada banyak tempat di dunia, terutama Afrika, di mana gereja berdiri, tapi mungkin tidak ditemukan kantor pos atau dokter atau apa pun yang berkaitan dengan infrastruktur ataupun suara yang dapat mereka percayai." Seiring dengan disertakannya berita Injil dalam penjangkauan ("outreach"), hati mereka yang mendengar pun akan diubahkan.
[Sumber: Mission Network News, November 2006]
Pokok Doa:
Doa Bagi Negara Tanzania
Hampir 120 mahasiswa dan staf dari Tanzania, Kenya, Uganda, dan UK telah tiba di Zanzibar, sebuah pulau di dekat Tanzania. Selama empat minggu, mereka akan bekerja sama dengan gereja-gereja lokal untuk menjangkau komunitas di Zanzibar yang belum mengenal kasih Yesus.
Sumber: "IFES Prayer Line", Jun 26, 2003
Seorang misionaris yang berasal dari suku Barabaig, Tanzania, berkeinginan untuk menolong sekelompok penduduk suku Barabaig yang telah percaya melalui penginjilan outreach. Misionaris ini mencari seorang pria, penduduk asli suku Barabaig, yang selalu dihadirkan Allah dalam mimpinya selama 3 minggu terakhir. Ketika penduduk asli itu mendengar kedatangan misionaris ini, dia lari keluar dari rumahnya sambil berteriak, "Hari ini adalah hari dimana aku diselamatkan!" Kemudian proses follow-up dari pria Barbaig ini dilanjutkan oleh seorang pendeta Barbaig.
Sumber: Advance, March 23, 2003
Grace Ministries International meminta dukungan doa bagi tujuh orang pemimpin sekolah Alkitab untuk kaum awam di Tanzania. Sekitar 160 siswa telah mendaftar pada tujuh sekolah tersebut yang akan segera dimulai pelajarannya. Ini merupakan waktu yang genting bagi para murid, karena ada banyak halangan yang dapat membuat mereka mengundurkan diri untuk mengikuti pelajaran, misalnya kebutuhan pribadi, keuangan, salah paham, dan juga situasi politik di daerah itu.
Sumber: Mission Network News, August 12th, 2004
Kami mendapat laporan tentang dukun-dukun yang juga dipakai untuk mempengaruhi hasil pemilu terakhir di negara Tanzania. Mewakili Grace Ministries International, Sam Vinton mengatakan bahwa praktek-praktek dari para dukun tersebut terbukti selama ini menyulitkan pekerjaan para misionaris. Hal itu sungguh-sungguh terjadi, khususnya saat melihat bahwa praktek perdukunan telah dipakai di Kongo untuk mempengaruhi pemerintahan. "Ide ini sudah lama mengakar yaitu jika saya sedang berkuasa, satu-satunya cara untuk tetap melanggengkan kursi kekuasaan saya adalah dengan memiliki dukun atau paranormal, yang tentu juga akan saya gaji sebagai pelindung saya. Ini adalah salah satu isu yang sedang kami hadapi. Kami rasa Anda pernah membaca bahwa hal itu juga terjadi dalam pemilu." Vinton percaya bahwa hal itu adalah nilai-nilai yang telah secara luas diterima sebagai tradisi, bahkan oleh mereka yang menyebut dirinya quot;orang Kristen". "Di gereja kami di Kongo, kami telah mulai kembali lagi dengan topik keselamatan dan pengajaran tentang siapakah Tuhan itu, bagaimana dosa ada di dunia, kekejian dosa dan kemudian mencoba menghubungkannya dengan pelayanan penginjilan kami."
Sumber: Mission Network News, October 27th 2005
Tanzania--Danau Victoria di Tanzania Utara merupakan danau air tawar terbesar kedua di dunia. Keberadaan sejumlah pulau di sekitar danau tersebut mendorong terjadinya ledakan industri perikanan, yang juga memunculkan adanya ajang prostitusi. Terbeban untuk menjangkau para wanita dalam perdagangan seks itu, Chris Hamilton dari Africa Inland Mission (AIM), bersama-sama dengan orang-orang percaya setempat dan satu tim yang bekerja dalam jangka pendek, mengundang mereka untuk menghadiri pesta minum teh yang dimaksudkan untuk pelayanan "outreach". "Kami sudah membuat 240 undangan dan membagikannya.
Namun, orang-orang yang membagikan undangan itu datang lagi kepada saya dan berkata bahwa undangan tersebut tidak cukup. Lalu saya bilang agar ia kembali pada mereka dan mempersilakan para wanita itu untuk datang tanpa undangan." Keesokan harinya, 420 wanita hadir di pesta minum teh itu. Mereka mendengarkan penjelasan tentang HIV/AIDS dan ajaran tentang kasih Kristus. Hamilton mengatakan bahwa sebanyak 23 wanita mengakui Kristus. "Jumlah tersebut adalah hasil yang sangat bagus untuk "outreach" kami. Orang-orang itu berhati lunak.
Mereka tertarik. Oleh karena itu, kami akan mengadakan beberapa tindak lanjut atas "outreach" ini."
[Sumber: Mission Network News, September 2006]
Pokok Doa:
Tanzania--Banyak desa nelayan yang tersebar di sekitar Danau Rukwa di Tanzania, Afrika Utara. Penduduk desa itu terisolasi dari dunia luar dan dari Injil karena tidak adanya jalan yang dapat dilewati.
Sam Vinton dari Grace Ministries International mengemukakan bahwa mereka datang ke desa-desa ini melalui perahu, dan ada lebih dari lima puluh orang yang datang kepada Kristus. "Hasilnya sangat bagus.
Kami membawa beberapa murid dari sekolah Alkitab dan menempatkan mereka di sana untuk mengajar penduduk desa. Selanjutnya, kami mengunjungi dan meninggalkan beberapa murid di beberapa desa, dan ini menjadi salah satu cikal bakal proyek sekolah Alkitab lokal kami. Ini adalah bagian dari tugas praktik lapangan mereka di desa-desa nelayan ini." Namun, Vinton mengatakan ada kekuatan lain yang menghalangi pelayanan mereka. "Kami berdoa untuk mematahkan kuasa Setan. Penduduk desa ini memiliki kepercayaan dan sangat takut terhadap dewa gunung, dan (berdoalah) agar kuasa Injil dapat masuk ke daerah ini sehingga orang-orang sungguh-sungguh memiliki pengetahuan akan Kristus." Doa sangat diperlukan saat penginjilan dan pemuridan ini dilakukan.
[Sumber: Mission Network News, September 2006]
Pokok Doa:
Saat ini kira-kira 200 juta orang tidak memiliki Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. The Seed Company, anak organisasi Wycliffe Bible Translators, ingin mengubah hal tersebut. J dari The Seed Company mengatakan bahwa salah satu proyek Alkitab yang sedang mereka kerjakan adalah Alkitab dalam bahasa Lughulu, sebuah suku di Tanzania.
Mereka menyetujui proyek tersebut menjadi bagian yang lebih besar nantinya. Kata J, "Orang Lughulu, kami telah menyetujui mereka untuk menerjemahkan seluruh Alkitab, dari Kejadian sampai Wahyu. Mereka telah memiliki tim penerjemah bahasa ibu mereka. Ada sarjana-sarjana hebat yang datang untuk menolong mereka. Ada banyak kemantapan, jadi kami telah menyetujui untuk proyek tersebut dilaksanakan." Melalui program Seed Company's, "Gift-A-Verse", di OneVerse.org, sebuah kartu Natal bisa membeli sebuah ayat. "Dengan setiap kartu yang dibeli, kami mengirimkannya kepada Anda; ada sebuah ayat yang dicantumkan di kartu itu dengan kelompok orang tertentu, dan siapa pun yang Anda beri kartu tersebut, mereka bisa datang ke OneVerse.org/myverse, menulis kodenya, dan melihat kelompok orang tersebut dan ayat yang ditampilkan kartu itu. Doakan 'Gift-A-Verse' supaya berdampak besar pada penginjilan." (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13593
Pokok doa:
Doakan tim penerjemah Alkitab untuk bahasa Lughulu, agar dapat memulai dan menyelesaikan proses terjemahan tersebut dengan baik sehingga masyarakat Lughulu dapat membaca Alkitab dalam bahasa ibu mereka.
Berdoa juga untuk setiap sarana yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan Alkitab, agar Tuhan mencukupkan apa saja yang mereka perlukan, sehingga proses penerjemahan Alkitab dapat berlangsung dengan lancar.
Doa Bagi Negara Togo
Seorang gadis kecil, anak seorang dukun desa, sakit serius akibat
dari gigitan ular, para misionaris di Togo menolong dan merawat
dia sampai sehat kembali. Setahun kemudian, dia dapat kembali ke
rumahnya dan bermain serta bergembira dengan teman-temannya.
Ayahnya berkata kepada para misionaris bahwa dia ambil keputusan
untuk percaya kepada Yesus. Alasan yang dia kemukakan "kasih yang
telah anda semua tunjukkan dengan merawat anak gadis saya dan mau
membantu untuk memulihkan kesehatannya kembali, tidak dapat
dibalas oleh keluarga dan saya dengan apapun kecuali dengan percaya
kepada Yesus."
Bagaimana air bisa menjadi alat yang efektif untuk membantu
perintisan gereja-gereja di Togo? Simak kesaksian berikut ini.
Semakin banyak populasi Togo yang tidak mempunyai akses untuk
mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi, semakin membuka
peluang bagi Living Water International untuk melakukan pelayanan
yang bisa membantu mereka. Perwakilan dari Living Water
International yang baru-baru ini melakukan kunjungan ke Togo sebagai
partisipan dalam konferensi bagi para pendeta mengatakan bahwa ada
12 denominasi yang sedang bekerja sama untuk menjangkau Visi 2010
(Vision 2010). "Diperlukan strategi untuk memberitakan Injil ke
setiap rumah dan merintis sebuah gereja di setiap desa yang belum
memiliki gereja di seluruh wilayah Togo di akhir tahun 2010 nanti.
Yang ingin dilakukan oleh Living Water International adalah menambah
komponen-komponen penyedia air bersih sekaligus sarana-sarana untuk
memberitakan Injil." Masih banyak di antara 6 juta penduduk Togo
yang mempraktikkan Voodoo dan ritual-ritual animisme. Karena itu
kebutuhan untuk mencukupi kebutuhan mereka sangatlah besar. "Kami
membutuhkan banyak doa dan dukungan. Kami mengundang mereka yang
tertarik untuk bersama-sama melakukan pelayanan misi.
[Sumber: Mission Network News, March 18th, 2004]
Pokok Doa:
Doakan pelayanan Living Water International dalam mengenalkan
Yesus bagi para penduduk Togo, salah satunya adalah melalui
bantuan air bersih yang mereka berikan.
Berdoa untuk para penduduk Togo supaya mereka bisa melihat kasih
Allah melalui setiap pelayanan yang dilakukan oleh Living Water
International.
Doa Bagi Negara Uganda
Seratus orang termasuk di dalamnya 70 aktor -- yang sedang di uji
coba sebagai pengisi suara -- menerima Kristus sebagai Juru Selamat
sesudah mereka menyaksikan bagian-bagian dari film YESUS selama
audisi-audisi yang dilakukan di Uganda. Tim teknik yang men-dubbing
film tersebut dalam bahasa Kupusybiny telah mengundang aktor-aktor
tersebut untuk uji coba sebagai pengisi suara. Dalam jangka waktu
12 bulan berikutnya, sekitar 35.000 orang Uganda ambil keputusan
untuk menerima Kristus saat mereka menyaksikan pemutaran film
YESUS.
Sumber : Advance News Letter Edisi Juni '99
"The Evangelical Fellowship of Uganda" menerbitkan suatu study pada
pertengahan tahun 2002, yang melaporkan bahwa Kampala, ibukota
Uganda, sekarang telah memiliki lebih dari 1000 gereja Kristen. Kota
ini memiliki populasi sekitar 1 juta orang dengan tambahan 500.000
orang selama hari kerja. "
Hanya ada 635 gereja resmi yang terdaftar,
namun sejumlah besar gereja independen telah banyak didirikan,"
menurut tim peneliti dari "Fellowship of Ugandan Statisticians" yang
menganalisa gereja-gereja yang anggotanya lebih dari 20 jemaat.
Sebagian besar dari jemaat bersekutu di "National Fellowship of
Born-Again Churches" atau the EFU (Evangelical).
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa "Lunch Hour Fellowships"
banyak diminati di Kampala. Persekutuan ini dimulai pukul 12.00 -
14.00 WIB dan ditujukan bagi mereka yang bekerja di kota. Jemaatnya
beragam, mulai dari ahli politik, polisi, supir taksi, dan para
manager.
Sumber: FridayFax, October 4, 2002
Seorang misionaris di Uganda tiba di sebuah gereja untuk menghadiri
rapat. Dia terkejut saat melihat lebih dari 20 orang remaja sedang
bermain voli -- sebagian kecil di antara mereka adalah jemaat
gereja tersebut. Misionaris ini mempelajari bahwa beberapa pemuda
gereja tersebut membutuhkan aktivitas-aktivitas yang dapat mereka
lakukan. Lalu mereka mulai mengundang teman-teman sekolahnya untuk
berolah raga di halaman gereja. Kelompok itu terus bertambah, dan
ketika jemaat dewasa gereja mulai berkenalan dengan para remaja baru
itu, jemaat dewasa mulai mengunjungi mereka dari rumah ke rumah,
mendoakan kebutuhan keluarga mereka, dan sekaligus mengabarkan
Injil. Misionaris tersebut menaikkan pujian bagi Allah saat melihat
pertumbuhan kedewasaan iman dari segenap jemaat yang disebabkan oleh
adanya program pemuridan di gereja tersebut.
Sumber: Advance: Feb. 8, 2002
Seorang misionaris di Uganda membawa beberapa pemutar audio kaset
yang digerakkan oleh tangan ke sebuah desa yang dihuni oleh kelompok
suku Karamojong. Misionaris ini juga membawa kaset-kaset berisi
cerita-cerita Alkitab yang telah digarap dengan menggunakan musik
dalam bahasa Karamojong. Ketika ia kembali ke desa tersebut dua
minggu kemudian, ia mendengar radio kaset sedang diputar. Rupanya
sekarang setiap orang di desa itu telah mempelajari setiap lagu
yang ada. Desa-desa lain yang ada di sisi gunung lainnya sekarang
meminta agar mereka juga mendapat kaset-kaset dan radio tersebut.
==> http://www.littlestar.com/karamoja/
Sumber: Advance: 4 Januari 2002
Audio Scripture Ministry yang berada di Holland, Michigan, berhasil
mengumpulkan dana untuk menolong Suku Ik (eek) di Uganda agar dapat
mendengar Injil. Pekerja dari Audio Scripture mengatakan para
misionaris telah meminta agar pelayanan mereka dibantu dengan adanya
rekaman Injil, publikasi rohani, dan pembagian Alkitab audio pertama
bagi Suku Ik yang jumlahnya kira-kira 5.000 orang. Dukungan Anda
bisa membantu distribusi Kabar Baik tentang Yesus Kristus bagi Suku
Ik secepat mungkin.
Sumber: CMDNet Weekly Update, 8 Juni 2003
Obat-obatan untuk ternak menjadi sarana masuknya proyek Injil audio
di Uganda. Audio Scripture Ministries (ASM) sedang membantu proyek
obat-obatan untuk ternak di bagian Timur Laut, Uganda. Penduduk di
negara ini sedang memperbaiki sistem pertaniannya. Namun, mereka
juga pernah mengalami kekerasan dan konflik bersenjata. ASM melihat
kesempatan bagus untuk memulai pelayanan unik dengan membantu para
penduduk dalam mengurusi ternak mereka. Hal ini merupakan pintu
masuk bagi palayanan penginjilan. Di satu sisi, pelayanan ini
membantu masalah ternak mereka, dan di sisi lain pelayanan ini juga
menyediakan kebutuhan rohani untuk memulihkan hati mereka melalui
Injil dalam bentuk audio. Ada sekitar 30 perangkat pemutar TapeTalk2
yang akan dikirim ke Uganda pada bulan ini, sedangkan proyek
pelatihan dan distribusi bahan akan dimulai bulan September nanti.
Sumber: Mission Network News, August 5th, 2004
Pemberontakan telah membekaskan luka bagi seluruh generasi anak-anak
di Uganda. Saat ini PBB meningkatkan perhatiannya pada Uganda untuk
membantu lebih dari 2 juta orang yang harus mengungsi akibat perang
saudara. Laporan dari PBB mengatakan bahwa keadaan itu merupakan
salah satu krisis pengabaian kemanusiaan terbesar. Menurut wakil
World Vision, Amy Parodi, tragedi yang sedang terjadi adalah
generasi muda di Uganda kini hanya mengenal perang. "Pemulihan
kerohanian, konseling, dan bantuan psikologi adalah hal yang sangat
penting, selain untuk membantu warga pengungsi yang tidak mempunyai
pekerjaan ini agar mendapatkan kembali mata pencahariannya sehingga
mereka dapat menopang hidupnya sendiri. Dengan demikian, mereka tak
perlu lagi melakukan kekerasan untuk mendapatkan kebutuhan mereka."
Parodi mengatakan bahwa tim mereka juga sangat sensitif terutama
pada dampak Injil di daerah tersebut. "Kami memiliki kesempatan yang
menakjubkan, terutama lewat pusat pemulihan kami, khususnya untuk
sharing tentang hal mengampuni pada anak-anak yang dirawat di tempat
ini. Jadi ketika mereka datang ke World Vision Center dan mereka
belajar bahwa mereka telah diampuni, karena ada seorang Pribadi yang
telah membayar konsekuensi dari kesalahan yang mereka lakukan.
Mereka dapat memulai segala sesuatunya dengan kesegaran dan dapat
merasakan pengampunan itu melalui cara yang bahkan kebanyakan orang
di Amerika Serikat tak dapat merasakannya.
Sumber: Mission Network News, November 25th 2005
Pemerintah dan anak-anak telantar Uganda memberikan sinyal harapan dan kedamaian. Every Child Ministries baru-baru ini mengirim tim misi jangka pendek dan mengadakan kamp dengan anak-anak. Mereka saling berbagi kisah Alkitab, pelukan, dan bersama-sama menyembah Tuhan. Lorella menceritakan kisah seorang gadis yang penyembahannya membuat dia menangis. "Ia mencurahkan hatinya kepada Tuhan dengan cara yang jarang saya lihat, dan ia membawa seluruh beban yang ada di kamp dan peperangan yang ada di bahunya kepada Tuhan. Ia benar-benar mencurahkan hatinya kepada Tuhan." Pemerintah Uganda menarik prajurit dari kamp selama kunjungan tim misi, dan "saya percaya itu adalah suatu tanda besar adanya harapan bagi orang-orang itu," kata Lorella. "Saya rasa ini juga adalah tanda bahwa situasi cukup aman untuk keadaan kembali menjadi normal."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Juli 2007 | Berita selengkapnya | : |
Pokok Doa
Bersyukur kepada Tuhan untuk pelayanan Every Child Ministries yang telah mengadakan retret bagi anak-anak Uganda sehingga mereka bisa belajar Alkitab dan melakukan penyembahan kepada Tuhan.
Berdoa agar Tuhan menghadirkan keamanan di negara Uganda. Doakan juga agar pemerintah bisa mengambil tindakan yang bijaksana dan tegas sehingga keadaan aman yang tercipta bisa mendukung usaha tindak lanjut dari retret ini.
Uganda, yang dikenal sebagai "Mutiara Afrika", memiliki kenangan buruk terhadap kehadiran Lord`s Resistance Army (LRA). Kekerasan yang berlangsung selama beberapa dekade telah memaksa sekelompok pengungsi untuk tinggal di daerah perbatasan dan semak-semak. Bagi anak-anak khususnya, kehadiran LRA sangat berbahaya, karena LRA dikenal suka menculik anak-anak dan memaksa mereka menjadi prajurit dan menciptakan "pasukan anak-anak".
Anak-anak yang tidak lagi polos karena dipaksa menjadi prajurit dan anak-anak yang melarikan diri dari sergapan LRA memiliki masalah yang sama, yaitu terbengkalainya pendidikan mereka. Seiring pertumbuhan mereka menjadi dewasa, masalah yang lebih besar pun muncul, yaitu buta huruf. Lorella Rouster dari Every Child Ministries (ECM) sedang berupaya untuk memerbaiki keadaan yang dialami anak-anak tersebut -- keadaan akibat perang saudara di Uganda selama delapan belas tahun. ECM menawarkan program sponsor yang memungkinkan anak-anak untuk melanjutkan pendidikan.
Hal itu penting karena memberi mereka kesempatan untuk melakukan sesuatu di masa depan. Tanpa pendidikan, tidak akan ada yang dapat mereka lakukan. Kami juga menyematkan aspek kerohanian dalam program tersebut. Kami mengadakan persekutuan di mana mereka dapat benar-benar belajar Alkitab setiap minggu; mereka mendapat banyak nasihat tentang hidup. Banyak anak-anak tinggal di jalanan dan tak memiliki rumah. Banyak dari mereka yang tak pernah tidur di sebuah kasur yang benar-benar kasur. Beberapa dari anak-anak itu mungkin juga adalah budak yang telah bebas, namun tidak diterima keluarganya kembali. Seorang sponsor memungkinkan mereka untuk datang ke Haven of Hope di mana mereka akan aman, dirawat, dikasihi dan dihargai, serta mendapat pelatihan keterampilan sesuai dengan yang diperlukan anak-anak tersebut.
"Dengan dana seharga sebatang permen setiap harinya," kata Rouster, "anak-anak mungkin akan memiliki masa depan." Doakan juga terutama untuk semua guru dan penasihat yang melayani anak-anak tersebut setiap minggu. Menyenangkan melihat anak-anak tersebut mendapatkan sponsor dan bisa bersekolah, walaupun masih ada air mata yang diteteskan oleh anak-anak yang belum mendapatkan sponsor. Tolong doakan bagi penjangkauan yang terus dilakukan, juga bagi gereja-gereja yang secara rutin melayani anak-anak tersebut di daerah penjangkauan. (t/Novita)
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Februari 2008 |
Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10960 |
Pokok doa:
Every Child Ministries (ECM) sedang berupaya untuk memerbaiki keadaan yang dialami anak-anak di Uganda melalui program "sponshorship". Kiranya Tuhan menggerakkan lebih banyak orang untuk ambil bagian membantu dan menopang kehidupan setiap anak yang membutuhkan bantuan.
Doakan juga untuk staf pengajar yang sedang berupaya untuk memberikan pendidikan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Biarlah Tuhan senantiasa memberi kekuatan dan kesabaran sehingga mereka dapat mendidik dengan takut akan Tuhan.
The Tentmakers` Academy merupakan sekolah yang telah berkembang di salah satu lingkungan paling keras di Kampala, Uganda. Emily Klooster dari Worldwide Christian Schools (WCS) berkata bahwa nama sekolah ini sesuai dengan misi mereka. Dengan mengikuti jejak Rasul Paulus yang menopang pelayanannya di Korintus dengan membuat tenda, maka Tentmakers` Academy mendukung pelayanan mereka dengan membuat perhiasan yang dijual ke pasar nasional dan internasional. Jadi anak-anak, orang tua, dan para guru membuat kreasi perhiasan yang unik untuk dijual dan hasilnya dipakai untuk mendukung pembiayaan sekolah ini. "Pertumbuhan sekolah ini sungguh memerlukan adanya gedung yang baru. WCS bekerja sama untuk menolong mereka mengumpulkan dana untuk keperluan tersebut. Ini merupakan investasi yang baik untuk masa depan komunitas ini. "Kami harus menyakinkan mereka bahwa semua sekolah yang kami bantu adalah sekolah yang memberikan pendidikan kepada anak-anak yang paling tidak mungkin mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Selain itu, ada faktor Kristus yang menjadi pusat pada pelayanan kami, sehingga kami dapat memastikan bahwa Tuhan ada di semua mata pelajaran yang diberikan.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Kisah selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10575 |
Pokok Doa
Doakan sekolah Tentmakers` Academy di Kampala, Uganda, supaya dapat menjadi berkat dan mampu memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak yang ditampungnya.
Doakan juga WCS yang menjadi mitra untuk menggalang dana bagi pembangunan gedung baru untuk pertumbuhan sekolah itu di masa depan.
Parlemen Uganda secara resmi mengumumkan status darurat karena di bagian utara negeri itu rusak berat akibat banjir. Pemimpin negara memikirkan serangkaian langkah mengatasi masalah itu, dan itu adalah saat yang tepat untuk mendistribusikan Alkitab. Tom McGregor dari World Bible Translation Center, pada tanggal 8 Oktober 2007, mengatakan bahwa setiap anggota akan menerima Alkitab berbahasa Inggris versi "Easy-to-Read" di "National Prayer Breakfast". "Aku pikir Sabda Allah akan selalu menempati prioritas utama dalam keadaan darurat dan akan memberikan kekuatan dan harapan pada orang-orang yang membutuhkan." Untuk mengawali, proyek itu ditujukan dengan memberikan sebuah Alkitab pada setiap guru yang ada di negara itu. Ini merupakan suatu tanggung jawab yang besar, dan dukungan masih diperlukan. "Doa Anda sangat dibutuhkan agar para guru memahami keseluruhan proyek dan mampu membantu para murid-muridnya, bahkan juga diri mereka sendiri untuk berjalan dalam kebenaran."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Kisah selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10408 |
Pokok Doa
Pemerintah Uganda sedang memikirkan jalan keluar untuk menolong para korban banjir. Kiranya Tuhan memberi hikmat agar dapat diambil keputusan nyata untuk menolong memerbaiki keadaan yang rusak itu.
Bersamaan dengan proyek untuk menolong korban banjir di Uganda, dilakukan juga pendistribusian Alkitab kepada mereka. Mintalah kepada Tuhan agar melalui pendistribusian Alkitab ini, banyak orang akan mengenal kebenaran yang sejati.
Kiranya para guru diberi kemampuan umtuk membantu para murid, juga diri mereka sendiri untuk berjalan dalam kebenaran yang sejati itu.
Parlemen Uganda secara resmi mengumumkan status darurat karena di bagian utara negeri itu rusak berat akibat banjir. Pemimpin negara memikirkan serangkaian langkah mengatasi masalah itu, dan itu adalah saat yang tepat untuk mendistribusikan Alkitab. Tom McGregor dari World Bible Translation Center, pada tanggal 8 Oktober 2007, mengatakan bahwa setiap anggota akan menerima Alkitab berbahasa Inggris versi "Easy-to-Read" di "National Prayer Breakfast". "Aku pikir Sabda Allah akan selalu menempati prioritas utama dalam keadaan darurat dan akan memberikan kekuatan dan harapan pada orang-orang yang membutuhkan." Untuk mengawali, proyek itu ditujukan dengan memberikan sebuah Alkitab pada setiap guru yang ada di negara itu. Ini merupakan suatu tanggung jawab yang besar, dan dukungan masih diperlukan. "Doa Anda sangat dibutuhkan agar para guru memahami keseluruhan proyek dan mampu membantu para murid-muridnya, bahkan juga diri mereka sendiri untuk berjalan dalam kebenaran."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Kisah selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10408 |
Pokok Doa
Pemerintah Uganda sedang memikirkan jalan keluar untuk menolong para korban banjir. Kiranya Tuhan memberi hikmat agar dapat diambil keputusan nyata untuk menolong memerbaiki keadaan yang rusak itu.
Bersamaan dengan proyek untuk menolong korban banjir di Uganda, dilakukan juga pendistribusian Alkitab kepada mereka. Mintalah kepada Tuhan agar melalui pendistribusian Alkitab ini, banyak orang akan mengenal kebenaran yang sejati.
Kiranya para guru diberi kemampuan umtuk membantu para murid, juga diri mereka sendiri untuk berjalan dalam kebenaran yang sejati itu.
Di Uganda, beberapa pendeta perlu dilatih dan dididik dalam hal eksegesis dan bidang biblika lain. Mereka -- baik yang pernah mengikuti pelatihan seminari atau tidak, masih kekurangan bahan-bahan untuk dapat mempelajari Alkitab secara intensif. Banyak dari mereka tidak memiliki konkordasi dalam bahasa mereka sendiri, atau bahkan dalam bahasa Inggris.
AMG International berupaya sekuat tenaga untuk membantu. Reuben Muslime -- yang lahir di Uganda, namun kemudian ke AS untuk mengikuti seminari -- memimpin program AMG di Uganda. Muslime memimpin konferensi pendeta untuk memberikan keterampilan agar para pendeta dapat memimpin jemaat mereka dengan baik.
"Para pendeta di daerah pedesaan ini memiliki latar belakang dan sumber daya yang sangat terbatas," kata Presiden AMG. "Jadi, kami telah membuat program yang tidak hanya menyediakan perpustakaan dasar bagi para pendeta itu, namun juga berisi pelatihan."
"Perpustakaan dasar" meliputi bahan-bahan seperti konkordasi dan buku pegangan Alkitab untuk para pendeta dapat menyelami firman Tuhan lebih dalam lagi. Saat mereka lebih mengerti dan memahami Alkitab, mereka diperlengkapi untuk menyingkapkan lebih banyak kebenaran kepada jemaat mereka dan untuk menginjili. AMG membutuhkan bantuan untuk proyek ini. (t/Dian)
Diterjemahkan dari: Mission News, April 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12568
Pokok doa:
Berdoa bagi AMG International yang membantu penyediaan bahan-bahan kekristenan di Uganda, agar Tuhan memberkati usaha mereka, sehingga kebutuhan akan bahan-bahan kekristenan di Uganda dapat segera tercukupi.
Doakan juga untuk pelatihan yang perlu diadakan bagi para pendeta di Uganda agar mereka dapat memberitakan kebenaran firman Tuhan dengan tepat sehingga jemaat dapat bertumbuh kerohaniannya.
Doa Bagi Negara Zambia
Sepasang misionaris berteman dengan sekelompok pemuda yang pekerjaannya mencarikan penumpang untuk bus-bus umum. Menurut perwakilan dari Christian World Outreach, biasanya sekelompok pemuda itu hidup jauh dari kecukupan, baikan yang dilakukan kepada mereka telah membuka kepada suatu pelayanan yang tak terduga. "Pasangan misionaris itu mengundang para pemuda tersebut untuk makan malam pada suatu hari Jumat, dan berawal dari situlah, pertemuan tersebut mulai berkembang menjadi kelompok pemahaman Alkitab. Mereka juga mulai membentuk satu tim sepakbola. Bahkan mereka juga memulai usaha kecil-kecilan dengan membuat biskuit yang dapat mereka jual sehingga para pria itu bisa mendapat tambahan uang, selain dari mencarikan penumpang untuk bus-bus umum." Perwakilan dari Christian World Outreach mendorong kita untuk mendoakan para pemuda itu agar iman mereka bertambah kuat. Pemuridan terus berlanjut melalui kelompok pemahaman Alkitab, dan mulai menampakkan hasil. "Sangat menyenangkan saat berpikir mengenai kemungkinan-kemungkinan perkembangan pelayanan karena ternyata, pelayanan dari kedua misionaris ini tidak hanya menjangkau dan melayani sekelompok pemuda itu. Beberapa diantara pemuda yang telah menerima Yesus membuat perbedaan-perbedaan yang sangat besar dalam kehidupan mereka sehingga bisa mempengaruhi keluarga mereka."
Sumber: Mission Network News, October 25th, 2004
Diperkirakan 17 juta orang telah meninggal karena AIDS sejak tahun 70-an di Afrika. Kematian tersebut telah meninggalkan sekitar 13 juta anak-anak yatim piatu. Teen Missions International sedang membangun AIDS Rescue Centers sebagai bagian dari pelayanan kepada anak-anak jalanan, anak-anak yatim piatu, dan penderita AIDS. Perwakilan dari Teen Missions International mengatakan bahwa pelayanan tersebut pada dasarnya berusaha mencukupi kebutuhan mereka terutama kebutuhan kesehatan, dan banyak anak yang tergantung pada pelayanan tersebut. "Anak-anak itu sudah tidak memiliki siapa-siapa yang bisa merawat mereka. Pelayanan ini bisa dikatakan menjadi ayah dan ibu bagi anak-anak itu. Pelayanan ini menjadi satu-satunya tempat mereka berharap. Sebagian besar anak-anak yatim piatu korban AIDS ini akan ditolong juga untuk mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka secara pribadi." Teen Missions International membutuhkan banyak sukarelawan untuk membantu dan mengembangkan pelayanan mereka.
Sumber: Mission Network News, March 25th, 2004
Para "Call boys" di Zambia ingin memberitakan Injil dan mendirikan gereja di Zambia. "Call boys" adalah sebutan di Zambia bagi pemuda-pemuda yang berdiri di halte bus untuk mencari dan membantu penumpang naik ke dalam bus. Masyarakat memandang mereka lebih rendah dari wanita penghibur. Namun, Christian World Outreach (CWO) mengatakan bahwa para "Call boys" itu sekarang telah menyerahkan hidup mereka kepada Yesus dan membuat keputusan yang mencengangkan. Wakil CWO, Greg Yoder, mengatakan bahwa peristiwa pertobatan itu berawal sejak dua tahun yang lalu ketika CWO mulai menjalin hubungan dengan para "Call boys". Hubungan itu dilanjutkan dengan mengadakan program pelajaran Alkitab. "Banyak dari mereka yang menjadi Kristen dan membentuk kelompok pemuridan dengan para pemuda setempat. Mereka semua adalah orang Kristen yang benar-benar baru, yang awalnya sama sekali belum pernah mendengar apa yang Kristus telah lakukan bagi mereka." Menurut Yoder, pertumbuhan rohani mereka adalah bukti dari keputusan yang mereka ambil. "Mereka sekarang berkata, `Kami ingin melayani`. Dan mereka benar-benar memulainya dengan menginjili para anak jalanan. Mereka ingin mensharingkan kehidupannya bersama Kristus bagi orang lain. Ini adalah hal yang terlalu bagus untuk dinikmati sendiri. Mereka ingin juga memberitahukannya kepada yang lain."
Sumber:Mission Network News, October 21st 2005
Pokok Doa :
Para misionaris Southern Baptist melaporkan, "Presiden Zambia baru-baru ini telah di baptis di depan umum sebagai simbol keyakinannya di dalam Yesus Kristus." Ratusan tamu, termasuk pegawai pemerintah dan pemimpin nasional dan pendeta-pendeta dari luar negeri, bertepuk tangan dan bersorak sorai begitu melihat Presiden Levy Mwanawasa keluar dari kolam baptis yang berada di luar kapel gereja Baptist di Lusaka, ibukota negara. Dalam acara ibadah, Mwanawasa menceritakan tentang perjalanan rohaninya. Ia menceritakan tentang pengalaman Damaskus yang dialaminya karena mirip dengan pengalaman yang dialami Rasul Paulus dalam perjalanan menuju Damaskus. Mwanawasa adalah seorang pengacara yang sukses dan sebelumnya ia adalah seorang wakil presiden. Dia terpilih sebagai presiden pada tahun 2002. Reputasinya sebagai pribadi yang sangat jujur membuat ia mendapat nama panggilan "Mr. Integrity". Sewaktu remaja, Mwanawasa belajar di sekolah Baptis, namun hubungannya dengan Yesus mulai diubahkan secara keseluruhan ketika ia mengikuti ibadah di Twin Palm Baptist Church di Lusaka pada tahun 2003. Banyak misionaris percaya bahwa pembaptisan Presiden Mwanawasa merupakan suatu tanda tentang apa yang akan Allah kerjakan bagi negara ini. Gereja-gereja Baptis sedang bertumbuh dengan cepat. Berdasarkan laporan, tahun yang lalu ada 116 gereja-gereja Baptis dan 124 pos misi yang baru didirikan.
Sumber:F R I D A Y F A X: April 15, 2005
Pokok Doa :
Di Zambia terdapat lebih dari 700.000 anak-anak yatim korban HIV. Joanne dari World Hope mengatakan mereka sudah mengidentifikasi dua ratus komunitas di Zambia yang berpeluang terkena HIV. Tujuan World Hope adalah untuk membantu anak-anak yatim ini agar memberi pengaruh budaya yang baik di komunitas mereka. Namun, mereka tidak bisa melakukannya sendiri. "Kami sudah meminta gereja-gereja dan masyarakat untuk bekerja sama dengan desa-desa dan membantu desa-desa itu supaya berkembang dalam hal ekonomi dan rohani, yang nantinya mampu membawa anak-anak yatim korban HIV ini untuk tinggal dalam komunitas itu, melatih perawat anak-anak yatim korban AIDS, termasuk yang sekarat, dan juga mengusahakan pencegahan HIV/AIDS." Joanne mengatakan bahwa gereja-gereja telah melaksanakan usaha-usaha tersebut. "Dengan senang hati saya melaporkan bahwa kami memiliki kesempatan di dua ratus desa dan sekarang kami sudah menggerjakan 53 di antaranya." Membantu proyek penjangkauan seperti ini ternyata memiliki dampak yang menyatukan," lanjut Joanne. "Para pendeta mengatakan kepada saya bahwa gereja mereka menjadi tiga kali lebih besar dari yang dulu dan salah satu pendeta itu mengatakan bahwa kuasa Tuhan sangat kuat dalam masyarakat mereka, dan saat ini mereka sudah menyuruh para dukun supaya menghentikan praktik perdukunan mereka."
Sumber | : | Mission News, Mei 2007 | Berita selengkapnya | : |
Pokok Doa
Negara Zambia saat ini menjadi salah satu negara Afrika dengan populasi penderita HIV/AIDS terbesar. Doakan agar melalui usaha-usaha pertolongan yang dilakukan, budaya dan persepsi yang salah tentang penyakit HIV/AIDS dapat diubah.
Doakan ke-200 desa yang ingin dilayani. Biarlah kesatuan antar gereja di Zambia ini dapat menjadi kekuatan untuk menjangkau dan menolong para korban.
Pada 2008, Every Orphan`s Hope akan menjangkau seratus ribu anak-anak dengan Injil. Sejak Januari sampai September, setiap gereja dari total lima ratus gereja yang bekerja sama dengan EOH akan mengidentifikasi dua ratus anak yatim piatu yang terkena AIDS untuk menjalin hubungan dengan mereka. Gary Schneider menjelaskan alasannya. "Gereja-gereja tahu di mana anak-anak itu tinggal, mereka tahu riwayat hidup mereka, mereka telah bertemu mereka, dan menjalin hubungan dengan mereka. Tetapi saat Orphan Sunday, hari Minggu pertama bulan Oktober 2008, anak-anak akan di undang ke gereja di mana mereka akan diinjili secara pribadi dengan menggunakan gelang `Good News`." Kampanye ini telah memasuki tahun kelima, Schneider mengatakan bahwa tujuan dari hal ini adalah "untuk meneguhkan iman mereka". Lebih dari itu, hal ini akan benar-benar menghubungkan gereja dengan anak-anak sehingga tercipta kemungkinan akan adanya pertumbuhan hubungan dan pemuridan dalam Yesus Kristus Tuhan. Mereka memerlukan pertolongan Anda. Untuk setiap gelang yang dibeli secara online, Every Orphan`s Hope akan menyumbangkan sebuah gelang untuk sebuah gereja di Zambia.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Desember 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10656 |
Pokok doa
Doakan Every Orphan`s Hope yang akan menjangkau seratus ribu anak-anak dengan Injil. Mintalah agar Tuhan memberkati dan menumbuhkan pelayanan mereka sehingga semakin banyak anak-anak yang akan dimenangkan bagi Kerajaan Allah.
Doakan juga gereja-gereja di Zambia yang terlibat dalam penjangkauan anak-anak yatim piatu yang terkena AIDS, supaya setiap gereja dapat melayani dan memuridkan mereka untuk semakin mengenal Kristus. Doakan agar jumlah mereka semakin bertambah dan setiap anak dapat menjadi teladan dan berkat bagi teman-teman mereka yang belum terjangkau oleh Injil.
Berdoalah agar semakin banyak pengunjung situs yang ikut ambil bagian berbagi beban menjangkau dan melayani anak-anak yang belum percaya di Zambia.
Untuk menjaring lebih banyak pekerja lagi, Every Orphan's Hope memulai suatu program yang dinamakan "AfricaTrek Missions Outfitters" (Persiapan Misi AfricaTrek). Tujuan mereka adalah untuk "memobilisasi, memperlengkapi, dan membantu gereja lokal dalam panggilan mereka untuk mengutus keluarga, kelompok pemuda, atau kelompok persekutuan ke garis depan misi penyelamatan anak yatim piatu Allah di Afrika".
Mereka memberikan jawaban untuk tiga pertanyaan bagi orang-orang yang tertarik untuk membantu di Afrika. Yang pertama, "Mengapa?" Mereka menjawabnya dengan Matius 9:37 dan menantang orang sebanyak mungkin untuk membantu jutaan anak yatim piatu yang memerlukan kasih Yesus.
Pertanyaan selanjutnya adalah "Siapa?" Mereka berkata bahwa jika seseorang setuju dengan pernyataan iman mereka dan "dapat memberikan segelas air kepada anak yang haus", maka ia dapat pergi.
Pertanyaan yang terakhir adalah "Bagaimana?" Untuk pertanyaan ini, mereka memberikan sebuah daftar berisi lima langkah praktis: berdoa untuk meminta petunjuk Tuhan, memilih sebuah perjalanan AfricaTrek, mendaftar dengan mengirimkan aplikasi, menjawab panggilan pemimpin AfricaTrek yang menghubungi untuk mendapatkan informasi lebih jauh, dan bersiap-siaplah dengan latihan dan membaca petunjuk perjalanan.
Jika Anda ingin terlibat di dalam AfricaTrek EOH, pertengahan tahun ini mereka akan mengadakan dua perjalanan Camp Hope ke Zambia. Perjalanan pertama mulai tanggal 9 Juli hingga 21 Juli, dan yang kedua mulai tanggal 30 Juli hingga 11 Agustus.
Camp Hope, menurut EOH, adalah "pelayanan penjangkauan perkemahan Alkitab yang dirancang untuk membagikan Injil Yesus Kristus yang mengubahkan hidup kepada anak-anak yatim piatu di komunitas yang terjangkit HIV/AIDS".
Anak-anak akan berada di perkemahan selama empat hari empat malam. Di sana, anak-anak akan belajar tentang kebenaran firman Tuhan, iman di dalam Yesus Kristus, pengharapan di dalam janji Allah, dan kasih kepada Allah dan sesama. (t\Benny)
Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12772
Pokok doa:
Doakan untuk persiapan Camp Hope, agar Tuhan memampukan setiap orang yang mempersiapkan dan terlibat di dalamnya dalam menyelesaikan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan. Doakan juga untuk keamanan selama pelaksanaan Camp, agar Tuhan melindungi peserta selama acara berlangsung.
Berdoa untuk para peserta yang akan mengikuti, agar Tuhan memberi hikmat dan kesehatan yang baik selama mengikuti setiap pelajaran yang disampaikan. Biarlah Tuhan mendatangkan perubahan atas diri mereka.
Peralatan sekolah dan medis membantu warga Kristen dan non-Kristen baik secara jasmani maupun rohani. Organisasi Kids Alive memunyai empat panti asuhan dan dua sekolah dasar (SD) di Mongu. Sekarang, sekolah-sekolah itu sudah dilengkapi dengan meja dan peralatan lain. JC dari Kids Alive mengatakan bahwa rumah sakit di daerah itu sudah lebih baik. "Rumah sakit (RS) itu tidak lengkap karena kendala biaya. RS itu sudah jauh lebih baik karena perlengkapan medis yang dikirimkan ke Mongu." Perlengkapan ini merupakan jawaban bagi warga Kristen. JC mengatakan bahwa ketika panti-panti asuhan Kids Alive dibantu, hal itu menjadi kesaksian bagi orang-orang non-Kristen. "Ketika mereka mengunjungi anak-anak di panti asuhan mereka dan melihat SD yang kami jalankan, dan melihat bagaimana kami mengasihi anak-anak ini dan hadiah-hadiah yang mereka terima, ini merupakan kesaksian yang luar biasa bagi orang-orang yang tidak percaya." Anak-anak ini membutuhkan sponsor. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Maret 2010
Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/13962
Pokok doa:
Bersyukurlah atas bantuan peralatan sekolah dan perlengkapan medis untuk warga Kristen dan non-Kristen. Doakan agar melalui Kids Alive banyak orang Zambia diberkati dan diselamatkan.
Doakan agar Tuhan menjaga, melindungi, dan memberikan para pekerja Kids Alive kesehatan selama melayani di Zambia.
Doa Bagi Negara Zimbabwe
Satu tim sukarelawan dari Amerika Serikat melakukan penginjilan dari rumah ke rumah di daerah pinggiran Harare, Zimbabwe, dan enam hari kemudian lebih dari 250 orang penduduknya berdoa untuk menerima Kristus. Kelompok pemahaman Alkitab yang baru dibentuk telah dimulai di sebuah rumah dimana semua anggota keluarganya telah menerima Kristus. Gereja yang ada di wilayah tetangga pun sudah terlalu penuh
sehingga jemaat yang datang beribadah terpaksa duduk di luar.
Sumber: Advance: Feb. 5, 2003
Sementara negara Zimbabwe sedang berjuang melalui periode yang
penuh dengan bencana kekeringan dan ketidakadilan, Gereja terpecah
dan tidak dapat menjadi suara profetik bagi pemerintah. Akar
permasalahannya adalah beberapa waktu yang lalu setiap jengkal tanah
di Zimbabwe dipersembahkan kepada beragam kekuatan roh. Negara itu
dan partai politik yang memegang pemerintahan juga menyembah Mbuya
Nehanda -- roh perang dan pawang hujan. Kekeringan yang terus-menerus menjadi penyebab menjangkitnya banyak penyakit. Perjanjian-perjanjian dengan para dewa, pemujaan untuk mencari kehendak dewa,
dan praktek sihir yang masih mengikat mereka harus dipatahkan
sehingga pemulihan dan restorasi dapat segera dilakukan. Karena
pertobatan yang sungguh-sungguh dan kesatuan hati dari para pemimpin
gereja (
bagi Zimbabwe mengadakan gerakan doa-puasa nasional selama seminggu
(16 - 23 Desember 2002).
Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-424, JANUARY 6, 2003.
Pelayanan kemanusiaan di Zimbabwe menerima ancaman dari pihak pemerintah. Ada pajak untuk organisasi nonpemerintah dan pajak Pekerja Religius yang mulai diterapkan dalam parlemen. Pajak ini akan memberikan kuasa kepada pemerintah untuk mengatur semua bantuan dari luar negeri dan juga pelayanan kemanusiaan. Jika pajak baru diberlakukan, maka hal ini akan mempengaruhi pelayanan Operation Mobilization di Zimbabwe. OM telah merintis berdirinya gereja-gereja dan memberikan pelayanan di tengah-tengah suku terabaikan. Kepastian dari pajak baru tersebut belum jelas.
Sumber: Mission Network News, November 4th, 2004
Kampanye pembersihan "Operation Drive Out the Rubbish" yang dilakukan oleh polisi Mugabe telah mempengaruhi secara serius pelayanan Bible League di Zimbabwe. CNN melaporkan bahwa 42.000 orang telah ditangkap, didenda, atau harta milik mereka disita.
Surat Kabar Sunday Standard melaporkan bahwa ada 6 orang yang
meninggal termasuk 2 anak karena tertimbun tembok yang runtuh.
Kampanye yang diberlakukan sejak 19 Mei 2005 bertujuan untuk
menghancurkan tempat tinggal liar sebagai usaha untuk menjaga
standar kesehatan di Zimbabwe. Selama kampanye pembersihan ini Bible League sangat sulit mencari tempat untuk ruangan kantor. Langkanya bahan bakar telah melumpuhkan kendaraan-kendaraan umum dan menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendistribusikan Alkitab dan materi-materi pendalaman Alkitab.
Sumber: Bible League Australia, Tuesday, 12 July 2005
Sekitar 83% populasi Zimbabwe berada dalam kemiskinan dengan tingkat pertumbuhan inflasi sedikit di bawah 5.000%. Jaye dari Global Aid Network mengatakan bahwa mereka baru saja bergabung dengan kelompok misi untuk membantu masyarakat itu. "Saat ini pelayanan medis merupakan salah satu kebutuhan mereka yang sulit terpenuhi sehingga kebutuhan ini menjadi sangat diperlukan. Kami pergi ke daerah timur laut, tepatnya di daerah Mudzi, Kotwa. Ada sekolah dasar di daerah tersebut dan kami membantu membangun beberapa ruang kelas untuk mereka. Kami juga mengadakan Vacation Bible School (sekolah Alkitab untuk mengisi liburan)." Ketika Anda menjangkau anak-anak, Anda menjangkau orang tuanya pula. Jaye mengatakan bahwa gereja lokal sedang menindaklanjuti kegiatan tersebut. "Daerah tersebut memiliki 22 gereja dan ada beberapa pendeta yang bersedia menjadi penerjemah saat kami melayani anak-anak. Pada petang hari, kami memutar film Yesus dan banyak orang yang meresponsnya, tak terkecuali para pendeta yang juga berada di sana saat semua ini berlangsung. Kami juga terus mendorong orang-orang untuk memiliki hubungan dengan gereja setempat."
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Mei 2007 | Berita selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/9904 |
Pokok Doa
Berdoa untuk pemerintah negara Zimbabwe yang harus memikirkan cara untuk mengentaskan kemiskinan rakyatnya. Kiranya hikmat Tuhan boleh datang melalui anak-anak Tuhan yang saat ini hidup dan melayani di sana.
Berdoalah juga untuk organisasi Global Aid Network yang bekerja sama dengan organisasi misi setempat untuk ikut berbagian meringankan penderitaan rakyat Zimbabwe. Doakan mereka yang tidak hanya ingin memberikan bantuan sandang dan pangan, tetapi juga menyalurkan bantuan yang paling penting, yaitu kebutuhan rohani masyarakat di sana.
Komisi pemilu Zimbabwe mengatakan bahwa Mugabe kehilangan kekuasaan dalam parlemen untuk pertama kalinya sejak negara ini merdeka pada tahun 1980. Di majelis rendah parlemen, Movement for Democratic Change (MDC) memenangkan 90 kursi, sementara Zanu-PF memenangkan 97 kursi, dan pecahan partai politik MDC, memenangkan 10 kursi. Satu kandidat independen memenangkan satu kursi.
Desakan agar Presiden Mugabe lengser pun semakin memuncak. Di bawah pemerintahannya, bangsa yang dulunya makmur itu kini terjerembab dalam tingkat pengangguran yang semakin meningkat, tingkat inflasi 100% yang tidak dipublikasikan, serta kelangkaan bahan bakar dan bahan makanan.
Meskipun banyak pemberitaan-pemberitaan miring, aksi diam presiden memekakkan telinga. Ada usulan diadakannya pemilu ulang karena si penantang, Morgan Tsvangirai, gagal memenangkan suara mayoritas. Kecemasan menyelimuti negeri seiring dengan banyaknya pertanyaan yang muncul, namun beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul itu telah diberikan untuk mengatasi kecemasan. Adanya potensi kericuhan membuat petugas polisi dengan senjata lengkap berjaga-jaga di jalan-jalan. Kegiatan bisnis pun ikut lumpuh dan jam malam membuat kota menjadi sunyi.
DS dari Global Advance yakin bahwa pelajaran dari Frontline Shepherd`s Conference terdahulu telah mempersiapkan gereja untuk menghadapi situasi seperti ini. "Dalam keadaan yang labil ini, di mana ada perpaduan antara ketidakpastian yang luar biasa besar dan harapan yang besar, saya percaya bahwa gereja akan bangkit. Karakter gereja di Zimbabwe telah terbentuk. Saya yakin inilah waktunya Tuhan, melalui Roh Kudus-Nya mengerjakan sesuatu yang dramatis dan mengagumkan."
S mendorong kita untuk berdoa bagi gereja sementara para pemimpinnya berupaya menjadi pendamai. "Melalui kesempatan ini, gereja di Zimbabwe akan bangkit sehingga mencegah terjadinya kekacauan. Kami percaya pada Allah dan yakin bahwa tak akan ada pertumpahan darah; yang ada hanyalah masa transisi yang penuh damai menuju pemerintahan Zimbabwe yang baru." (t/Setyo)
Diterjemahkan dari: Mission News Network, April 2008
Alamat URL: http://www.MNNonline.org/article/11080
Pokok Doa:
Tingkat pengangguran di Zimbabwe diperkirakan mencapai 95 persen pada tahun 2009. Jumlah ini menempatkan Zimbabwe sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia.
Tempat yang memiliki tingkat pengangguran yang sangat tinggi juga otomatis memiliki pilihan kerja yang sempit. Satu-satunya cara bertahan hidup adalah dengan melanggar hukum seperti melakukan tindakan kejahatan dan prostitusi. Itulah sebabnya mengapa kota Harare Epworth di Zimbabwe terkenal dengan tingkat kejahatannya yang tinggi.
Pandangan negatif yang melekat pada wilayah itu menyebabkan kota tersebut dihindari oleh banyak orang. Namun keputusasaan yang merajalela di kota itu justru membuatnya tempat yang sempurna untuk pelayanan.
"Jesus Film Project" melihat kesempatan ini dan telah memberikan respons. Selama dua malam, tim pemutar Film Yesus ini dapat menyebarkan Injil kepada orang-orang yang tengah menderita di Epworth. Lebih dari 500 orang berkumpul untuk menyaksikan film tersebut, yang menayangkan kehidupan dan kematian Yesus Kristus serta ajakan untuk mengikuti-Nya. Setelah melihat film itu, 106 orang maju ke depan untuk menerima Kristus.
Pada hari minggu setelah film itu ditayangkan, gereja-gereja di sekitar wilayah itu melaporkan kenaikan secara jumlah. Semua tamu gereja yang baru tersebut menyatakan bahwa mereka telah memberikan hidup mereka kepada Kristus setelah menonton Film Yesus.
Puji Tuhan karena banyak orang yang maju ke depan dan menerima kehidupan baru. Akan tetapi, kehidupan tetaplah sulit bagi mereka, terutama bagi mereka yang tidak tahu jalan lain untuk menghasilkan uang selain melacurkan diri, mencuri, atau ikut dalam tindak kejahatan. Doakanlah agar orang-orang percaya baru yang menganggur dapat menemukan pekerjaan yang legal. Doakan agar Tuhan bekerja dalam kehidupan semua orang yang baru percaya ini dan menguatkan iman mereka.
"Jesus Film Project" pergi ke seluruh dunia untuk mengajarkan Injil lewat film. Ribuan orang telah datang untuk mengenal Tuhan untuk pertama kalinya lewat pelayanan mereka. (t/Uly)
Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14791]
Pokok doa:
Doakan masyarakat Zimbabwe yang telah memutuskan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, agar melalui perjumpaan mereka dengan Kristus, hidup mereka dipulihkan dan mereka diberi kesempatan untuk mendapat pekerjaan.
Doakan juga untuk pelayanan tim "Jesus Film Project" selanjutnya, agar Tuhan memberkati pelayanan mereka dan menjangkau lebih banyak orang untuk mengenal Kristus.